126
5.2.5. Analisis Dampak Pelaksanaan Kaderisasi Serikat Petani
Indonesia SPI Basis Simpang Kopas Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tani di Desa Huta Padang
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan
Seperti yang dijelaskan pada bab III bahwa tipe penelitian ini ialah penelitian eksplanatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menemukan
penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala yang terjadi, dimana adanya gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Dalam hal ini adalah dampak
pelaksanaan kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat tani di Desa Huta Padang
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. Maka dalam hal ini, penulis akan menjelaskan analisis mengenai hubungan sebab akibat pada dampak
pelaksanaan kaderisasi Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat tani di Desa Huta Padang.
Dewan Pengurus Basis DPB Serikat Petani Indonesia SPI Simpang Kopas yang dulunya OTL Saurmatua Inatani Perdembanan yang dibentuk pada
tahun 2006 adalah organisasi tani yang terbentuk atas dasar keinginan bersama dalam menghadapi permasalahan para petani secara umum dan permasalahan
petani Huta Padang secara khusus, untuk memperjuangkan lahan tanah peninggalan orang tua mereka yang sedang dikelola oleh PT. Jaya Baru Pratama,
untuk dapat kembali mereka kuasai sebagai lahan pertanian mereka sendiri. Permasalahan penguasaan lahan yang merupakan alat produksi pokok bagi petani
telah menjadi konflik yang berkepanjangan antara masyarakat Huta Padang dengan pihak PT Jaya Baru Pratama, dimana masyarakat desa Huta padang
127
mengakui bahwa lahan yang mereka perjuangkan adalah lahan nenek moyang mereka terdahulu sehingga mereka berhak atas lahan tersebut sebagai ahli
warisnya. Dengan adanya rasa kebersamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi telah menjadi dasar dari terorganisirnya petani Huta Paang
dalam Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas. Semangat perjuangan petani Huta Padang tidak lahir begitu saja, hal
tersebut juga lahir atas dasar adanya kesadaran kritis yang terlahir dari proses kaderisasi pendidikan organisasi yang dijalani oleh masyarakat tani Desa Huta
Padang. Proses kaderisasi atau pendidikan-pendidikan yang dijalani seperti pendidikan massa, pendidikan dasar, pendidikan kader, dan pendidikan
keahlianpelatihan yang pernah dilakukan sejak terbentuknya Serikat Petani Indonesia SPI Basis Simpang Kopas hingga saat ini yang sudah berusia 9 tahun,
berpengaruh pada tingkat pemahaman petani tentang isu-isu sosial, pengetahuan tentang pertanian, dan permasalahan yang mereka hadapi, serta meningkatkan
kemampuan dan keterampilan petani dalam hal strategi maupun praktik perjuangan petani. Hal tersebut terlihat dari tabel 5.8 mengenai Kegiatan
Kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang paling bermanfaat, dimana mayoritas 90 responden menyatakan bahwa Pendidikan Massa seperti aktivitas
penyuluhan, pengorganisasian dan pemberdayaan demonstrasi, rapat, diskusi, seminar, praktek-praktek perjuangan, dll merupakan kegiatan Kaderisasi SPI
Basis Simpang Kopas yang paling bermanfaat. Aksi reclaiming atau aksi pendudukan lahan merupakan bentuk praktek
perjuangan yang manfaatnya sangat dirasakan langsung oleh petani Huta Padang
128
anggota. Dimana pada awalnya banyak petani Huta Padang anggota yang sama sekali tidak memiliki lahan pertanian. Namun dengan berhasilnya perjuangan
aksi reclaiming yang dilakukan pada lahan sengketa, maka saat ini petani Huta Padang anggota yang awalnya tidak memiliki lahan pertanian kini telah
memiliki lahan seluas 1HaKepala Keluarga, dan petani anggota yang awalnya sudah memiliki lahan pertanian juga mendapatkan lahan hasil perjuangan seluas
1Ha, sehingga menambah peluang mereka untuk melakukan proses pertanian yang lebih baik dan meningkatkan kekuatan ekonomi mereka.
