99
memiliki tingkat kemampuan yang cukup sulit untuk mendapat pendidikan informal atau nonformal setelah bergabung bersama SPI, namun tidak terdapat
responden yang memiliki tingkat kemampuan yang sangat sulit setelah bergabung bersama SPI.
Berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi disaat melakukan penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setelah masyarakat Desa Huta
Padang anggota bergabung bersama SPI, tingkat kemampuan keluarga mereka untuk mendapatkan pendidikan informal ataupun nonformal menjadi lebih mudah
bila dibandingkan disaat mereka sebelum bergabung bersama SPI. Hal tersebut disebabkan karena setelah mereka bergabung bersama SPI banyak pendidikan
yang diperoleh dari organisasi khususnya SPI Basis Simpang Kopas, baik pendidikan yang sifatnya informal maupun nonformal. Sehingga meningkatkan
pemahaman mereka mengenai sistem sosial, ekonomi, dan politik petani, serta menjawab kebutuhan kehidupan petani yang nyata dan vital di kehidupan yang
mereka jalani.
B. Sistem Produksi
TABEL 5.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penguasaan Tanah Lahan
Pertanian Sebelum Bergabung Bersama SPI
No Tingkat Penguasaan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik
- -
2 Cukup Baik
4 14
3 Cukup Buruk
15 52
4 Sangat Buruk
10 34
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
100
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat penguasaan tanah lahan pertanian yang
cukup buruk sebelum bergabung bersama SPI, yaitu sebanyak 15 responden 52 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan responden yang
sebelum bergabung bersama SPI tingkat penguasaan lahan pertaniannya sangat buruk sebanyak 10 responden 34. Akan tetapi juga terdapat 4 responden
14 yang memiliki tingkat penguasaan tanah lahan pertanian yang cukup baik sebelum bergabung bersama SPI, namun tidak terdapat responden yang memiliki
tingkat penguasaan lahan pertanian yang sangat baik ssebelum bergabung bersama SPI.
Maka berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sebelum masyarakat Desa Huta Padang anggota
bergabung bersama SPI, mereka memiliki lahan pertanian yang sangat sedikit. Sebagian responden mengatakan sama sekali tidak memiliki lahan pertanian,
sehingga tidak dapat melakukan proses pertanian dan memetik hasilnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka hanya mengambil upah buruh di lahan
pertanian orang lain.
TABEL 5.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penguasaan Tanah Lahan
Pertanian Setelah Bergabung Bersama SPI
No Tingkat Penguasaan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik
5 17
2 Cukup Baik
24 83
3 Cukup Buruk
- -
4 Sangat Buruk
- -
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
101
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.20 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat penguasaan tanah lahan pertanian yang
cukup baik setelah bergabung bersama SPI, yaitu sebanyak 24 responden 83 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan responden yang tingkat
penguasaan lahan pertaniannya sangat baik sebanyak 5 responden 17 setelah bergabung bersama SPI. Namun tidak terdapat responden yang memiliki tingkat
penguasaan lahan pertanian yang cukup buruk dan sangat buruk setelah bergabung bersama SPI.
Maka berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi disaat melakukan penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setelah masyarakat Desa huta
Padang anggota bergabung bersama SPI, kepemilikan lahan pertanian mereka sangat meningkat bila dibandingkan disaat mereka belum bergabung bersama SPI.
Dengan kepemilikan lahan pertanian yang baik maka memberikan peluang terhadap masyarakat Desa Huta Padang untuk melakukan proses pertanian di
lahan pertanian yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Adapun luas lahan perjuangan yang dimiliki SPI Basis Simpang Kopas
sampai saat penelitian ini dilakukan yaitu seluas 200 Ha, yang masing-masing anggotanya per kepala keluarga telah mendapatkan 1 Ha dari luas lahan tersebut.
30 Ha diantaranya dikelola bersama atas nama lahan kolektif SPI Basis Simpang Kopas, 24 Ha dihibahkan menjadi lahan Serikat, dan selebihnya masih dalam
proses pembagian namun belum menjadi lahan yang produktif.
