Pendidikan DasarPerkenalan Organisasi Pendidikan Kader

73 bukti formal surat kepemilikan tanah turut dirampas dan dimusnahkan. Bukti sejarah dan pengumpulan fakta-fakta di lapangan, dianggap cukup untuk menjadi dasar pendudukan lahan. Secara hukum, aksi reclaiming yang dilakukan SPI didasarkan pada Hak Konstitusi UUD 1945, UU Pokok Agraria, serta PP Nomor 224 tahun 1961.

5.1.2. Pendidikan DasarPerkenalan Organisasi

Pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan dasar adalah pendidikan yang bersifat ke-organisasian secara umum dan mendasar, penyampaian informasi dan penyadaran serta perkenalan organisasi SPI. Adapun sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah petani kecil, petani penyewa kecil, buruh tani, buruh perkebunan, orang-orang tak bertanah, dan pemudapemudi yang berkeinginan kuat menjadi petani yang kemudian mengajukan permohonan untuk menjadi anggota SPI. Minimal peserta berusia 17 tujuh belas tahun, atau sudah menikah. Penanggung jawab atas terlaksananya pendidikan ini adalah Dewan Pengurus Cabang DPC atau Panitia Persiapan Cabang yang berkoordinasi dalam penyelenggaraannya dengan pelaksana pendidikan di tingkat ranting atau basis yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan dasar dilaksanakan selama 2 dua hari, tempat penyelenggaraanya biasanya dilakukan di basis balai pertemuan desa, rumah penduduk, dll. Penilaian hasil belajar dalam pendidikan ini adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan Kartu Tanda 74 Anggota KTA, serta aktif mengikuti pertemuan organisasi. Peserta lulusan pendidikan dasar akan diproyeksikan mengikuti pendidikan lanjutankader. Menurut informasi yang diterima dari ibu Maulina Sitorus Ketua DPB SPI Simpang Kopas bahwa dahulu pelaksanaan pendidikan dasar dilaksanakan dengan rutin untuk memberikan pemahaman dan persepsi bagi anggota tentang bagaimana hak yang seharusnya dan kondisi yang mereka alami. Namun penyelenggaraan pendidikan dasar sudah cukup lama tidak dilaksanakan karena kurangnya perhatian oleh pihak DPC SPI Asahan dibawah koordinasi DPW SPI Sumut karena kondisi tertentu. Dengan kondisi yang ada harapannya pelaksanaan pendidikan dasar perlu ditingkatkan untuk generasi penerus SPI Basis Simpang Kopas dan juga anggota basis saat ini.

