76
1. Peribahasa tentang Kejelasan Haram
ĝīÈ ĘاåÛĖا Haram itu jelas.
125
Kalimat ini berbentuk jumlah ismiyah. Kata ĘاåÛĖا merupakan mubtada, dan kata
ĝīÈ menjadi khobar. Bisa dilihat terjemahan yang penerjemah lakukan tidak terdapat kesalahan. Tidak terdapat distorsi makna, tidak kaku, dan tidak terdapat
pemborosan kata.
I. HARTA
1. Peribahasa tentang Tamak
ĜÅĚåÛĖا áئÅĎ ðåÛĖا Tamak adalah pangkal penyesalan
126
Kata ðåÛĖا diartikan sebagai „tamak‟, padahal di dalam kamus mutarjim berarti
kekikiran, sifat pelit, sifat berhemat, pengiritan, penghematan. Lalu kata ĜÅĚåÛĖا
diartikan sebagai „penyesalan‟, sedangkan dalam kamus berarti perampasan, pencabutan hak milik, pengingkaran, kekurangan, kemiskinan.
Kata „tamak‟ dengan „kikir‟ berbeda maknanya dalam kamus besar bahasa Indonesia. tamak berarti selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri; loba;
serakah. Sedangkan kikir berarti terlampau hemat memakai harta bendanya; pelit; lokek;kedekut.
Selanjutnya, kata „penyesalan‟ dengan „kemiskinan‟ juga terlampau jauh maknanya.
125
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.81
126
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.82
77
Setelah dipaparkan beberapa kesalahan di atas, maka terjemahan alternatif yang peneliti berikan adalah kikir adalah pangkal kemiskinan.
2. Peribahasa tentang Kekayaan Terbaik
ĀĥğďĖا ħğغĖا åīخ Sebaik-baik kekayaan adalah qanaah.
127
Terdapat dua kesalahan dalam peribahasa ini. pertama, terjemahan terasa kaku karena adanya kata „sebaik-baik‟, akan lebih baik jika kata-katanya diganti dengan
„terbaik‟. Kedua, kata „qanaah‟ tidak terdapat dalam KBBI. Sebaiknya, kata „qanaah‟ diberi penjelasan yang lebih detail sehingga pembaca yang awam akan
istilah ilmu agama tetap memahami pesan yang hendak disampaikan. Terjemahan ini menggunakan metode penerjemahan harfiah.
Terjemahan alternatif yang peneliti berikan adalah kekayaan terbaik adalah qanaah puas atas yang dimilikinya.
128
3. Peribahasa tentang Utang
åëĂ ĝĪَáĖا Utang itu kesulitan.
129
Kalimat ini berbentuk jumlah ismiyah. ĝĪَáĖا sebagai mubtada dan åëĂ sebagai
khobar. Tidak terdapat kesalahan pada terjemahannya. Pesan yang disampaikan mudah dimengerti, tidak ada distorsi makan, serta tidak ada kata-kata yang baku.
127
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.89
128
Ahmad Warson Munawwir, h.1162
129
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.93
78
4. Peribahasa tentang Orang Kaya Sebenarnya
éċَğĖا ħğغ ħğغĖا ĝēĖĤ ôåăĖا ÊåÓĒ ĝĂ ħğغĖا éīĖ Orang kaya itu bukan yang melimpah hartanya, tetapi orang yang kaya
jiwanya.
130
Tidak ada kesalahan dalam terjemahan ini. tidak ada pemborosan kata, pemilihan diksinya pun tepat, dan tidak diterjemahkan secara harfiah sehingga pesan yang
disampaikan sesuai dengan pesan yang ditulis dalam peribahasa Arabnya.
J. AGAMA
1. Peribahasa tentang Agama itu Nasihat
ËÛīóĞ ĝĪáĖا
Agama itu nasihat. Pesan yang disampaikan oleh penulis telah disampaikan dengan benar oleh
penerjemah. Terjemahan tidak terasa seperti terjemahan, tidak ada kesalahan diksi, dan mudah dipahami oleh pembaca.
131
2. Peribahasa tentang Agama itu Mudah
åëĪ ĝĪáĖا Agama itu mudah.
132
Sama seperti peribahasa sebelumnya, peribahasa ini tidak terddapat kesalahan. Karena dengan sekali membaca terjemahannya, para pembaca langsung
memahami apa maksud yang disampaikan oleh penulis.
130
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.155
131
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.93
132
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.93
79
K. SABAR
1. Peribahasa tentang Sabar Berbuah Manis
ĕëăĖا ĝĚ ħėÚأ ġÉĎاĥĂ ĝēĖĤ ġÏĎاãĚ ĩف ٌåĚ åÉóĖÅĒ åÉَóĖا Sabar itu bagaikan pohon jadam, yang pahit rasanya. Tapi buahnya lebih
manis daripada madu.
133
Walaupun terjemahan ini menggunakan metode penerjemahan harfiah, tetapi pesan yang dimaksud tidak menyimpang sehingga tidak menimbulkan efek
kebingungan terhadap pembaca.
2. Peribahasa tentang Sabar Menolong Pekerjaan
ĕĒ ħėĂ ĝīăĪ ĕěĂ
åÉَóĖا Kesabaran itu menolong setiap pekerjaan.
134
Terjemahan ini juga tidak terddapat kesalahan. Tidak ada pemborosan kata, kata yang kaku, atau distorsi makna.
L. UJIAN
1. Peribahasa tentang Ujian Membuat Manusia Dihormati atau Dicela
ĜÅģĪ Ĥأ ءåěĖا ĘåēĪ ĜÅÛÏĚاا áğĂ Dalam ujianlah seseorang akan dihormati atau dicela.
135
133
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.108
134
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.109