12
Bab V penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada halaman terakhir peneliti melampirkan daftar pustaka yang menjadi acuan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
13
BAB II KERANGKA TEORI
A. Penilaian Kualitas Penerjemahan
Aspek penilaian pada bahasa tulis berlaku pula dalam penilaian penerjemahan karena terjemahan pada hakikatnya tertuang dalam bahasa tulis. Penilaian
penerjemahan merupakan bagian penting dalam konsep teori penerjemahan. Karena itu aspek penilaian terjemahan membawa pada konsep terjemahan yang berbeda-beda
dan penilaian yang berbeda pula. Namun diharapkan penilaian yang diberikan dapat menilai terjemahan dengan baik karena untuk menentukan kualitas terjemahan.
9
Kualitas penerjemahan berhubungan dengan fungsi penerjemahan sebagai penghubung komunikasi yang melibatkan bahasa sumber dan bahasa target.
Praktiknya bisa dilakukan dengan cara menghadirkan one-to-one correspondence - „padanan satu lawan satu‟. ini memang sulit. Namun, menghadirkan kesepadanan
makna atau pesan selalu bisa dilakukan. Dalam kaitan inilah para pakar menyodorkan metode, prosedur, dan teknik penerjemahan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan terjemahan yang berkualitas.
10
1. Aspek Penilaian
Dalam penilaian hasil terjemahan, menurut Hoed terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh penilai, yaitu 1 ketepatan reproduksi makna
meliputi aspek linguistik, semantik, dan pragmatik, 2 kewajaran ungkapan, 3 peristilahan, dan 4 ejaan.
9
Frans Sayogi, h.145
10
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h.175
14
Dalam kriteria penilaian penerjemahan ini, ditentukan aspek yang dinilai mencakup a kesepadanan makna pada aspek linguistis, semantis dan pragmatis,
b tingkat kewajaran, c penggunaan gaya bahasa, d peristilahan khusus, e penggunaan ejaan baku, dan f kesepadanan teks.
11
Menurut Larson terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu 1 ketepatan, 2 kejelasan, dan 3 kewajaran.
12
Suatu terjemahan dikatakan memiliki ketepatan bila tidak menyimpang dari isi atau informasi yang terdapat di dalam teks asli bahasa sumber. Aspek keakuratan
mengacu pada sejauh mana tingkat kesepadanan pesan antara teks sumber dan teks target. Dalam penerjemahan, aspek keakuratan harus dijadikan prioritas
utama. Sebab, keakuratan merupakan konsekuensi logis dari konsep dasar penerjemahan bahwa suatu teks disebut terjemahan kalau teks tersebut memiliki
hubungan padanan dengan teks sumber.
13
Carrol menunjukkan salah satu cara untuk mengukur ketepatan dalam terjemahan dengan mengukur ketidaktepatan yang disebutnya informativeness
keinformativan sebagai berikut. Seandainya seseorang, yang dapat membaca teks asli di dalam Bsu dan juga terjemahannya, membaca terjemahannya terlebih
dulu, lalu membandingkannya dengan dengan teks aslinya, maka dia mungkin menemukan tiga kemungkinan. 1 Dia tidak memperoleh keterangan tambahan
setelah membaca teks aslinya, terjemahan demikian dianggap baik; 2 setelah membaca teks aslinya, keterangan yang diperolehnya sama sekali tidak sesuai atau
bertolak belakang dengan keterangan yang diperolehnya dari terjemahannya, terjemahan demikian dianggap tidak baik; 3 kemungkinan ketiga ialah
11
Frans Sayogie, Teori dan Praktik Penerjemahan , Pamulang: Transpustaka, 2014, h.137
12
Frans Sayogie, h.145
13
M. Zaka Alfarisi, h.179