5.1.1 Mempertahankan Kekuatan dengan Kewaspadaan
“Jangan mengagungkan yang sangat pandai, Dan rakyat tak akan menentang.
Jangan menyimpan benda yang sulit didapat Dan rakyat tak akan menjadi pencuri.
Jangan mementingkan nafsu, Dan pikiran rakyat tak akan bingung.
Karena itu, Orang Bijaksana memimpin yang lain dengan Membuka pikirannya,
Memperkuat pusatnya, Mengurangi nafsunya,
Memperkuat sifatnya, Biarkan orang selalu bertindak tanpa strategi atau nafsu;
Biarkan orang pintar tidak berusaha bertindak. Bertindak tanpa tindakan,
Dan tak ada yang teratur, Wing1994 : 7.”
Bab ini dimulai dengan ungkapan Jangan mengagungkan yang sangat pandai, dan rakyat tak akan menentang. Ungkapan ini menyiratkan sebuah
peringatan agar para pemimpin tidak menganggap bahwa kepandaian merupakan satu-satunya hal yang paling mutlak untuk dimiliki sebagai seorang pemimpin.
Ketika kepandaian tidak seimbang dengan sifat-sifat yang luhur, maka respon orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan mereka akan melakukan
pertentangan. Sebaliknya, jika seorang pemimpin lebih menonjolkan sifat-sifat yang luhur, orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya akan selalu
tunduk dan loyal. Kemudian, dilanjutkan dengan ungkapan Jangan menyimpan benda yang
sulit didapat, dan rakyat tak akan menjadi pencuri. Sebuah benda berharga memang layak untuk disimpan atau disembunyikan. Namun, bila benda tersebut
ternyata sangat dibutuhkan dan dapat menyelamatkan orang lain, maka benda
Universitas Sumatera Utara
tersebut seharusnya diambil dari tempat penyimpanan dan diberikan kepada orang yang sedang membutuhkan. Dalam ungkapan ini, Lao Tzu sedang menekankan
pentingnya bagi pemimpin untuk memberikan segala sesuatu yang layak diperoleh orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan mereka. Segala sesuatu yang
menjadi hak dari para pekerja hendaknya tidak disimpan atau disembunyikan oleh para pemimpin. Bila hak-hak dari para pekerja terpenuhi, maka mereka tidak
akan menjadi pencuri. Pencuri adalah seseorang yang mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Jadi, dengan memenuhi segala hak mereka, para pekerja tidak
akan berhasrat untuk mengambil yang bukan hak mereka. Sebaliknya, mereka akan bekerja dengan giat, menjalankan kewajiban mereka dan menyenangkan hati
pemimpin mereka. Ungkapan selanjutnya adalah Jangan mementingkan nafsu, dan pikiran
rakyat tak akan bingung. Nafsu merupakan keinginan hati atau keinginan daging yang dimiliki setiap orang. Namun, keinginan ini begitu identik dengan kepuasan
pribadi semata. Seorang pemimpin yang mementingkan nafsu hanya berfokus pada keinginan hati dan kebutuhan pribadinya saja, tanpa mementingkan perasaan orang
lain. Sehingga, hal itu akan menimbulkan kebingungan dalam pikiran orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan mereka. Selanjutnya, kebingungan akan
melahirkan ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan dapat membuat organisasi yang dibangun menjadi runtuh atau hancur seketika. Itulah sebabnya, pemimpin yang
bijaksana tidak akan berfokus pada keinginannya saja, namun akan memikirkan segala hal yang dapat mendatangkan faedah bagi orang-orang yang berada di
bawah kepemimpinannya.
Universitas Sumatera Utara
Nilai selanjutnya terdapat dalam ungkapan Orang bijaksana memimpin yang lain dengan membuka pikirannya, memperkuat pusatnya, mengurangi
nafsunya, memperkuat sifatnya. Dalam penerapannya, kata membuka pikiran dapat memaksudkan bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
menerapkan segala potensi yang ada dalam pikirannya, kemudian mencocokkannya dengan situasi atau masalah yang sedang terjadi. Setelah itu,
pemimpin tersebut akan mencari jalan keluar berdasarkan pengamatan yang jeli sampai membuahkan sebuah hasil yang optimal dan bermanfaat bagi orang lain.