TABEL 5.21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Memperoleh
Alat Produksi BibitBenih dan Pupuk Sebelum Bergabung Bersama SPI
102
No Tingkat Kemudahan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Mudah
1 3,5
2 Cukup Mudah
3 10,5
3 Cukup Sulit
20 69
4 Sangat Sulit
5 17
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
Dari data yang diperoleh pada tabel 5.21 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kemudahan yang cukup sulit untuk mendapatkan alat
produksi bibit, benih, dan pupuk sebelum bergabung bersama SPI, yaitu sebanyak 20 responden 69 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti
dengan 5 responden 17 yang memiliki tingkat kemudahan yang sangat sulit untuk mendapatkan alat produksi sebelum bergabung bersama SPI. Akan tetapi
juga terdapat 3 responden 10,5 yang memiliki tingkat kemudahan yang cukup mudah dan 1 responden 3,5 memiliki tingkat kemudahan yang sangat mudah
untuk mendapatkan alat produksi sebelum bergabung bersamas SPI. Berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi penelitian ditemukan suatu
kesimpulan bahwa sebelum masyarakat Desa Huta Padang anggota bergabung bersama SPI, sulit bagi mereka untuk memperoleh alat produksi seperti bibit,
benih, dan pupuk.
TABEL 5.22 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Memperoleh
Alat Produksi BibitBenih dan Pupuk Setelah Bergabung Bersama SPI
No Tingkat Kemudahan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Mudah
6 21
2 Cukup Mudah
21 72
3 Cukup Sulit
1 3,5
4 Sangat Sulit
1 3,5
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
103
Dari data yang diperoleh pada tabel 5.22 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kemudahan yang cukup mudah untuk memperoleh
alat produksi bibitbenih, dan pupuk setelah bergabung bersama SPI, yaitu sebanyak 21 responden 72 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti
dengan 6 responden 21 yang memiliki tingkat kemudahan yang sangat mudah untuk memperoleh alat produksi setelah bergabung bersama SPI. Akan tetapi juga
terdapat 1 responden 3,5 yang memiliki tingkat kemudahan yang cukup sulit, dan juga 1 responden 3,5 yang memiliki tingkat kemudahan yang sangat sulit
untuk memperoleh alat produksi setelah bergabung bersama SPI. Berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi disaat melakukan
penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setelah masyarakat Desa Huta Padang anggota bergabung bersama SPI, tingkat kemudahan mereka untuk
memperoleh alat produksi seperti bibitbenih dan pupuk menjadi lebih mudah bila dibandingkan disaat mereka sebelum bergabung bersama SPI.
TABEL 5.23 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kondisi Pemasaran Hasil
Pertanian Sebelum Bergabung Bersama SPI
No Kondisi
Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik
- -
2 Cukup Baik
9 31
3 Cukup Buruk
17 59
4 Sangat Buruk
3 10
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
Dari data yang diperoleh pada tabel 5.23 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pemasaran hasil pertanian yang cukup buruk sebelum
104
bergabung bersama SPI, yaitu sebanyak 17 responden 59 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan 9 responden 31 yang memiliki
pemasaran hasil pertanian yang cukup baik sebelum bergabung bersama SPI. Akan tetapi juga terdapat 3 responden 10 yang memiliki pemasaran hasil
pertanian yang sangat buruk, namun tidak terdapat responden yang memiliki pemasaran hasil pertanian yang sangat baik sebelum bergabung bersama SPI.
Berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi penelitian ditemukan suatu kesimpulan bahwa sebelum masyarakat Desa Huta Padang anggota bergabung
bersama SPI, sulit bagi mereka untuk memperoleh alat produksi seperti bibit, benih, dan pupuk.
TABEL 5.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kondisi Pemasaran Hasil
Pertanian Setelah Bergabung Bersama SPI
No Tingkat Kemampuan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Baik
5 17
2 Cukup Baik
22 76
3 Cukup Buruk
2 7
4 Sangat Buruk
- -
Total 29
100 Sumber : Data Kuesioner Agustus 2015
Dari data yang diperoleh pada tabel 5.24 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pemasaran hasil pertanian yang cukup baik setelah bergabung
bersama SPI, yaitu sebanyak 22 responden 76 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan 5 responden 17 yang memiliki pemasaran hasil
pertanian yang sangat baik. Akan tetapi juga terdapat 2 responden 7 yang memiliki pemasaran hasil pertanian yang cukup buruk, namun tidak terdapat
105
responden yang memiliki pemasaran hasil pertanian yang sangat buruk setelah bergabung bersama SPI.
Maka berdasarkan uraian tersebut dan hasil observasi penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setelah masyarakat Desa Huta Padang anggota
bergabung bersama SPI, kondisi pemasaran hasil pertanian mereka menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi pemasaran hasil pertanian mereka sebelum
bergabung bersama SPI.
C. Penghasilan