51
Buku ini sudah menjadi pelajaran wajib, terutama di pesantren-pesantren modern dan di sejumlah cabangnya. Yang disebut pesantren modern di Indonesia
adalah Pondok Modern Gontor dan sejumlah pesantren yang menginduk atau mengkiblatkan sistem pendidikannya ke Gontor. Modern disini adalah brand yang
diberikan oleh masyarakat. Tidak hanya modern, buku ini juga dipergunakan di pesantren tidak modern.
67
2. Cakupan Buku Mahfuzhat
Buku ini menyajikan peribahasa Arab beserta artinya yang disusun berdasarkan alfabetis Arab. Yakni dari
ا sampai Ĩ. Selain itu buku ini juga dilengkapi dengan ayat, hadis, dan bait-bait hikmah.
Bagian pertama berisi peribahasa-peribahasa Arab, yang disusun berdasarkan alfabetis arab dari
ا hingga Ĩ. Contoh peribahasa Arab yaitu ÐäĥÎ ËďěÚ ÅģĞ¿ف ØاçěĖا اĥďÎا Ëğīغض yang artinya Jauhilah gurauan, karena gurauan itu kebodohan yang
mewariskan kedengkian.
68
Bagian kedua berisi ayat, hadis, dan bait-bait hikmah. ayat, hadis dan bai-bait hikmah disusun berdasarkan masing-masing tema, misalnya santun dan marah, rendah
hati dan sombong, munafik, kesaksian palsu, anjuran untuk menuntut ilmu, tolong menolong, akhlak mulia, berinfak di jalan kebaikan, dermawan dan kikir, hemat, dsb.
Sedangkan bagian ketiga berisi tentang nasihat-nasihat ulama dan para pujangga. Nasihat-nasihat ini disusun berdasarkan nama tokoh ulama dan para pujangga. Seperti
Imam Syafi‟i, Ali bin Abi Thalib, Amru bin al-Wardi, Abu Atahiah, Mahmud Syami Basya, Basyar bin Burd, Mutanabbi, Abu Tamam, Abu Muslim al-Khurasani, dll.
67
Luqman Hakim Arifin, dkk, Mahfuzhat, Jakarta Selatan: Turos, 2013, h. 6-7
68
Luqman Hakim Arifin, dkk, h. 29
52
3. Biografi Penyusun dan Penerjemah Buku Mahfuzhat
Untuk mengetahui kualitas dan profesionalitas tim redaksi Turos yang menyusun buku Mahfuzhat, peneliti menghadirkan biografi tim redaksi Turos yang menyusun
buku Mahfuzhat. Biografi ini didapatkan melalui curiculum vitae yang dikirim oleh tim redaksi Turos kepada peneliti, namun dikarenakan sibuknya pekerjaan beberapa
tim penyusun, peneliti mengambil biografi dari akun official facebook mereka.
a. Penyusun 1 Lukman Hakim Arifin
Ia adalah Pimpinan Redaksi Majalah Gontor dan Pimpinan Redaksi Renebook Publisher. Setelah lulus dari Pondok Modern Gontor, ia melanjutkan studinya di
Universitas Gadjah Mada dan kemudian bekerja di Majalah Gatra dan PT. Era Media.
Beberapa karyanya adalah: Mukjizat Bersyukur, Tanpa Tutup.
69
2 Wiyanto Suud
Seorang editor dan penerjemah lepas. Ia lulusan Pondok Modern Gontor kemudian melanjutkan studinya di Universitas Jember Jurusan Hubungan
Internasional. Ia saat ini bekerja sebagai editor lepas di Losari, dan bekerja di Rene
Publishing.
Beberapa buku karyanya adalah: Buku Pintar Wanita-Wanita dalam Alquran, Misteri Dajjal, 100 Muslim Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah.
69
Wawancara Pribadi dengan Anis Maftuhin, Jakarta Selatan, 11 Februari 2015.
53
3 Amir Abdullah
Pria kelahiran Pemalang 14 September 1989 ini kini menjadi teknisi di sebuah perusahaan telekomunikasi yang cukup terkenal.
Setelah lulus dari pondok pesantren, Amir melanjutkan studinya ke Institut Studi Islam Darussalam Gontor. Namun hanya sampai semester dua. Kemudian pindah ke
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Kusuma Negara. Sebelum menyusun buku Mahfuzhat, pria yang bertempat tinggal di kawasan
Pondok Gede ini pernah berprofesi sebagai guru bahasa Arab dan Inggris di beberapa sekolah, yaitu ITTC Islamic Teacher Training College Gontor, SMP-SMA Al
Manaar, dan Al Marjan Islamic School.
b. Penerjemah 1 A.N Ubaedy
Aktivitas sehari-harinya adalah sebagai penulis, fasilisator training, learning motivator, konselor, dan praktisi bidang pengembangan SDM. Buku-buku yang
ditulisnya fokus pada pengalaman, learning and education, agama dan spiritualitas, MSDM, psikologi terapan, dan catatan para praktisi di berbagai bidang.
Ia mulai berkarir sebagai guru di SMA, SMEA, dan pesantren di Jakarta, kemudian sempat beberapa tahun bekerja sebagai tenaga recruitment and selection
untuk kru hotel dan kapal pesiar di Eropa dan Timur Tengah. Pengalamannya ini yang menjadikan modal utamanya untuk menulis artikel dan kolom di majalah-majalah
54
SDM dan pendidikan. Hingga kemudian bergabung dengan beberapa lembaga konsultan psikologi dan manajemen.