Berpikir merupakan potensi psikis yang sangat istimewa, yang kualitasnya pada manusia jauh melampaui makhluk hidup lainnya. Hasil berpikir tidak sekedar
menggambarkan apa yang dipikirkan, tetapi juga menunjukkan kualitas prosesnya. Seorang pemimpin harus mampu menampilkan kualitas berpikir yang tinggi,
sebagai gambaran bahwa prosesnya berlangsung kritis, logis, rasional, kreatif dan produktif, Nawani dan Hadari 2004 : 160. Dalam penerapannya, setiap
pemimpin adalah orang-orang yang merumuskan strategi dan mengetahui kapan strategi itu dapat digunakan dalam menangani masalah yang mereka hadapi,
Welter dan Egmon 2009 : 2. Pemimpin harus mampu untuk Membuka pikirannya yang berarti bahwa
pemimpin akan bertindak dengan cara yang bijaksana pada waktu yang dibutuhkan. Sehingga, segala masalah dapat terselesaikan dengan tuntas. Dewasa
ini, organisasi maupun perusahaan-perusahaan masih membutuhkan pemimpin
Universitas Sumatera Utara
yang mampu “Membuka pikirannya”. Dalam sebuah studi kepemimpinan, ditemukan bahwa ada 3 jenis pemikiran yang harus dimiliki oleh para pemimpin.
Pertama adalah pemikiran strategis. Pemikiran strategis adalah kemampuan untuk berpikir dari segi bagaimana tindakan pemimpin bisa membantu organisasi
untuk beradaptasi dengan dunia luar. Pemikiran ini menyangkut pemahaman dampak jangka panjang dari pemikiran pemimpin tersebut.
Kedua adalah pemikiran sistem. Seorang pemikir sistem berusaha memahami bagaimana perubahan pada satu bagian sistem atau organisasi akan
menimbulkan perubahan di bagian lain dari sistem atau organisasi tersebut. Seorang pemikir sistem memiliki kemampuan untuk meramalkan bagaimana
perubahan hari ini akan memengaruhi perusahaan di masa depan. Ketiga adalah pemikiran besar. Orang yang berpikiran kerdil harus
berusaha keras untuk menjadi seorang pemikir besar. Dalam rangka menjadi pemikir besar, pemimpin hendaknya tidak mengabaikan setiap hal kecil yang
membantu organisasi semakin maju. Pemikir besar yang efektif mengkombinasikan pemikiran sistem yang berhubungan dengan menjalankan
organisasi yang dibangun, DuBrin 2009 : 32,33. Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu
organisasi dan usaha. Baik di dunia bisnis maupun dunia pendidikan, kesehatan, perusahaan, religi, sosial, politik dan pemerintahan negara, kualitas pemimpin
menentukan keberhasilan lembaga dan organisasi yang dipimpin. Sebab pemimpin yang sukses mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi orang lain secara
Universitas Sumatera Utara
konstruktif dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus dikerjakan bersama-sama, Kartono 1998 : v.