Kemampuan dan keterampilan petani skill yang diperoleh dari pendidikan pelatihankeahlian juga menunjang kehidupan ekonomi petani, dan
dengan berjalannya koperasi buah dan koperasi basis juga meningkatkan keuangan basis yang dikelola secara bersama-sama untuk kepentingan bersama
anggota basis. Gerakan sosial yang berbentuk pengorganisasian masyarakat pada SPI
Basis Simpang Kopas yang lahir atas semangat perjuangan petani untuk merebut kembali lahan tanah yang dikuasai pihak PT. Jaya Baru Pratama dianggap sebagai
jalan untuk menuju kesejahteraan petani secara berkeadilan. Dengan petani yang terorganisir dan juga sebagai petani yang telah terdidik dalam organisasi melalui
proses kaderisasi, masyarakat tani Huta Padang anggota menjalankan proses perjuangan untuk memperoleh kekuatan sosial ekonomi dalam keadilan dan hak
azasi petani. Proses kaderisasi yang berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang pertanian, isu-isu sosial, kemampuan dan keterampilan, serta
permasalahan yang dihadapi petani Huta Padang, sangat berdampak pada
129
kehidupan sosial ekonomi mereka. Seperti yang telah dijelaskan pada defenisi konsep bahwa kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud meliputi pendidikan,
sistem produksi, penghasilan, dan kesehatan. Pada aspek pendidikan khususnya pendidikan formal dan pendidikan
informalnon formal, proses kaderisasi SPI cukup berdampak pada tingkat kemampuan petani untuk mendapatkan pendidikan. Dimana sebelum petani
bergabung dan menjalankan proses kaderisasi dalam SPI Basis Simpang Kopas cukup sulit bagi mereka untuk memberikan pendidikan formal bagi keluarganya,
dan sangat sulit untuk mendapatkan pendidikan informalnon formal didalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah bergabung bersama SPI dan menjalankan
proses kaderisasi didalamnya, kemampuan untuk mendapatkan ataupun memberikan pendidikan formal bagi keluarganya menjadi lebih mudah. Begitu
juga pada pendidikan informalnon formal, karena dengan bergabungnya petani Huta Padang bersama SPI banyak pendidikan yang diperoleh dari organisasi baik
yang sifatnya informal maupun non formal. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.15-5.16 tentang tingkat kemampuan
keluarga untuk mendapatkan pendidikan formal sebelum dan setelah bergabung bersama SPI, dan tabel 5.17-5.18 tentang tingkat kemampuan keluarga untuk
mendapatkan pendidikan informalnon formal sebelum dan setelah bergabung bersama SPI. Dimana dengan bergabungnya petani Huta Padang anggota
bersama SPI Basis Simpang Kopas dan menjalankan proses kaderisasi didalamnya, tingkat kemampuan keluarga mereka untuk mendapatkan pendidikan
formal maupun pendidikan informalnon formal menjadi lebih mudah. Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t, kemampuan untuk mendapatkan
130
pendidikan formal dengan hasil t= -11,65 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang
signifikan terhadap kemampuan masyarakat tani Huta Padang dalam memperoleh pendidikan formal. Dan pada pendidikan informalnon formal dengan hasil t= -
9,15 Ho ditolak dan H+ diterima menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap kemampuan masyarakat tani
Huta Padang dalam memperoleh pendidikan informalnon formal. Dalam sistem produksi lahan pertanian menjadi alat produksi yang utama
bagi petani. Setelah petani Huta Padang anggota bergabung bersama SPI dengan pemahaman dan kesadaran kritis yang lahir dari proses kaderisasi, petani Huta
Padang menjalankan proses perjuangan untuk merebut kembali lahan yang menjadi hak mereka reclaiming. Walaupun belum diakui secara hukum positif,
