Jam kerja Kerja Shift

mengalir ke arteri koroner maupun ke bagian tubuh yang lain Iman Soeharto, 2004:48. Dengan berkurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari jantung, berakibat berkurang pula jumlah oksigen sehingga terbentuklah asam laktat. Asam laktat merupakan indikasi adanya kelelahan Eko Nurmianto, 2003:16. 5 Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri dengan perlahan –lahan. Arteri tersebut mengalami suatu proses pengerasan. Pengerasan pembuluh –pembuluh tersebut dapat juga disebabkan oleh endapan lemak pada dinding. Proses ini menyempitkan lumen rongga atau ruang yang terdapat di dalam pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi terhalang Iman Soeharto, 2004:97-99. Terbatasnya aliran darah pada otot ketika berkontraksi, otot menekan pembuluh darah dan membawa oksigen juga semakin memungkinkan terjadinya kelelahan Gempur Santoso, 2004:47.

2.2.6 Jam kerja

Orang bekerja maksimal 40 jam per minggu atau 8 jam sehari. Setelah 4 jam kerja seorang tenaga kerja akan merasa cepat lelah karena pengaruh lingkungan kerja yang tidak nyaman Budiono, 2003. Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktifitasnya. Lamanya bekerja seseorang sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam dan sisanya untuk istirahat, kehidupan dalam berkeluarga dan masyarakat, tidur dan lain- lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktifitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan kerja Suma’mur, 1996. Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu berat atau ringan produktifitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula dalam darah, untuk itu perlu bahan bakar dalam tubuh, maka dari itu istirahat setengah jam sesudah 4 jam bekerja terus-menerus sangat penting artinya. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum 8 jam kerja dan sisanya untuk istirahatkehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja Tarwaka et al, 2004.

2.2.7 Kerja Shift

1 Definisi kerja Shift Banyak teori yang mendefinisikan kerja shift, yaitu diantaranya International Labour Organization ILO, 1998, membuat suatu ciri khas dari kerja shift yaitu terdapatnya kontinuitas, pergantian kerja secara bergilir dan terdapat jadwal khusus. Kerja bergilir dikatakan kontinyu apabila dikerjakan selama 24 jam setiap hari termasuk hari minggu dan hari libur. Colligan et al 1997 mendefinisikan bahwa kerja shift merupakan jadwal jam kerja yang berada diluar jam kerja normal yang dimulai dari sekitar pukul 07.00 sampai pukul 18.00, dengan lamanya jam kerja untuk seorang pekerja 7-8 jam dalam setiap shiftnya. Kemudian La Dou 1994 mendefinisikan kerja shift sebagai pekerjaan yang dilakukan terutama di luar jam kerja normal. Simanjuntak 1997 menjelaskan bahwa dalam terminologinya yang dimaksud dengan kerja shift adalah kerja yang dibagi secara bergiliran dalam waktu 24 jam. Secara terminologi menurut Nasution, dkk 1989, yang dimaksud dengan shift kerja adalah kerja 24 jam dibagi secara bergiliran dalam waktu 2 jam. Para pekerja dibagi atas kelompok kerja dan pada umumnya dibagi atas tiga kelompok dimana lama giliran kerja yaitu 8 jam. Menurut Center for Disease Control and Prevention, US Department of Health and Human Service, 15.5 juta orang di US adalah pekerja shift dalam Mardi, 2008. 2 Alasan Diterapkannya Kerja Shift Alasan diterapkannya kerja shift dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan kepentingan kelompok, yaitu : a Kepentingan Sosial Perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan masyarakat bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang dibutuhkan setiap saat seperti Rumah Sakit, transportasi, pemadam kebakaran, polisi, tenaga listrik, tenaga air, dan lain sebagainya. b Kepentingan Ekonomi Hal ini terutama terjadi pada industri yang menggunakan mesin-mesin mahal sehingga dibutuhkan operasional secara kontinyu untuk mencapai profit yang tinggi dan efisiensi penggunaan dari mesin-mesin tersebut. