Keterbukaan Diri dan Fokus pada Tujuan Bersama

dunia yang menuntut kesempurnaan khususnya dalam penampilan, para pemimpin dituntut untuk dapat berdandan dengan lebih rapi dan gagah. Jika seorang pemimpin mengabaikan kebijaksanaan umum untuk tampil rapi dan gagah, maka pemimpin tersebut akan tampak tidak penting dan kurang berkarisma. Sedangkan, karisma adalah salah satu kualitas utama dari kepemimpinan. Itulah sebabnya, pemimpin harus berpakaian dengan rapi dan bersih serta gagah yang akan membantu mereka untuk tampil lebih percaya diri, DuBrin 2009 : 53.

5.1.4 Keterbukaan Diri dan Fokus pada Tujuan Bersama

“Gravitasi adalah dasar kecerobohan. Diam adalah induk hasutan Maka Orang Bijak dapat berjalan sepanjang hari Tanpa meninggalkan muatan mereka dibelakang Betapapun menawannya pemandangan, Mereka tetap tenang dan tidak tertarik Bagaimana pemimpin dengan sepuluh ribu kereta perang Memiliki kedudukan yang lemah di dunia? Jika mereka lemah, mereka akan kehilangan dasar. Jika mereka terhasut, mereka kehilangan kekuasaan, Wing 1994 : 54.” Gravitasi pada dasarnya diartikan sebagai gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Kata gravitasi dalam bab ini dikaitkan dengan kekakuan. Dalam penerapannya, Lao Tzu menganggap bahwa keseriusan atau kekakuan dari seorang pemimpin dapat menghancurkan hubungan baik dengan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Pemimpin yang bijaksana bertanggung jawab untuk Universitas Sumatera Utara menciptakan suasana yang tenang yang akan menjadi fondasi yang baik untuk organisasinya. Selanjutnya, terdapat ungkapan Orang bijak dapat berjalan sepanjang hari tanpa meninggalkan muatan mereka di belakang. Seperti seorang ibu yang selalu memastikan bahwa bayi yang digendonggnya masih tetap bersandar dipunggungnya, para pemimpin yang bijaksana juga akan memastikan kesejahteraan para bawahan mereka. Pemimpin yang bijaksana akan melakukan tugas mereka, namun tidak akan melupakan bahwa memenuhi kesejahteraan para bawahan adalah hal yang terpenting. Ungkapan di atas dilanjutkan dengan kata-kata Betapapun menawannya pemandangan, mereka akan tetap tenang dan tidak tertarik. Pemimpin yang bijaksana adalah pribadi-pribadi yang memiliki fokus yang tinggi terhadap setiap apa yang dilakukannya. Pemimpin yang bijaksana tidak akan menyimpang ke kiri atau ke kanan. Meskipun ada berbagai kesempatan yang dimiliki untuk memperkaya diri sendiri, pemimpin yang bijaksana akan lebih memilih untuk mengutamakan kepentingan bersama. Mereka tidak akan membiarkan penyimpang perhatian memalingkan mata mereka terhadap satu tujuan penting yang harus diraih, sekalipun hal-hal yang menyimpangkan perhatian mereka adalah hal-hal yang menggiurkan layaknya pemandangan yang menawan. Seorang pemimpin yang bijaksana akan menjalankan kepemimpinannya tanpa melupakan segala aturan dan prinsip yang berlaku. Hal itu juga berarti bahwa dalam setiap hal yang mereka lakukan, para pemimpin hendaknya Universitas Sumatera Utara mengingat bahwa baik buruknya segala tugas yang mereka jalankan sangat berpengaruh terhadap para bawahan. Dalam sebuah studi kepemimpinan diketahui bahwa pemimpin yang memiliki fokus kepada tugas serta kebutuhan para bawahan adalah pemimpin yang memiliki integritas. Sebaliknya, pemimpin yang tidak memiliki fokus akan lebih berpusat pada dirinya sendiri dan memiliki ambisi pribadi dan mengorbankan kenyamanan para bawahan, Yukl 1994 : 222. Di pihak lain, meskipun seorang pemimpin tidak boleh kaku dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin yang bijaksana juga harus memiliki keseriusan terhadap apa yang mereka lakukan. Konsep Sepuluh ribu kereta perang merupakan kekuatan yang mengerikan bagi orang Cina kuno, kemungkinan besar sama dengan kekuatan nuklir sekarang. Lao Tzu percaya bahwa pemimpin yang menjalankan kekuasannya dengan kekuatan demikian, memiliki tanggung jawab yang menakjubkan dan tidak berhati lemah dan mudah dihasut, Wing 1994 : 54. Ketika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan yang besar, maka akan muncul berbagai kelemahan. Selanjutnya, kelemahan akan menghasilkan hasutan dari berbagai pihak yang berujung kepada Kehilangan kekuasaan. Itulah sebabnya, pemimpin yang bijaksana akan mengerahkan segala upaya untuk memastikan kekuatan organisasinya, sehingga ketika berbagai tentangan datang menghampiri, mereka dapat berdiri melawan tanpa harus takut bahwa mereka akan kehilangan kekuasaan. Alex menyetujui nasihat dari Lao Tzu di atas. Beliau mengalami benarnya kata-kata tersebut. Sebagai pemilik usaha dan seorang manager, Alex merasakan Universitas Sumatera Utara pentingnya menghindari sifat kekakuan yang sama sekali tidak disenangi para bawahan. Menurut beliau, pemimpin harus memiliki sifat yang lentuk dan mudah untuk didekati. Alex merasa bahwa sifat ini telah membuat para bawahannya betah untuk bekerja bersamanya selama bertahun-tahun. Meskipun beliau sering kali harus mengorbankan perasaan pribadinya, Alex yakin bahwa sifatnya yang tidak kaku telah membuahkan hasil yang sangat menguntungkan bagi kemajuan usahanya. Beliau yakin bahwa para pekerja adalah aset berharga yang membuat Alex mendapatkan keuntungan besar secara finansial.

5.1.5 Keseimbangan terhadap Kebenaran dan Kesalahan