5.1.3. Pendidikan Kader

Seperti yang telah di jelaskan pada defenisi operasional bahwa pendidikan kader merupakan pendidikan berjenjang yang ada di Serikat Petani Indonesia SPI, yang diantaranya yaitu pendidikan Kader E, Kader D, Kader C, Kader B, dan Kader A. Berikut adalah penjelasan bagaimana proses pelaksanaan dari masing-masing jenjang pendidikan tersebut. - Kader E Adapun tergetan dalam jenjang pendidikan kader E ialah agar terdidiknya anggota tentang pemahaman dasar berorganisasi dan ke SPI-an dan kemampuan mengorganisir serta analisis sosial. Adapun pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan kader E adalah pendidikan yang bersifat ke-organisasian dan pemahaman masalah petani, sehingga kader E mampu melihat persoalan yang 75 terjadi di sekitarnya persoalan agrarian dan hak asasi petani, dan mampu menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi, serta rasa memiliki terhadap organisasinya. Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan mengikuti pendidikan dasar, yang kemudian diidentifikasi untuk menjadi kader. Perserta dalam pendidikan kader E diikuti oleh 25 orang 1 basis terdiri dari 5-10 orang, pendidikan kader E dilaksanakan sekurang-kurangnya sebanyak 2 dua kali, sehingga dalam 1 DPC akan terdidik 50 orang kader E. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPC yang berkoordinasi dengan pelaksana pendidikan tingkat ranting atau basis yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader E diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di basisrantingcabang Pusdiklat, balai pertemuan desa, balai kecamatan, rumah penduduk, mesjid, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian. Peserta lulusan pendidikan kader E akan diproyeksikan mengikuti pendidikan kader lanjutan, adapun evaluasi dari kader tersebut adalah dari tugas lapangan dan aturan disiplin organisasi yang termaktub dalam ADART. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari ibu Maulina Sitorus Ketua Basis SPI Simpang Kopas bahwa pendidikan kader E juga sudah cukup lama tidak diselenggarakan di SPI Basis Simpang Kopas, penyelenggaraan pendidikan kader E yang terakhir kali dilaksanakan di Basis Simpang Kopas 76 sekitar 3-4 tahun yang lalu. Namun seiring dengan berjalannya waktu juga ada anggota SPI Basis Simpang Kopas yang mengikuti pendidikan kader E yang diselenggarakan di basis lain, akan tetapi tidak dengan jumlah yang begitu banyak. Sehingga masih terdapat anggota yang belum mengikuti pendidikan kader E, dan hanya mengikuti pendidikan dasar. Maka dengan kondisi yang ada dan masih kurang disiplinnya SPI Basis Simpang Kopas dalam status keanggotaan, harapannya pendidikan kader E dapat diselenggarakan dengan rutin sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ADART SPI. - Kader D Yang menjadi tergetan dalam jenjang pendidikan kader D adalah agar terdidiknya anggota tentang pemahaman dasar berorganisasi dan ke SPI. Pendidikan kader D dilaksanakan minimal 3 tiga bulan sekali dalam setahun, adapun pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan kader D adalah pendidikan yang bersifat ke-organisasian dan pemahaman tentang tema perjuangan, sehingga kader D mampu melihat, menganalisis dan memecahkan persoalan yang terjadi di sekitarnya, mampu menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi dan memiliki kemampuan memimpin organisasi kepemimpinan. Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan telah mengikuti pendidikan kader E, yang kemudian diidentifikasi dan direkomendasikan untuk menjadi kader D. Perserta dalam pendidikan kader D diikuti oleh 20 orang 1 basis minimal terdiri dari 4 orang dan diikuti minimal 3 ranting. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPC yang berkoordinasi dengan pelaksana pendidikan 77 tingkat cabang atau wilayah yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader D diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di rantingcabang Pusdiklat wilayahkabupaten, balai kecamatan, rumah penduduk, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian. Peserta lulusan pendidikan kader D akan diproyeksikan mengikuti pendidikan kader lanjutan, adapun evaluasi dari kader tersebut adalah dari tugas lapangan dan aturan disiplin organisasi yang termaktub dalam ADART. - Kader C Tergetan dalam jenjang pendidikan kader C adalah agar terdidiknya anggotakader tentang kepemimpinan dan pemahaman tema perjuangan. Pendidikan kader C dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 enam bulan dalam setahun, adapun pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan kader C adalah pemahaman praktek ormas berbentuk kesatuan perjuanga, berpolitikberjaringan dan pemahaman menghubungkan tema perjuangan sebagai sebuah perlawanan, sehingga kader C mampu melihat, menganalisis dan memecahkan persoalan yang terjadi di sekitarnya, mampu menjalankan kegiatan- kegiatan organisasi dan memiliki kemampuan memimpin organisasi kepemimpinan. Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan telah mengikuti pendidikan kader D, yang kemudian diidentifikasi 78 dan direkomendasikan untuk menjadi kader C. Perserta dalam pendidikan kader C diikuti oleh 20 orang minimal dari 3 ranting. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPW yang berkoordinasi penyelenggaraannya dengan pelaksana pendidikan tingkat cabang atau wilayah yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader C diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di rantingcabang Pusdiklat wilayahkabupaten, balai kecamatan, rumah penduduk, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian. Peserta lulusan pendidikan kader C akan diproyeksikan mengikuti pendidikan kader lanjutan, adapun evaluasi dari kader tersebut adalah dari tugas lapangan dan aturan disiplin organisasi yang termaktub dalam ADART. - Kader B Yang menjadi tergetan dalam jenjang pendidikan kader B adalah agar terdidiknya anggota tentang kepemimpinan dan pemahaman tema perjuangan. Pendidikan kader B dilakukan minimal 6 enam bulan sekali dalam setahun, adapun pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan kader B adalah pemahaman filosofi pendidikan dan filsafat perjuangan, pemahaman tentang kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarakat Indonesia secara komprehensif. Sehingga kader B mampu melihat, menganalisis dan memecahkan persoalan yang terjadi di sekitarnya, mampu mengkonseptualisasikan perjuangan, dan memiliki kemampuan memimpin organisasi kepemimpinan. 79 Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan telah mengikuti pendidikan kader C, yang kemudian diidentifikasi dan direkomendasikan untuk menjadi kader B. Perserta dalam pendidikan kader B diikuti oleh 20 orang minimal dari 3 ranting. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPP yang berkoordinasi penyelenggaraannya dengan pelaksana pendidikan tingkat cabang atau wilayah yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader B diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di cabang Pusdiklat Nasionalwilayah, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian dan berjaringan. Peserta lulusan pendidikan kader C akan diproyeksikan mengikuti pendidikan kader lanjutan, adapun evaluasi dari kader tersebut adalah dari tugas lapangan dan aturan disiplin organisasi yang termaktub dalam ADART. - Kader A Tergetan dalam jenjang pendidikan kader A adalah agar terdidiknya anggota tentang kepemimpinan, kepeloporan dan front serta pemahaman tema perjuangan menuju kekuasaan politik. Pendidikan kader A dilakukan sekurang- kurangnya 6 enam bulan sekali dalam setahun, adapun pokok bahasan yang disampaikan pada pendidikan kader A adalah pemahaman filosofi pendidikan dan filsafat perjuangan, pemahaman tentang membangun front persatuan, organisasi dan kekuasaan politik. Sehingga kader A mampu mengkonseptulisasikan praktek 80 politik front, kepeloporan organisasi menuju kekuasaan, dan memiliki kemampuan pencitraan kepemimpinan dan organisasi. Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan telah mengikuti pendidikan kader B, yang kemudian diidentifikasi dan direkomendasikan untuk menjadi kader A. Perserta dalam pendidikan kader A diikuti oleh 20 orang dalam setiap kali pendidikan perwakilan dari wilayah. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPP yang berkoordinasi penyelenggaraannya dengan pelaksana pendidikan tingkat cabang atau wilayah yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader A diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di cabang Pusdiklat Nasionalwilayah, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian dan berjaringan.

5.1.4. Pendidikan KeahlianPelatihan

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

3 104 158

Pengaruh Penetapan Ibukota Kecamatan Terhadap Perkembangan Desa Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan Tahun 1964-1968

2 28 92

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

3 62 209

KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA DI KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE.

1 10 51

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 1 14

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 2

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 21

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

1 7 50

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 5

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 6