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri berlakunya kerja shift disebabkan karena proses produksi yang lama yaitu lebih dari 8 jam sehingga mesin harus dioperasikan secara terus menerus seperti pada industri kimia, industri manufaktur, pertambangan, dan lain-lain. c Kepentingan Individu Walaupun sebagian besar orang tidak menginginkan bekerja secara shift terutama shift malam, namun tidak jarang yang menginginkan kerja shift dengan alasan ingin memperoleh gaji atau upah yang lebih baik, jumlah pegawai atau supervisor lebih sedikit, dapat berkumpul dengan keluarga pada siang hari, bekerja pada malam hari lebih tenag, transportasi lancar atau tidak macet, atau memang tidak tersedia pekerjaan lain untuk mereka. 3 Sistem Kerja Shift Biasanya kerja shift disusun tergantung pada pekerjaan dan dari perusahaan atau industri yang bersangkutan. Berbagai macam model shift kerja dapat diterapkan di berbagai perusahaan. Colligan et al 1997 menyebutkan bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam penyusunan jadwal kerja, yaitu: a Waktu Shift Pembagian waktu kerja shift menjadi 2 atau 3 shift biasanya diterapkan untuk perusahaan yang beroperasi selama 24 jam. Sedangkan pengaturan jadwal mulai dan akhir tergantung dari lamanya shift. Pembagian jadwal kerja dapat dilihat sebagai berikut: 1. Shift pagi shift pertama, dimulai antara pukul 05.00-08.00 dan berakhir antara pukul 14.00-18.00. 2. Shift sore shift kedua, dimulai antara pukul 14.00-18.00 dan berakhir antara pukul 22.00-02.00. 3. Shift malam shift ketiga, dimulai antara pukul 22.00=02.00 dan berakhir antara pukul 05.00-08.00. b Jadwal shift permanen atau rotasi Pekerja yang bekerja secara permanen shift malam tidak mudah beradaptasi walaupun telah bekerja dalam waktu lama. Memang untuk beberapa orang kadang-kadang mudah untuk beradaptasi. Dari pengalaman, orang-orang yang bekerja malam permanen mempunyai metode untuk melawan kelelahan pada malam hari. Tapi walau bagaimanapun pekerja malam permanen tersebut masih akan merasakan lelah dan mengantuk pada malam berikutnya selain itu shift Kelelahan terjadi karena banyak pekerja malam kembali bekerja siang harinya yang semestinya mereka harus beristirahat, sehingga mereka tidak pernah sempurna dalam memenuhi waktu tidur dan istirahatnya dalam upaya mengadaptasikan irama tubuh untuk bangun pada malam hari. Kelelahan ini dapat terjadi dari hari hari ke hari sehingga kelelahan tersebut dapat terakumulasi sampai pada level yang tidak aman. Sedangkan pada pekerja yang bekerja dengan jadwal shift rotasi dihadapkan pada permasalahan yang hampir sama dengan shift permanen. Karena waktu shift yang selalu berubah, mereka tidak pernah secara sempurna untuk beradaptasi pada satu set jadwal kerja tersebut. Dengan demikian biasanya jadwal rotasi diterapkan atas dasar keadilan terhadap pekerjanya. c Kecepatan dan Arah Rotasi Adaptasi terhadap shift dipengaruhi oleh kecepatan rotasi dan arah dari rotasi. Kecepatan rotasi artinya jumlah shift pagi, siang dan malam yang berturut –turut sebelum terjadinya perubahan shift. La Dou 1994 kecepatan rotasi kerja shift terbagi menjadi dua macam yaitu rotasi lambat dan rotasi cepat. Rotasi lambat dimana pekerja mendapat giliran kerjanya setiap 5 hari, hal ini memberikan waktu kepada pekerja untuk beradaptasi baik secara fisiologik maupun sosial. Sedangkan rotasi cepat dimana pekerjanya mendapat giliran kerjanya setiap 1-3 hari, hal ini menyebabkan pekerja tidak pernah puas beradaptasi terhadap shift malam dan menyebabkan gangguan terhadap irama sirkardian. Sedangkan arah rotasi berarti: 1. Rotasi maju adalah menurut arah jarum jam yaitu mulai dari shift pagi ke siang kemudian malam. 