Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat value added time hanya 1.89 dari total lead time. Aktivitas yang berupa non value added time ada yang dapat
dihilangkan dan ada yang tidak. Waktu menunggu merupakan aktivitas yang diusahakan untuk dieliminasi dan proses pemindahan material diusahakan
dilakukan dengan cara yang efesien.
5.2.2.2. Analisa Cycle time
Cycle time umumnya merupakan value added time, namun perlu
diperhatikan bahwa didalam cycle time dapat terbagi atas value creating time dan non value creating time
bila proses tersebut tidak dilakukan dengan cara yang efesien. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan waktu pengerjaan di beberapa
proses terdapat aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan waktu penyelesaiannya menjadi panjang. Pada proses picking terdapat kegiatan mencari-
cari bagian yang hendak dikerjakan dalam tumpukan rajungan, pada proses filling terdapat kegiatan mencari dan memilih kaleng yang sesuai diisi daging rajungan,
pada proses packing pekerja memeriksa satu-satu label sebelum ditutup.
5.2.2.3. Identifikasi pemborosan dalam proses
Pembahasan pemborosan tersebut pada PT. Toba Surimi Industries mencakup:
a. Waktu menunggu Waiting time Waktu menunggu meskipun dalam waktu yang singkat dikategorikan
pemborosan karena tidak bernilai tambah. Berdasarkan Tabel 6.2, dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
waktu menunggu dalam jumlah yang besar. Waktu menunggu terjadi antar proses, dimana proses yang satu menunggu datangnya produk dari proses
sebelumnya untuk diproduksi. Hal ini menunjukan proses berjalan sendiri secara setahap-setahap dan tidak mengalir. Waktu menunggu sebelum proses
seaming akan memperbesar kemungkinan daging rajungan terkontaminasi
bakteri sehingga akan menurunkan mutu produk atau menyebabkan produk menjadi reject. Hal ini disebabkan produk sesudah melewati proses sorting
tidak diletakkan diatas es, melainkan berada dalam ruangan bersuhu 16-18
o
Transportasi termasuk pemindahan material dalam proses WIP dari satu proses ke proses lainnya. Pemindahan yang repetitif dan tidak efesien dapat
dilihat pada proses picking Gambar 5.3. Dimana pekerja memindahkan daging rajungan yang telah dikopek secara manual dengan sekali angkat sekitar dua
keranjang, dan mengumpulkan bahan dengan mendatangi satu-satu pekerja melalui lorong berjarak 1m yang terdapat 2 baris pekerja picking. Hal ini
selain meningkatkan kebutuhan tenaga kerja untuk pemindahan bahan, juga melelahkan pekerja, dan membuat proses pemindahan menjadi lama. Proses
pengumpulannya juga membuat pekerja picking terhenti sesaat dari pekerjaannya untuk membalikkan badan menyerahkan daging yang telah
C. Suhu ini memungkinkan untuk pertumbuhan bakteri yang dapat berpindah
melalui permukaan kerja atau terbawa pekerja yang lalu lalang. Adanya waktu
menunggu juga menyebabkan adanya karyawan yang tidak produktif, duduk menunggu untuk memulai pekerjaan atau bercerita-cerita.
b. Transportasi Transportation
Universitas Sumatera Utara
dikopek. Pekerja yang bolak balik mengangkut bahan juga tampak pada proses receiving raw material
ke bagian picking dimana pekerja mengangkat rajungan yang telah dikopek cangkangnya secara manual untuk dibagikan
satu-satu ke meja picking. c. Proses yang berlebih Overprocessing
Melakukan langkah yang tidak diperlukan dalam proses produksi termasuk overprocessing
. Aktivitas ini ditemui pada proses packing yaitu proses pemeriksaan sebelum karton ditutup dengan isolasi. Aktivitas ini cukup
memakan waktu dan seharusnya tidak perlu dilakukan bila sudah dilakukan dengan benar sejak memasukkan produk. Pada aktivitas ini produk
dikeluarkan satu-satu dan dilihat kesesuaian label dan negara pengimpornya. d. Gerakan yang tidak perlu motion
Gerakan pekerja dikategorikan mubazir bila tidak memberi nilai tambah, antara lain mencari dan memilih bagian rajungan yang akan dikopek pada
proses picking, kegiatan mencari dan memilih kaleng yang sesuai pada proses filling,
serta kegiatan mencari pada proses packing. Hal ini karena bahan tidak dikelompokkan secara baik. Produk yang tercampur juga akan menambah
waktu changeover pada proses coding untuk melihat urutan kode jenis produk yang dicetak dan mengatur mesin inject printer.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2.4. Identifikasi pemborosan dalam proses