70
5.1 Proses Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas
Seperti yang telah dijelaskan pada defenisi konsep bahwa pelaksanaan kaderisasi yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi pendidikan massa,
pendidikan dasarperkenalan organisasi, pendidikan kader, dan pendidikan pelatihankeahlian. Berikut penjelasan tentang proses pelaksanaan kaderisasi
Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas dari masing-masing jenis pendidikan yang ada berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara disaat melakukan penelitian.
5.1.1. Pendidikan Massa
Kegiatan-kegiatan pendidikan massa yang pernah dilakukan Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas seperti rapat, demonstrasi, diskusi, seminar,
dan reclaiming perjuangan lahan. -
Rapat Sesuai dengan Anggaran Dasar SPI Pasal 27, jenis-jenis rapat yang
dilakukan di tingkat Basis seperti: a.
Musyawarah Basis MUSBA atau Musyawarah Basis Luar Biasa MUSBALUB
b. Musyawarah Basis Antar Periode MBAP
c. Rapat Pleno Dewan Pengurus Basis RP-DPB
d. Musyawarah Majelis Basis Petani MMBP
e. Rapat Kerja Basis RAKERBA
71
f. Rapat Kerja Badan Pelaksana Basis RAKER-BPB
Akan tetapi rapat-rapat tersebut tidak semua dijalankan sesuai dengan ketentuan organisasi atau ADART di Serikat Petani Indonesia SPI Basis
Simpang Kopas, rapat yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan Basis. Namun selain melakukan rapat-rapat formal yang diatur didalam ADART, SPI Basis
Simpang Kopas juga melakukan rapat yang sifatnya tidak formal seperti rapat rutin yang dilaksanakan dalam 1 satu bulan sekali untuk membahas
programagenda yang akan dilakukan. Namun setelah dilaksanakannya rapat rutin, juga dilaksanakan rapat lanjutan untuk membahas atau menindaklanjuti
pembahasan yang dilakukan pada rapat rutin yang telah dilakukan dalam setiap bulannya.
- Demonstrasi
Demonstrasi sebagai kegiatanupaya yang dilakukan petani untuk merubah keadaan menuju suatu kondisi yang dicita-citakan. Dimana dengan melakukan
demonstrasi para petanianggota dapat menyampaikan aspirasi mereka terhadap kondisi yang mereka alami, dan juga untuk menuntun hak-hak mereka sebagai
petani dan warga negara. Demontrasi ataupun aksi juga dilakukan untuk memberikan tekanan politik berbentuk mobilisasi massa aksi terhadap rezim dan
lawan petani yang anti permbaruan agraria, agar dijalankannya pembaruan agraria yang sejati, dan sebagai pemenuhan hak-hak demokratis kaum tani.
Biasanya anggota SPI Basis Simpang Kopas melakukan aksi demonstrasi kepada pihak perusahaan perkebunan dan juga pihak pemerintah. Aksi
demonstrasi juga selalu dilakukan di Hari Tani Nasional bersama seluruh anggota
72
Serikat Petani Indonesia SPI Sumatera Utara Sumut dibawah koordinasi DPW SPI Sumut, yang dilakukan serentak bersama SPI di wilayah lainnya.
- Seminar
Adapun seminar yang pernah dilakukan SPI Basis Simpang Kopas di Desa Huta Padang selalu bertemakan tentang pertanian berkelanjutan, undang-undang
yang mengatur tentang pertanian, dan hak asasi petani. Sehingga masyarakat tani Desa Huta Padanganggota mendapatkan keterampilan teknik-teknik pertanian
berkelanjutan yang mampu memacu berkembangnya ekonomi petani, dan keterampilan dalam melakukan berbagai perjuangan atas hak-hak demokrasi dan
hak-hak konstitusional kaum tani, juga memperluas pengetahuan umum mereka dalam lingkungan sosial dan kehidupan bernegara.
- Reclaiming
Reclaiming merupakan bentuk praktek perjuangan dengan melakukan aksi pendudukan lahan untuk merebut kembali tanah nenek moyang mereka yang telah
dikuasi oleh pihak perkebunan. Proses reclaiming memaksa pemerintah untuk merespon tuntutan petani atau bernegosiasi dengan pihak lawan untuk
mengembalikan tanah yang menjadi hak-hak petani. Meski kerap mengalami kriminalisasi dan penangkapan atas aksi-aksi reclaiming lahan yang dijalankan,
Serikat Petani Indonesia SPI menyatakan bahwa tindakan tersebut legal dan memiliki payung hukum.
Sebelum melakukan reclaiming dengan menduduki lahan, SPI mengumpulkan bukti-bukti bahwa lahan tersebut telah dirampas dari petani. Bukti
yang dikumpulkan tidak sebatas bukti formal, karena dalam banyak kasus bukti-
73
bukti formal surat kepemilikan tanah turut dirampas dan dimusnahkan. Bukti sejarah dan pengumpulan fakta-fakta di lapangan, dianggap cukup untuk menjadi
dasar pendudukan lahan. Secara hukum, aksi reclaiming yang dilakukan SPI didasarkan pada Hak Konstitusi UUD 1945, UU Pokok Agraria, serta PP Nomor
224 tahun 1961.
5.1.2. Pendidikan DasarPerkenalan Organisasi