2. Rotasi mundur adalah perubahan berlawanan arah jarum jam yaitu mulai dari shift pagi ke malam kemudian siang. Beberapa penelitian menganjurkan bahwa rotasi maju lebih baik daripada rotasi mundur. Karena rotasi maju lebih memudahkan untuk tidur lebih lambat dan bangun lebih telat sehingga tubuh akan merasa lebih segar dan siap untuk bekerja. d Rasio istirahat kerja Orang yang bekerja selama 8 jam mempunyai 16 jam untuk istirahat dan melakukan aktifitas lainnya, sedangkan yang bekerja selama 12 jam hanya mempunyai sisa waktu selama 12 jam untuk istirahat, selain itu mereka masih mempunyai tanggung jawab dan tugas lain di rumah yang tidak dapat digantikan, sehingga mereka mengalami ketidakpuasan dengan waktu istirahat dan tidurnya. Oleh karena itu istirahat yang sering tapi pendek lebih bermanfaat daripada istirahat yang panjang tapi jarang, jadi perlu adanya pertimbangan tentang bagaimana istirahat selama shift dan lamanya istirahat. e Shift yang teratur dan dapat diprediksikan Dengan melakukan penyusunan jadwal kerja shift yang teratur dan dapat diprediksikan maka akan memudahkan bagi pekerja untuk membuat jadwal kegiatan di luar jam kerja. Klasifikasi shift kerja berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Handayani 2008 : 1. Permanen atau tertutup Yaitu shift yang bersifat permanen atau tetap. Misalnya perawat, polisi, dan lain-lain. 2. Rotasi La Dou 1994 menggolongkan kerja shift berdasarkan beban kerja dengan rincian sebagai berikut: 1. Kontinyu dengan cakupan seimbang 24 jam sehari, 365 hari setahun, dengan beban kerja yang tetap seperti pada pabrik pembangkit tenaga nuklir, perusahaan pertambangan, kilang minyak dan lain-lain. 2. Kontinyu dengan cakupan tidak seimbang 24 jam sehari, 365 hari pertahun. Memiliki beban kerja yang tidak seragamdengan cakupan lebih banyak dibutuhkan pada shift pagi seperti industri jasa, rumah sakit, kantor polisi. 3. Cakupan shift sesuai dengan kebutuhan ekonomis, dimana waktu kerja tidak selalu 24 jam per hari, 7 hari per minggu. Shift dapat dihentikan tergantung pada iklim bisnis bila pada jam atau hari tertentu tidak perlu dilakukan, artinya shift dapat dihentikan bila bisnis ekonomi sedang lesu seperti pada industri mobil, manufaktur, dan lain-lain. 4. Kerja shift yang tidak teratur, dikarenakan kerja shift hanya diperlukan sewaktu-waktu dan jadwalnya tidak bisa diperirakan seperti pada petugas kereta api, dan lain-lain. Menurut ILO 1998, desain dari sistem kerja shift adalah sebagai berikut: 1. Permanen Yaitu kerja shift yang tidak bergilir atau tetap dimana apabila seorang pekerja mendapat shift malam maka ia akan shift malam terus. Shift malam yang permanen ini mempunyai efek negatif terhadap kehidupan keluarga, misalnya pekerja yang terkena shift malam permanen harus dapat menyesuaikan gaya hidup keluarganya dengan jadwal shiftnya, efek terhadap kehidupan seksual dan kemampuannya dalam melaksanakn tugasnya di dalam keluarga dan yang lainnya. Selain memiliki efek negatif shift malam permanen juga memiliki efek positif diantaranya pekerja memperoleh penghasilan yang lebih. Namun, pada dasarnya shift malam yang permanen tersebut dapat merusak fungsi tubuh, tidur dan kesejahteraan. Oleh karena itu sistem ini tidak dianjurkan dipakai. 