Pada tahun 2001, ia dipercaya menjadi penulis tetap, konselor, dan tim konsultan di
www.e-psikologi.com , fasilitator pengembangan soft skill di Track-one researh and
training, fasilitator training di Safaro Consulting, senior learning facilitator di Data Group Consulting, dan lain-lain. Samapi sekarang ia masih bergabung di Sahabat
Nestle sebagai penulis tetap dan konselor. Sejak kecil ia akrab dengan dunia pesantren. Terakhir ia lulus dari Pondok
Modern Gontor lalu melanjutkan program diploma bidang manajemen di PPM Manajemen. Sekarang ia aktif di Faraidh Center lembaga konsultan kewarisan Islam
Indonesia, JIN Jaringan Islam Nasionalis, NCMS Nurcholis Madjid Society, AI Aspirasi Indonesia, Action Learning, dan World Education.
Buku-buku karyanya antara lain: Mengubah Takdir, Refleksi Kehidupan, Mendobrak Kegagalan, Kompetensi Kunci dalam Berprestasi, Mukjizat Puasa
Ramadhan, Dahsyatnya Tahajud, Baca Dirimu Temukan Takdirmu.
70
Menurut saya, penerjemah yang dipilih oleh tim redaksi Turos adalah penerjemah yang mumpuni.
c. Gambaran Umum Terjemahan dalam Buku Mahfuzhat
Tim redaksi Turos mengatakan penerjemahan Buku Mahfuzhat menggunakan konsep penerjemahan komunikatif. Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang
penerjemah mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa. Aspek
70
A.N Ubaedy, profil saya, dari ubaedy.blogspot.compprofil-saya.html?m=1
55
kebahasaan dan aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini mengharuskan penerjemah memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi.
Penerjemah dihimbau tidak menerjemahkan dengan menggunakan google translete melainkan menggunakan kemampuannya dalam berbahasa Arab dan dibantu
dengan kamus. Google translete boleh digunakan hanya untuk pembanding saja.
71
Setelah diteliti, mayoritas penerjemahan memang menggunakan penerjemahan komunikatif. Namun, banyak ditemukan kata-kata yang membuat hasil terjemahan
menjadi kaku dan sangat terasa sebagai terjemahan sehingga akan sulit dipahami oleh pembaca.
71
Wawancara Pribadi dengan Aang Arif Amrullah, Jakarta, 27 Januari 2015.
56
BAB IV ANALISIS KUALITAS PERIBAHASA ARAB POPULER DALAM BUKU
MAHFUZHAT KARYA TIM REDAKSI TUROS
A. ILMU
1. Peribahasa tentang Syarat Mencari Ilmu
Ė ĩخأ ËَÏëÈ َا¾ ęėăĖا ĔÅğÎ ĝ
ءÅĒâ :ĜÅīÉÈ ÅģėīóċÎ ĝĂ đīÉĞ»ê ËÛÉصĤ ęĢäàĤ àÅģÏجاĤ ðåÚĤ
ĜÅĚæ ĔĥøĤ âÅÏêأ
wahai saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan kukabarkan berikut perinciannya dengan jelas: kecerdasan,
ketamakan terhadap ilmu, kesungguhan, harta benda bekal, bergaul dengan guru, serta waktu yang panjang.
72
Hasil terjemahan tersebut sangat kaku. Kata “wahai” seharusnya tidak perlu digunakan karena akan membuat kaku terjemahan. Kemudian kata “engkau”, ini juga
menjadikan terjemahan terlalu kaku, kata “engkau” menurut peneliti lebih pas diartikan dengan kata “kamu”.
Redaksi Turos juga menerjemahkannya secara harfiah. Yaitu dengan menerjemahkan kata demi kata. Seperti pada arti “yang akan kukabarkan berikut
perinciannya dengan jelas”. Dalam kamus munawwir, kata ĕóف dapat berarti menerangkan.
73
72
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.33
73
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h.1058
57
Akan lebih baik j ika terjemahannya diganti dengan “yang akan aku terangkan
dengan jelas” Lalu kata
Ĕĥø
disini diartikan sebagai “panjang”. Menurut peneliti, kata “panjang” kurang pantas jika disandingkan dengan kata “waktu”. Sehingga yang lebih tepat
adalah menggunakan k ata “lama”.
Dari keterangan di atas, peneliti mengartikan peribahasa tersebut dengan “saudaraku, kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yang
akan aku terangkan dengan jelas: kecerdasan, ketamakan terhadap ilmu, kesungguhan, harta b
enda bekal, bergaul dengan guru, serta waktu yang lama.”
2. Peribahasa tentang Mencari Ilmu ke Cina
ĝīóĖÅÈ ĥĖĤ ęėăĖا Çėøا Tuntutlah ilmu walaupun sampai di negeri Cina.
74
Kalimat tersebut bisa berarti „walaupun sudah sampai di negeri Cina tetap harus menuntut ilmu‟ atau „tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.”
Untuk tidak membuat pembaca menjadi tidak paham, maka kata sambung “di” sebaiknya dengan kata “ke”. Sehingga terjemahannya menjadi “tuntutlah ilmu
walaupun sampai ke negeri Cina.”
3. Peribahasa tentang Bukti Kecerdasan dan Keilmuan Manusia
ġĖĥĎ ġěėĂ ĕīĖàĤ ġėăف ءåěĖا ĕďĂ ĕīĖà Bukti kecerdasan seseorang dapat dilihat dari perbuatannya, dan bukti keilmuan
seseorang dapat dilihat dari pembicaraannya.
75
74
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.44
75
Luqman Hakim Arifin, dkk, h.91