Pendidikan KeahlianPelatihan Proses Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas

80 politik front, kepeloporan organisasi menuju kekuasaan, dan memiliki kemampuan pencitraan kepemimpinan dan organisasi. Sasaran peserta dalam pendidikan ini adalah semua anggota SPI yang telah terdaftar dan telah mengikuti pendidikan kader B, yang kemudian diidentifikasi dan direkomendasikan untuk menjadi kader A. Perserta dalam pendidikan kader A diikuti oleh 20 orang dalam setiap kali pendidikan perwakilan dari wilayah. Adapun yang menjadi penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan ini adalah DPP yang berkoordinasi penyelenggaraannya dengan pelaksana pendidikan tingkat cabang atau wilayah yang bertugas menjalankan fungsi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kader A diselenggarakan selama 2 dua hari, biasanya diselenggarakan di cabang Pusdiklat Nasionalwilayah, dll. Penilaian hasil belajar adalah keaktifan dan secara penuh mengikuti proses pendidikan, adapun kelulusan tahap pendidikan ini ditandai dengan sertifikat cap kader, serta kegiatan lapangan yang berupa praktek pengorganisasian dan berjaringan.

5.1.4. Pendidikan KeahlianPelatihan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara jenis pendidikan keahlianpelatihan yang pernah dilakukan SPI Basis Simpang Kopas terhadap masyarakatanggota di Desa Huta Padang seperti pelatihan pembibitan, pelatihan pengolahan keuangan organisasi, pendidikan koperasi, dan ada juga pelatihan yang diikuti anggota di basis lain seperti pelatihan pembuatan pupuk yang baru aja dilaksanakan dalam waktu yang tidak begitu lama dengan penelitian ini dilakukan. 81 Pelatihan yang pernah dilakukan dan direalisasikan oleh anggota SPI Basis Simpang Kopas hingga saat ini adalah pendidikan koperasi, karena sampai saat dilakukannya penelitian ini SPI Basis Simpang Kopas telah memiliki 2 dua Koperasi, yaitu koperasi buah yang sudah berjalan selama 1 tahun dan koperasi basis yang sudah berjalan selama 2 bulan hingga penelitian ini dilakukan. Adapun kendala dari pelatihan yang telah dilakukan yaitu minimnya tindak lanjut atas keahlian yang telah dimiliki masyarakat Desa Huta Padang anggota, sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam proses pertanian. Namun juga terdapat masyarakat anggota yang melakukan pembuatan bibit dengan sendirinya untuk pertanian mereka. Maka dengan kondisi yang ada, harapannya adanya kontrol yang baik dari pihak DPC maupun DPW atas keahlian skill yang telah dimiliki masyarakat Desa Huta Padang anggota dari pelatihan yang pernah diperoleh. Juga diharapkan kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan sumber daya yang mereka miliki, dan memberikan saranafasilitas terhadap masyarakat Desa Huta Padang agar kemampuan yang mereka miliki dapat diperdayakan dan menunjang kehidupan ekonomi masyarakat tani di Desa Huta Padang. 82 5.2 Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. Pada bagian ini penulis akan menyajikan dan menganalisis data-data yang diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh responden petani dari anggota Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas di Desa Huta Padang sebanyak 29 orang. Data-data yang terkumpul akan dianalisis untuk melihat dampak pelaksanaan kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat tani tersebut. Agar pembahasan tersusun sistematis, maka pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 empat bagian, yaitu: 1. Analisis karakteristik umum responden, 2. Kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas variabel X 3. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat tani variabel Y 4. Analisis Kuantitatif 5. Analisis Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani di Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. 6. Analisis penelitiankarya ilmiah terdahu yang terkait Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul, dapat dilihat pada tabel-tabel distribusi frekuensi berikut beserta analisisnya. 83

5.2.1 Data Indentitas Responden

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

3 104 158

Pengaruh Penetapan Ibukota Kecamatan Terhadap Perkembangan Desa Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan Tahun 1964-1968

2 28 92

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

3 62 209

KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA DI KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE.

1 10 51

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 1 14

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 2

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 21

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

1 7 50

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 5

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 6