2. Rotasi Sistem shift rotasi cepat lebih menguntungkan dibandingkan dengan shift yang berotasi seminggu sekali, karena shift ini dapat menjaga irama circardian sesuai dengan yang seharusnya. Selain itu sistem shift ini memungkinkan pekerja memiliki lebih banyak waktu luang di sore hari untuk melakukan kegiatan sosialnya baik dengan keluarga maupun orang lain. Pembagian menurut jumlah hari kerja malam yang berturut-turut paling sedikit ada tiga jenis Kuswadji, 1997: 1. Metropolitan rota Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-2 pagi, pagi, siang, siang, malam, malam, libur, libur. Sistem ini banyak dipakai di Inggris. Pada sistem ini hari libur Sabtu dan Minggu hanya terjadi sekali dalam seminggu. Tabel 2.4 Metropolitan Rota Shift System Minggu I Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Pagi Pagi Sore Sore Malam Malam Libur Minggu 5 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Malam Malam Libur Libur Pagi Pagi Sore Minggu 2 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Libur Pagi Pagi Sore Sore Malam Malam Minggu 6 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Sore Sore Malam Malam Libur Libur Pagi Minggu 3 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Libur Libur Pagi Pagi Sore Sore Malam Minggu 7 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Sore Sore Malam Malam Libur Libur Pagi Minggu 4 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Malam Libur Libur Pagi Pagi Sore Sore Minggu 8 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Pagi Sore Sore Malam Malam Libur Libur Keterangan : Pagi pukul 06.00 – 14.00; sore pukul 14.00 – 22.00; malam pukul 22.00 – 06.00 waktu untuk memulai shift dapat berubah sesuai kondisi perusahaan. 2. Continental rota Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-3 pagi, pagi, siang, siang, malam, malam, malam, libur, libur. Sistem ini banyak dipakai di negara-negara daratan Eropa. Pada sistem ini hari libur Sabtu dan Minggu akan terjadi setiap 4 minggu. Tabel 2.5 Continental Rota Shift System 1 Minggu I Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Pagi Pagi Sore Sore Malam Malam Malam Minggu 3 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Malam Malam Libur Libur Pagi Pagi Pagi Minggu 2 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Libur Libur Pagi Pagi Sore Sore Sore Minggu 4 Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Sore Sore Malam Malam Libur Libur Libur Keterangan : Pagi pukul 06.00 – 14.00; sore pukul 14.00 – 22.00; malam pukul 22.00 – 06.00 waktu untuk memulai shift dapat berubah sesuai kondisi perusahaan. 3. Sistem 4 orang siklus 32 jam Dalam sistem ini lepas jaga tidak ada dan tidak ada libur. Keuntungannya adalah setiap orang akan mengalami tidak kerja pagi sebanyak lima kali seminggu baik buat mereka yang sekolah di pagi hari. Pergantian pada tengah malam, sehingga pekerja dapat selalu tidur pada malam hari sebelum bekerja atau sesudah bekerja. Tabel 2.6 Sistem 4 orang siklus 32 jam Shift Hari dalam seminggu S S R K J S A S S R K J S A S S R K J S A Malam A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A Pagi D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D Sore C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C Malam B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B Pagi A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A Sore D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D Keterangan : malam pukul 00.00 – 08.00; pagi pukul 08.00 – 16.00; sore pukul 16.00 – 24.00 waktu untuk memulai shift dapat berubah sesuai kondisi perusahaan. ABCD : orang pertama sampai orang ke empat Menurut awal dan akhir jam kerja shift, lama satu shift, dan keteraturannya sistem Kuswadji, 1997 dapat