Pemimpin yang bijaksana dari berbagai organisasi maupun perusahaan mengetahui bahwa sikap mereka memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
tindakan mereka. Pemimpin yang bijaksana mengetahui bahwa hal-hal yang mereka hormati dan hargai segera menjadi kekuatan yang mendorong dibelakang
orang-orang yang dipimpin. Karena itu, para pemimpin dengan terbuka menghargai kualitas berharga yang bisa dicapai setiap orang yaitu berupa
integritas, fleksibilitas dan spontanitas, Wing 1994 : 7. Setelah membuka pikiran, pemimpin juga harus Memperkuat pusatnya. Arti harfiah dari pusat adalah bekas
pangkal tali pusar pada perut, tempat yang berada di tengah-tengah. Kata ini kemudian mengalami perluasan makna menjadi titik tengah dari lingkaran. Pusat
merupakan pertahanan utama yang dimiliki para prajurit dalam peperangan, harus dijaga agar tidak diserang oleh musuh mereka. Panglima perang akan
mengerahkan sebagian besar prajurit untuk berjaga-jaga di lokasi pusat atau pertahanan utama. Ketika pertahanan utama atau pusat telah diserang musuh, maka
seluruh kekuatan yang dimiliki oleh sebuah kelompok akan dilumpuhkan dengan cepat dan berakhir dengan kekalahan. Itulah sebabnya, Lao Tzu memperingatkan
pentingnya bagi pemimpin untuk memperkuat pertahanan utama mereka. Setelah Memperkuat pusatnya, para pemimpin dianjurkan untuk
Mengurangi nafsunya. Dalam peperangan, bila pertahanan utama atau pusat telah dijamin kekuatannya, para prajurit biasanya akan menjadi kurang waspada
Universitas Sumatera Utara
dan mulai tersimpangkan oleh hal-hal lain. Penyimpang perhatian tersebut akan melonggarkan kewaspadaan para prajurit, dan menghasilkan kesempatan besar
bagi musuh untuk menyerang. Itulah sebabnya, Lao Tzu memperingatkan agar para pemimpin menghindari segala keinginan-keinginan yang dapat mengurangi
kewaspadaan. Sebaliknya, para pemimpin harus tetap memastikan bahwa organisasi mereka tetap kuat dan terjaga. Setelah itu, para pemimpin akan
berupaya untuk Memperkuat sifatnya. Memiliki kewaspadaan merupakan sebuah sifat yang bijaksana. Itulah sebabnya, para pemimpin harus memastikan
bahwa mereka tetap mempertahankan sifat ini, demi kekuatan organisasi yang dibangunnya.
Setelah itu, para pemimpin hendaknya membiarkan Orang selalu bertindak tanpa strategi atau nafsu, membiarkan Orang pintar tidak berusaha
bertindak. Setelah para pemimpin memiliki sifat yang kuat dalam dirinya, mereka akan mampu untuk membantu bawahannya untuk memiliki sifat yang sama.
Namun, para pemimpin harus tetap memastikan bahwa kendali utama masih tetap berada dalam genggaman mereka dan terhindar dari orang-orang yang berniat
untuk merebutnya. Kata Dan tak ada yang teratur bukanlah menyiratkan bahwa Lao Tzu
sama sekali tidak menjunjung tinggi nilai dari hal-hal yang tertata rapi atau teratur. Ungkapan itu sepertinya menyiratkan bahwa para pemimpin hendaknya tidak
menjadikan hukum sebagai satu-satunya hal yang menjadi tolak ukur yang tidak bisa diubah posisinya dalam menjalankan kekuasaan. Hal itu juga berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
para pemimpin tidak menekankan prestasi yang luar biasa atau milik yang mengesankan karena para pemimpin mengetahui bahwa hal ini akan merongrong
keselarasan dan kesesuaian di antara orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, Pemimpin yang bijaksana akan mampu untuk membawa ketenangan dan kemajuan
bagi organisasinya melalui kekuatan dari sikap yang benar. Mereka mempraktekkan sikap tidak saling mencampuri dan membentuk peristiwa dengan
kekuatan sikap dan mental yang baik, Wing 1986 : 7. Masyarakat Tionghoa di Jalan S.Parman yakin bahwa nilai kepemimpinan
dalam bab ini sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka bila dipraktekkan. Alex merupakan salah satu masyarakat Tionghoa di Jalan S.Parman yang meyakini
benarnya strategi kepemimpinan oleh Lao Tzu. Beliau mengatakan bahwa dengan memberikan segala hal yang menjadi hak dari para bawahannya, beliau terhindar
dari perasaan cemas dan perasaan dikhianati. Alex setuju bahwa dengan memberikan apa yang menjadi hak dari para bawahannya, keuntungan besar akan
diperoleh karena para bawahannya akan bekerja dengan lebih antusias dan sepenuh hati.
Menurut Santi, memperkuat kewaspadaan sangat penting bahkan dalam sebuah usaha toko roti. Santi yang berprofesi sebagai manager tersebut menyadari
betapa pentingnya memperkuat kewaspadaan. Beliau berpendapat bahwa kewaspadaan diperoleh melalui pikiran yang terbuka dan pengamatan yang teliti.
Beliau yakin bahwa setiap pemimpin harus memiliki kewaspadaan dan menjadikannya sebuah sifat yang kuat dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Mengamalkan Perkataan dengan Tindakan dan Memiliki Kepercayaan terhadap Orang Lain