pentingnya menghindari sifat kekakuan yang sama sekali tidak disenangi para bawahan. Menurut beliau, pemimpin harus memiliki sifat yang lentuk dan mudah
untuk didekati. Alex merasa bahwa sifat ini telah membuat para bawahannya betah untuk bekerja bersamanya selama bertahun-tahun. Meskipun beliau sering kali
harus mengorbankan perasaan pribadinya, Alex yakin bahwa sifatnya yang tidak kaku telah membuahkan hasil yang sangat menguntungkan bagi kemajuan
usahanya. Beliau yakin bahwa para pekerja adalah aset berharga yang membuat Alex mendapatkan keuntungan besar secara finansial.
5.1.5 Keseimbangan terhadap Kebenaran dan Kesalahan
“Mengenal pria, Memegang wanita;
Menjadi aliran dunia. Dengan menjadi aliran dunia,
Kekuatan tak akan pernah pergi. Ini kembali ke Masa Kanak-Kanak.
Mengenal yang putih, Memegang yang hitam;
Menjadi pola dunia. Dengan menjadi pola dunia,
Kekuasaan tak akan pernah bimbang. Kembali kepada Yang Tak Terbatas.
Mengenal kemuliaan, Memegang kegelapan;
Menjadi lembah dunia. Dengan menjadi lembah dunia,
Kekuasaan akan cukup. Kembali kepada Kesederhanaan.
Bila kesederhanaan terpisah, Ia dibuat menjadi alat.
Orang Bijak yang menggunakannya, Ditentukan menjadi pemimpin.
Dengan cara ini Sistem Besar disatukan, Wing 1994 : 57.”
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan terbaik yang diberikan kepada pemimpin adalah kesanggupan untuk mengarahkan bakat individu yang berbeda menjadi usaha bersama. Sama
seperti waduk mengumpulkan air, pemimpin menjadi tempat rendah bagi pertukaran kekuatan dan informasi. Bab ini dimulai dengan ungkapan Mengenal
pria, memegang wanita, menjadi aliran dunia. Seorang pemimpin yang baik adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan siapapun.
Pemimpin yang cakap akan mampu untuk mendekatkan diri kepada siapapun dalam organisasi yang dibangunnya tidak soal mereka adalah pria atau wanita.
Pemimpin harus menyadari bahwa setiap orang, baik pria maupun wanita sama- sama berguna bagi kemajuan organisasi. Kemampuan seorang pemimpin dalam
merangkul keduanya akan membuat pemimpin tersebut menjadi Aliran dunia. Seperti aliran air yang berasal dari pegunungan, orang-orang akan mencarinya
demi memenuhi kebutuhan mereka akan air yang bersih dan sehat. Demikian pula pemimpin yang cakap, mereka juga akan dicari dan dinanti-nantikan
kehadirannya. Kata Ini kembali kepada masa kanak-kanak mengartikan bahwa menjalankan kepemimpinan di atas tidaklah susah dan rumit, namun dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh orang lain, Wing 1994 : 57.
Keselarasan kata yang Lao Tzu sampaikan dalam bab ini, seperti dalam ungkapan Mengenal pria, memegang wanita, Mengenal yang putih, memegang
yang hitam dan mengenal kemuliaan, memegang kegelapan mengartikan perlunya keseimbangan dalam menjalankan kepemimpinan. Pemimpin harus
Universitas Sumatera Utara
mengetahui prinsip yang benar dan yang salah dalam menjalankan kepemimpinan. Pemimpin yang mengetahui perkara-perkara yang benar, tidak akan melakukan
apa yang salah. Kemampuan pemimpin dalam melakukan apa yang benar akan menghasilkan pola yang baik bagi organisasi mereka. Lao Tzu menyebut bahwa
pemimpin demikian akan Menjadi pola dunia. Itu berarti bahwa pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menyelidiki mana yang benar dan salah akan menjadi
contoh atau teladan yang baik bagi orang lain untuk ditiru. Nasihat terakhir dalam bab ini terdapat dalam ungkapan Kembali kepada
kesederhanaan dan dengan cara ini sistem besar disatukan. Lao Tzu tetap menekankan pentingnya kesederhanaan dalam menjalankan kepemimpinan.
Pemimpin yang bijaksana akan memiliki daya pengamatan dalam mencapai tujuannya atau melaksanakan tujuannya. Pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk mengenali apa yang benar dan salah akan mampu untuk menyatukan Sistem besar seperti air yang menyelimuti dunia, tidak akan pernah tumpah.
Masyarakat Tionghoa di Jalan S.Parman memahami bahwa bersosialisasi dengan para pekerja bukanlah hal yang mudah. Namun, beberapa dari antara
mereka setuju bahwa bila hal itu dilakukan dengan sepenuh hati, tidak akan terlalu sulit. Markus berpendapat bahwa bersosialisasi adalah kebutuhan dasar manusia.
Beliau juga berkata bahwa bersosialisasi adalah kemampuan dasar manusia, yang sebenarnya sudah ada dalam diri bahkan sejak masih kanak-kanak. Namun,
kemampuan dari setiap orang dalam bersosialisasi berbeda-beda. Itulah sebabnya, setiap orang harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
mereka.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6 Keikhlasan dalam Menjalankan Tugas