Poka Yoke Metode yang Digunakan dalam

3.4.4. Pengendalian Visual Visual Control

Sistem kendali visual adalah alat komunikasi tentang prosedur dan status produksi yang digunakan dalam lingkungan kerja, untuk menunjukkan bagaimana pekerjaan seharusnya dilakukan dan apakah terjadi penyimpangan terhadap standar, sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara efektif. Pengendalian visual lebih dari sekedar mengungkapkan penyimpangan dari target atau tujuan melalui bagan dan grafik dan menempatkannya agar dapat dilihat oleh orang banyak. Beberapa alat yang termasuk ke dalam sistem kendali visual adalah: a. Visual displays, berupa grafik, tabel, prosedur dan dokumentasi proses sebagai referensi bagi pekerja produksi. b. Visual controls, merupakan indikator yang berfungsi sebagai pengendali atau sinyal. Termasuk ke dalamnya dalah informasi status produksi, informasi kualitas. Contohnya kartu kanban. c. Visual process indicators, mengkomunikasikan proses produksi atau aliran bahan baku yang benar. Contohnya area lantai produksi yang dicat untuk menyimpan produk yang tidak cacat.

3.4.5. Poka Yoke

Kesalahan dalam sebuah proses produksi di perusahaan akan berdampak terhadap peningkatan biaya produksi. Setiap perusahaan harus berlomba-lomba untuk membuat produk bermutu dengan biaya rendah. Strateginya adalah selalu Universitas Sumatera Utara melakukan improvement untuk mencapai Zero Defect dengan menerapkan sistim Poka-Yoke. Poka-Yoke adalah kata yang berasal dari Bahasa Jepang dan artinya pengoreksi kesalahan mistake proffing. Poka-Yoke adalah sistem pencegahan yang dirancang untuk mencegah kesalahan sebelum kesalahan itu menjadi defect . 14 14 Liker, J.K and Meier D, The Toyota Way Fieldbook, 2006, US: McGraw-Hill, pp.195-197 Dengan penerapan Poka-Yoke, mutu akan diciptakan ketika diproses Built in Quality dan pada akhirnya dapat mengeliminasi Inspeksi Mutu. Poka Yoke berdasarkan filosofi bahwa orang tidak secara sengaja membuat kesalahan atau mengerjakan pekerjaan secara tidak benar, tapi kesalahan dapat terjadi karena berbagai alasan. Ada perbedaan signifikan antara pemikiran Toyota Way mengenai penyebab kesalahan dan proses pemikiran yang digunakan oleh perusahaan lain. Banyak perusahaan setuju bahwa orang melakukan kesalahan, dan setuju bahwa jika orang memusatkan perhatian, mereka tidak akan banyak melakukan kesalahan. Pemikiran konvensional sering mengidentifikasikan kesalahan sebagai kesalahan manusia. Toyota Way selalu berangkat dari asumsi bahwa sebuah kesalahan merupakan kegagalan dari sistem dan metode yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Secara sederhana, kesalahan muncul karena metode yang ada memungkinkan kesalahan itu untuk terjadi. Perbedaan pemikiran itu akan menggeser tanggung jawab terhadap kesalahan dari orang ke metode, yang juga menggeser menyalahkan orang menjadi menyalahkan sistem. Kunci untuk mengembangkan alat pengoreksi kesalahan yang efektif terletak pada pemahaman tentang bagaimana atau mengapa kesalahan terjadi. Universitas Sumatera Utara Shigeo Shingo memperkenalkan tiga jenis poka yoke, yaitu: 1. Contact method, mengidentifikasikan cacat sebagai tidak adanya hubungan antara peralatan dengan produk. Pendeteksian dengan warna merupakan salah satu metode ini. 2. Fixed value method, merupakan metode yang memberikan angka pada pergerakan yang terjadi. 3. Motion step method, merupakan metode untuk menyatakan langkah atau gerakan dari suatu proses yang harus diikuti. Poka yoke dapat juga memberikan peringatan, mencegah, mengendalikan tindakan yang salah.

3.5. Studi Waktu

Metode pengukuran waktu dapat dibagi dalam dua bagian yaitu 15 : 1. Pengukuran Waktu secara Langsung Yaitu pengukuran yang dilakukan ditempat dimana pekerjaan bersangkutan dijalankan, ada dua yaitu: a. Metode Sampling Pekerjaan: Pengamatan dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang telah ditentukan secara acakrandom. b. Metode Jam Henti: Menggunakan instrumen stopwatch dimana metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang. 15 Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung, pp. 119-135. Universitas Sumatera Utara