dibagi sebagai berikut : 1. Sistem 3 shift biasa Masing-masing pekerja akan mengalami 8 jam kerja yang sama selama 24 jam : pagi antara pukul 06.00 – 14.00; sore antara pukul 14.00 – 22.00; malam antara pukul 22.00 – 06.00. shift pagi memungkinkan keluarga dapat makan bersama pada malam harinya, bisa mengerjakan hobby baik pada sore hari atau malamnya. Bila shift pagi dimulai terlalu pagi misalnya pukul 04.00, akan sangat melelahkan dan tidur malam menjadi lebih singkat. Shift sore sangat tidak baik untuk kehidupan sosial, namun sebaliknya untuk tidur sangat menguntungkan. Shift malam buruk dipandang dari berbagai segi. Tidur terganggu akibat berbagai sebab: bising di siang hari, tidur terputus karena harus makan siang, tidur terus sampai sore. Akhirnya mereka mengalami kelelahan karena tidur yang tidak pulas. 2. Sistem Amerika Menurut sistem ini Shift pagi mulai pukul 08.00 – 16.00, shift sore antara pukul 16.00 – 24.00 dan shift malam antara pukul 24.00 – 08.00. sistem ini memberikan keuntungan fisiologik dan sosial. Kesempatan tidur akan banyak terutama pada pekerja pagi dan sore. Setiap shift akan mengalami makan bersama keluarga paling sedikit sekali dalam sehari. 3. Sistem 12-12 Di penambangan minyak lepas pantai dipakai sistem 12 – 12. Selama 12 jam shift pagi dan selama 12 jam shift malam. Jadwal antara 07.00 – 19.00 dan 19.00 – 07.00. satu minggu kerja siang dan satu minggu kerja malam. Setelah dinas 2 minggu, biasanya setelah shift malam, pulang ke rumah dan tinggal dengan keluarga. Dipandang dari sudut kesehatan kerja dan ergonomi kerja menurut cara demikian tidak baik, namun beberapa perkecualian dapat dilakukan, misalnya bila pekerjaan i ni tidak terlalu berat. Bila pekerjaan shift baik siang atau malam, harus diikuti dengan istirahat 2 hari. 4 Strategi dalam Penyusunan Shift Kerja Menurut La Dou 1994 terdapat beberapa strategi dalam penyusunan kerja shift, yaitu : a Zombie Strategy Metode ini digunakan pada perusahaan yang memiliki model kerja yang tidak dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan perusahaan. Sehingga dalam metode ini tubuh pekerjalah yang harus mneyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Metode ini cocok untuk shift yang bersifat permanen, dalam metode ini disarankan agar pekrja tidur secara bergantian dan pihak perusahaan menyediakan tempat untuk pekerja beristirahat. b Throught-it-out Strategy Pada metode ini pekerja yang melaksnakan shift malam akan berotasi dengan cepat. Jam kerja shift malam yaitu sekitar pukul 20.00 sampai pukul 24.00. metode ini memberikan jeda waktu istirahat sebelum pekerja menjalani shift malam selala tiga hari berturut-turut kemudian diikuti dengan hari libur dan memulai kerja pada minggu berikutnya. c Circadian Strategy Strategi ini berawal dari penyesuaian irama tubuh dan bertujuan memberikan peluang sosialisasi bagi pekerja. Pada strategi ini pekerja melaksanakan pola shift dimulai dengan dua minggu pertama shift pagi, dua minggu kemudian shift sore dan shift malam pada minggu keliam. Dengan metode ini tubuh bisa lebih beradaptasi dengan baik. Tabel 2.7 Circadian Strategy Richard M. Coleman Minggu Hari Minggu Hari S S R K J S M S S R K J S M 1 P P P P P - - 2 P P P P P - - 3 S S S S S - - 4 S S S S S - - 5 M M M M M M M 6 M M M - - - - Sumber: scheduling Shift Work Richard M. Coleman Keterangan : P : Shift pagi S : Shift sore M : Shift malam  : Libur d Anchor Sleep Strategy Strategi ini merupakan kombinasi antara Zombie strategy dan circadian strategy. Pekerja dapat tidur terlambat sampai pukul 03.00 dan terbangun pada pukul 11.00, hal ini disebut owl strategy karena pekerja tidur pada siang hari