akan tetapi semangat perjuangan tersebut telah membawa mereka pada suatu kondisi dimana mereka telah mampu menguasai lahan dan dapat menjalankan
proses pertanian di lahan tersebut, sehingga mereka memiliki kehidupan ekonomi yang lebih baik. Dengan kondisi sebelum mereka bergabung bersama SPI
sebagian besar dari mereka hanya memiliki lahan yang sangat kecil bahkan sama sekali tidak memiliki lahan pertanian sehingga tidak dapat menjalankan proses
pertanian di lahan sendiri. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 5.19-5.20 tentang penguasaan tanah lahan pertanian sebelum dan setelah bergabung bersama SPI,
yang menjelaskan bahwa setelah petani anggota Huta Padang bergabung bersama SPI dan menjalankan proses kaderisasi kepemilikan lahan pertanian
mereka sangat meningkat bila dibandingkan disaat mereka belum bergabung. Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t, penguasaan tanah lahan pertanian
131
dengan hasil t= -10,23 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap
penguasaan tanah lahan pertanian masyarakat tani Huta Padang. Dengan bergabungnya petani Huta Padang anggota bersama SPI dan
menjalankan proses kaderisasi didalamnya, juga menjadikan mereka lebih mudah dalam memperoleh alat produksi seperti bibitbenih, dan pupuk. Hal ini
disebabkan karena dengan terorganisirnya petani maka semakin mudah bagi mereka untuk mendapatkan alat-alat produksi dengan meningkatnya relasi
pertanian dan adanya batuan alat produksi terhadap organisasi petani, dan sebagian petani mendapatkan alat produksi dengan membuat benihbibit dan
pupuk dengan sendirinya. Begitu juga dengan kondisi pemasaran hasil pertanian, dengan bergabungnya petani Huta Padang anggota bersama SPI kondisi
pemasaran hasil pertanian mereka menjadi lebih baik bila dibandingkan disaat mereka belum bergabung bersama SPI dan menjalankan proses kaderisasi.
Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t, kemudahan memperoleh alat produksi dengan hasil t= -9,59 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa
terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap tingkat kemudahan masyarakat tani Huta Padang dalam memperoleh alat
produksi. Dan pada kondisi pemasaran hasil pertanian dengan hasil t= -8,66 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis
Simpang Kopas yang signifikan terhadap kondisi pemasaran hasil pertanian masyarakat tani Huta Padang.
132
Masyarakat tani yang memiliki penghasilan dari sektor pertanian sangat tergantung pada lahan pertanian. Dengan berhasilnya perjuangan perebutan lahan
yang dilakukan masyarakat tani Huta Padang anggota maka mereka dapat melakukan proses pertanian yang lebih baik dengan tingkat hasil produksi yang
lebih baik pula, karena tingkat hasil produksi pertanian sangat tergantung pada luas lahan pertanian. Setelah petani Huta Padang bergabung bersama SPI dan
melakukan proses perjuangan yang merupakan bagian dari proses kaderisasi, petani Huta Padang memiliki hasil produksi yang lebih baik, hal ini dapat dilihat
dari tabel 5.25-5.26 mengenai tingkat hasil produksi pertanian sebelum dan setelah bergabung bersama SPI. Kondisi ini disebabkan karena bertambahnya luas
lahan yang mereka miliki setelah melakukan proses perjuangan reclaiming, dan didorong oleh kemampuan dan keterampilan pertanian yang mereka peroleh dari
proses kaderisasi yang mereka jalani, sehingga mampu melakukan proses pertanian yang baik dengan hasil produksi yang lebih baik pula. Berdasarkan
analisis kuantitatif melalui Uji t, hasil produksi pertanian dengan hasil t= -10,05 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI
Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap hasil produksi pertanian masyarakat tani Huta Padang.
