22
- Terbangunnya kesadaran kritis di jiwa petani, tidak lagi ada kesadaran
yang naïf dan magis. Kesadaran kritis untk menciptakan terjadinya perubahan atau perombakan sistem atau struktur sosial yang menindas dan
tidak adil. -
Pendidikan secara kritis menyadarkan petani akn realitas dengan cara yang mengakibatkan tindakan yang efektif terhadap realitas itu.
- Memunculkan sikap, wacana dan keterampilan yang kritis terhadap situasi
sosial, ekonomi dan politik yang paling nyata dirasakan oleh petani. -
Dan agar petani mempunyai kemampuan dalam menganalisa serta mencermati perubahan situasi sosial ekonomi, politik, serta budaya
bangsa, sehingga petani mampu menempatkan diri dan mencari alternatif- alternatif menuju arah kehidupan yang lebih manusiawi dan berkeadilan.
2.3.4. Tujuan Pendidikan SPI
Tujuan Umum
1. Secara umum pendidikan SPI bertujuan; melahirkan atau membentuk massa,
anggota dan kader organisasi yang kritis, radikal, militant, revolusioner sebagai pejuang, penggerak, penyatu dan penjaga semangat perlawanan agar
organisasi mampu mewujudkan posisi dan perannya secara terus-menerus. 2.
Mendorong pembaruan dan perombakan sosial ekonomi, sosial politik dan sosial budaya yang perlu dengan cara memaksimalkan kemerdekaan individu
petani di sekolah dan dengan mengangkat kondisi-kondisi yang lebih berkemanusiaan dan memanusiakan dalam masyarakat secara luas.
23
Tujuan Khusus
1. Melahirkan dan membentuk kader organisasi SPI sebagai pejuang dan
penjaga semangat perlawanan terhadap sistem dan struktur yang tidak adil. 2.
Penanaman nilai-nilai organisasi perjuangan dari sebuah perwujudan proses penyadaran kepada anggotanya sehingga dapat membangkitkan semangat
perjuangan kaum tani dalam menegakkan hak-haknya.
2.3.5. Pendidikan Kader
Pendidikan merupakan tugas atau hal yang penting bagi kader, karena perjuangan rakyat haruslah perjuangan yang memiliki dasar. Setiap langkah kader
harus didasar atas kesadaran bahwa apa yang dilakukannya merupakan kebutuhan perjuangan. Dengan pendidikan kita dapat menentukan apa yang hendak
dilakukan, merumuskan rencana, dan cara memenuhi kebutuhan perjuangan. Jadi,
pendidikan memberikan pedoman bagi perjuangan.
Pendidikan bukan hanya menuntut pada jalan yang benar, namun juga memberikan bekal untuk ketajaman pikiran. Dengan ketajaman pikiran, seorang
kader dapat mengenal gagasan-gagasan kebaikan palsu yang disebarluaskan oleh kelas penindaspenguasa. Penindaspenguasa mempunyai kebaikan hati palsu. Bila
seorang kader terjebak oleh kebaikan palsu dari penindaspenguasa, maka ia telah tersesat, karena ia telah menyalurkan kepentingan kaum penindaspenguasa.
Pendidikan seorang kader dapat diwujudkan secara berkelompok, seperti melalui diskusi, kursus, latihan; atau secara pribadi dengan membaca, pemikiran dan
penyelidikan Konsorsium Pembaruan agraria, Seri Panduan Organisasi Tani–8,
Kader Petani, 1998: 13.
24
2.4. Petani