33
investasi. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan
sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan
dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri
www.psychologymania.com : 2732015 pukul 22.02 WIB. Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3
tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant
dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi di titik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan
air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk
mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai
keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya www.psychologymania.com : 2732015 pukul 22.02 WIB.
2.7. Kesejahteraan Sosial
Menurut undang-undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Sedangkan menurut Friedlander 1980
kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisasi dari pelayanan-
34
pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu- individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan
yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengemban kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. Kesejahteraan sosial sebagai kegiatan pertolongan diyakini telah ada sejak
masyarakat primitif sekalian dalam bentuk tolong-menolong untuk mengatasi masalah yang dihadapi anggotanya. Kesejahteraan sosial memiliki fungsi-fungsi
antara lain ialah: Fahrudin, 2012: 12-13 1.
Fungsi pencegahan Preventive Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan
masyarakat supaya terhindar dari maslah-maslah sosial baru. 2.
Fungsi Penyembuhan Curative Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi
ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.
Dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan rehabilitasi. 3.
Fungsi Pengembangan Development Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung
maupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Penunjang Supportive
Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.
35
Sebagai pekerja sosial yang merupakan stakeholder dalam kesejahteraan sosial, dan seperti apa juga yang disampaikan oleh the International Federation of
Social Workers IFSW dimana profesi pekerjaan sosial ialah berfungsi untuk meningkatkan perubahan sosial, pemecahan masalah, dalam hubungan-hubungan
manusia serta pemeberdayaan dan pembebasan orang untuk meningkatkan kesejahteraan, dimana prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan sosial
merupakan dasar bagi pekerja sosial Fahrudin, 2012: 62. Dalam hubungan antara pekerja sosial dengan pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dimana Murray adalah seorang pekerja sosial yang berkecimpung sebagian besar hidupnya di lingkungan masyarakat dan dia dalam
bukunya “CO Theory Principles and Practice”, berpendapat bahwa pekerja sosial yang ada di masyarakat biasanya adalah pekerja sosial yang bekerja di organisasi-
organisasi kemasyarakatan dimana organisasi kemasyarakatan tersebut bertujuan memajukanpengembangan kesejahteraan masyarakat dimana hal tersebut tidak
terlepas dari lingkungan yang ada Suriadi, 2005: 7.
2.8. Kerangka Pemikiran