Seiring dengan meningkatnya hasil produksi pertanian masyarakat tani anggota setelah bergabung bersama SPI maka semakin meningkat pula tingkat
penghasilan perbulan mereka. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.27-5.28 mengenai tingkat penghasilan dalam sebulan sebelum dan sesudah bergabung bersama SPI,
yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan penghasilan yang tinggi pada masyarakat tani anggota setelah mereka bergabung bersama SPI, dimana kondisi
133
disaat sebelum bergabung mayoritas dari mereka memiliki penghasilan yang sangat rendah. Selain disebabkan hasil produksi pertanian yang meningkat, hal ini
juga didorong oleh adanya aktivitas pertanian lainnya didalam organisasi sehingga anggota juga mendapatkan penghasilan lain, ditambah lagi dengan hasil pertanian
organisasi yang dikelola secara bersama. Sehingga petani Huta Padang anggota memiliki kekuatan ekonomi yang jauh lebih baik setelah bergabung bersama SPI.
Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t, tingkat penghasilan dalam sebulan dengan hasil t= -12,28 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat
dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap penghasilan masyarakat tani Huta Padang dalam setiap bulan.
Dengan meningkatnya penghasilan petani anggota maka meningkat pula kemampuan petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.29-5.30 tentang tingkat kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sebelum dan setelah bergabung bersama SPI, yang menjelaskan
bahwa tingkat kemampuan petani anggota dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup mereka menjadi lebih baik dan mencukupi setelah bergabung bersama SPI.
Dimana kondisi sebelum mereka bergabung bersama SPI cukup sulit bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun sebagian kecil dari mereka telah
mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sebelum mereka bergabung dan menjalankan proses kaderisasi. Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t,
kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dengan hasil t= -7,14 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis
Simpang Kopas yang signifikan terhadap kemampuan masyarakat tani Huta Padang dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
134
Pada aspek kesehatan khususnya dalam memberikan jaminan kesehatan dan upaya peningkatan gizi terhadap keluarga sebenarnya berkolerasi dengan
kemampuan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang tergantung pada kekuatan ekonomi keluarga. Seiring dengan meningkatnya penghasilan dan
kekuatan ekonomi masyarakat tani anggota maka lebih mudah bagi mereka untuk memberikan jaminan kesehatan membeli obat, berobat ke rumah sakit atau
pengobatan tradisional dan upaya peningkatan gizi bagi keluarganya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.31-5.32 mengenai tingkat kemampuan memberikan
jaminan kesehatan terhadap keluarga sebelum dan setelah bergabung bersama SPI, dan tabel 5.33-5.34 mengenai tingkat kemampuan upaya peningkatan gizi
terhadap keluarga sebelum dan sesudah bergabung bersama SPI. Yang menjelaskan bahwa terdapat peningkatan kemampuan bagi petani Huta Padang
anggota yang menjadi lebih mudah dalam memberikan jaminan kesehatan dan upaya peningkatan gizi terhadap keluarganya setelah mereka bergabung bersama
SPI. Dimana pada kondisinya, sebelum mereka bergabung bersama SPI cukup sulit bagi mereka untuk memberikan jaminan kesehatan dan mengupayakan
peningkatan gizi terhadap keluarganya. Berdasarkan analisis kuantitatif melalui Uji t, kemampuan dalam
memberikan jaminan kesehatan keluarga dengan hasil t= -8,94 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang
Kopas yang signifikan terhadap kemampuan masyarakat tani Huta Padang dalam memberikan jaminan kesehatan bagi keluarga. Dan dalam upaya peningkatan gizi
keluarga dengan hasil t= -7,26 Ho ditolak dan H+ diterima, menyatakan bahwa terdapat dampak kaderisasi SPI Basis Simpang Kopas yang signifikan terhadap
135
kemampuan masyarakat tani Huta Padang dalam upaya peningkatan gizi bagi keluarga.
5.2.6. Analisis PenelitianKarya Ilmiah Terdahulu Yang Terkait