Definisi Peribahasa Teori Peribahasa

33 1 Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan. 2 Ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. 34 Secara etimologis pengertian amtsal ada tiga macam. Pertama, bisa berarti perumpamaan, gambaran, atau penserupaan. Kedua, bisa berarti kisah atau cerita yang sifatnya menakjubkan. Ketiga, bisa berarti sifat keadaan atau tingkah laku. Sedangkan secara terminologis amtsal didefinisikan oleh para ahli sastra adalah ungkapan yang sifatnya menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Penggunaan ungkapan itu dimaksudkan untuk mempengaruhi dan menyentuhkan kesan, seakan si pembuat perumpaaan mengetuk telinga si pendengar sehingga pengaruhnya menembus kalbu. 35 Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diramalkan, baik secara leksikal maupun gramatikal, makna peribahasa masih bisa diramalkan karena adanya asosiasi atau tautan antara makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur bentuk peribahasa itu dengan makna lain yang menjadi tautannya. Umpamanya hal dua orang yang selalu „bertengkar‟ dikatakan dalam bentuk peribahasa bagai anjing dengan kucing. Kucing dan anjing dalam sejarah kehidupan kita memang merupakan dua ekor binatang yang tidak pernah rukun. Entah apa sebabnya. Contoh lain „keadaan pengeluaran belanja lebih besar jumlahnya daripada pendapatan‟ dikatakan dalam bentuk peribahasa besar pasak daripada tiang. 34 Harimurti Kridalaksana, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 1055 35 Yaniah Wardani dan Cahya Buana, h. 26-27 34 Seharusnya pasak harus lebih kecil daripada tiang, jika pasak itu lebih besar, tentu tidak mungkin dapat dimasukkan pada lubang tembus yang ada pada tiang. Karena peribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan maka dapat juga disebut dengan nama perumpamaan. Kata-kata seperti, bak, laksana, dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa. Memang banyak juga peribahasa yang tanpa menggunakan kata-kata tersebut, namun kesan peribahasanya itu tetap saja nampak. Misalnya tong kosong nyaring bunyinya. Peribahasa tersebut bermakna „orang yang tiada berilmu biasanya banya cakapnya‟. Di sini orang yang tiada berilmu itu diperbandingkan dengan tong yang kosong. Hanya tong yang kosong yang kalau dipukul akan berbunyi nyaring; tong yang berisi penuh tentu tidak akan berbunyi nyaring. Sebaliknya orang pandai, orang yang banyak ilmunya biasanya pendiam, merunduk dan tidak pongah. Keadaan ini disebutkan dengan peribahasa yang berbunyi bagai padi, semakin berisi, semakin merunduk. 36 Contoh dalam bahasa Arab, peribahasa ãĪ اĤ ĩďÉĪ ا ä àاå×ĖÅĒ bermakna „Bagaikan belalang yang tidak memberi sisa apapun‟. Makna peribahasa ini merupakan kiasan bagi seseorang yang kehabisan harta bendanya karena sebab apapun, misalnya gemar berjudi, kebakaran atau kecurian, sehingga tidak ada sedikitpun yang tertinggal yang masih dimilikinya. Contoh lain, åīûĖا ęģêĤ¼ä ħėĂ »Ē Ĝ artinya „Seolah-olah ada burung di kepalanya‟. Orang yang dihingapi burung di kepalanya agaknya takut dan sayang kalau burung itu terbang. Jadi, ia diam saja. Pepatah ini adalah kiasan bagi seseorang atau suatu golongan yang patuh, taat dan selalu mengikuti saja perintah 36 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 76 35 yang dikatakan pimpinannya. Juga dikiaskan bagi orang yang berhati lemah, penyantun dan sabar. 37

2. Macam-Macam Peribahasa Bahasa Indonesia

Peribahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: 1 Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, sindiran, dan sebagainya. 2 Pepatah, merupakan perbahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari para sesepuh biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara. 3 Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur. 4 Perumpamaan adalah peribahasa yang berisikan perbandingan- perbandingan atau sering juga diartikan sebagai peribahasa yang berupa perbandingan. Biasanya menggunakan kata-kata seperti, bak, laksana, ibarat, umpama, bagai. 5 Ibarat adalah berkataan atau cerita yang dipakai sebagai perumpamaan perbandingan, lambang. 6 Tamsil adalah i persamaan dengan umpama misal, contoh: dia hidupnya seperti katak dalam tempurung ii ajaran yang terkandung dalam cerita, 37 Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2008, h. 92 36 ibarat; lukisan sesuatu sebagai contoh, banyak cerita yang mengandung untuk kanak-kanak. 7 Pemeo adalah i ejekan olok-olok, sindiran yang menjadi buah mulut orang ii perkataan yang lucu untuk menyindir dsb., misalnya undang- undang hanya berlaku untuk rakyat kecil, atau bisa juga merupakan peribahasa yang berupa semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat atau menghidupkan suasana .

3. Macam-macam Amtsal Arab Peribahasa Bahasa Arab

Seperti dikutip oleh Yaniah, Sayyid Syakir membagi amtsal ke dalam lima bagian, yaitu: al-amtsal al-hikmiyyah, al-amtsal al-tarikhiyyah, al-amtsal al- khurafiyyah, al-amtsal al-sairah asy- sya‟biyyah dan al-amtsal al-fukahiyyah: 1 Al-amtsal al-hikmiyyah yaitu amtsal yang menyerupai kata hikmah kata mutiara atau nasihat baik dari keindahan lafaznya maupun maknanya. 2 Al-amtsal al-tarikhiyyah yaitu amtsal yang muncul berdasarkan hikayat atau sejarah pembesar atau penguasa suatu kaum dalam melaksanakan sikap politiknya terhadap bawahannya, misalnya: đăÉÏĪ đÉėĒ Āĥج Laparkanlah anjingmu maka ia akan mengikutimu 3 Al-amtsal al-khurafiyyah adalah amtsal yang muncul berdasarkan cerita binatang, yang mengandung i‟tibar nasihat dan ajaran-ajaran yang baik, misalnya amtsal yang terdapat pada kisah Kalilah wa Dimnah karangan inbu muqaffa yang terdapat pada cerita seribu satu malam. Asal mula dari pepatah ini adalah tiga