seperti burung hantu. Biasanya strategi ini disukai oleh pekerja yang tidak menyukai sosialisasi dan strategi ini tidak disukai oleh pekerja yang sudah berkeluarga. Tabel 2.8 Anchor Sleep Strategy Richard M. Coleman Anchor Sleep Anchor Sleep Minggu ke – 1 Minggu ke – 2 S S R K J S M S S R K J S M M M - - M M M - - M M - - - Sumber: scheduling Shift Work Richard M. Coleman Keterangan : M : Shift malam  : Libur : pada hari rabu dan kamis minggu pertama serta hari senin dan selasa minggu kedua, pekerja akan tidur terlambat hingga pukul 03.00 dan terbangun sampai pukul 11.00. e Fixed- shift Strategy Strategi ini lebih diutamakan pada jumlah tim yang relatif kecil dan efektif untuk pekerja yang menjalani shift pagi dan sore namun tidak untuk pekerja shift malam. Dalam Al’qur’an, Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan waktu siang agar manusia bekerja dan mencari nafkah dan waktu malam merupakan waktu yang disediakan untuk istirahat. Sebagaimana tertuang dalam surat Al-Qashash : 73, Ar-Ruum : 23, dan An- Naba’ : 9-11 Al-Qashash ayat 73 Artinya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia- Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. ” Pergantian siang dan malam dengan fungsinya masing-masing yaitu siang yang digunakan untuk berusaha mencari rezeki dan malam digunakan untuk istirahat melepaskan lelah, sehingga pulih kembali tenaga yang telah dipergunakan pada siang harinya, adalah suatu rahmat besar dari Allah SWT yang tak ternilai harganya, yang wajib di syukuri. Sesuatu nikmat yang tak dapat disyukuri akan hilang lenyap dicabut dan ditarik kembali oleh Allah SWT. AR Ruum ayat 23 Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. ” Ayat ini masih membicarakan tentang tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, alam semesta dan hubungannya dengan keadaan manusia. Pergantian siang dan malam, serta tidurnya manusia di malam hari dan bangunnya mencari rezeki di siang hari. Manusia tidur di malam hari agar badannya mendapatkan ketenangan dan istirahat, untuk memulihkan tenaga-tenaga yang digunakan waktu bangunnya. Tidur dan bangun itu silih berganti dalam kehidupan manusia, seperti silih bergantinya siang dan malam di alam semesta ini. Dengan keadaan yang silih berganti itu seperti tidur dan bangun bagi manusia. Ia akan mengetahui nikmat Allah serta kebaikan Nya. Di waktu tidur manusia akan mendapatkan makanan yang baik bagi organ tubuhnya begitu juga dia akan mendapatkan di waktu bangun pergerakan anggota tubuhnya dengan leluasa. Dalam ayat ini tidur di dahulukan dari bangun, padahal kelihatannya bangun itu lebih penting dari pada tidur. Karena di waktu bangun itu orang bekerja berusaha dan melaksanakan tugas. Tugas dan kewajibannya dalam hidup, yang terkandung dalam perkataan Nya. “dan usahamu mancari sebagian dari karunia Nya”. Agar nikmat tidur itu diperhatikan. Pada umumnya manusia itu sedikit sekali yang memperhatikannya. Tidur merupakan pengasingan manusia dan kesibukan-kesibukan hidup, dan terputusnya hubungan antara jiwanya dengan Zatnya sendiri. Seakan-akan identitasnya hilang di waktu itu. Dari segi inilah kebanyakan manusia memandang tidur itu sebagai suatu hal yang tidak penting. Ini adalah pengertian yang sudah salah dalam memahami nikmat yang besar itu yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Apabila tidur dianggap sebagai nikmat nyata, maka sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan malam sebagai waktu yang tepat untuk tidur. Tidur adalah nikmat yang jelas seperti terbaca dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Qashash ayat 72 : Artinya: Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. Malam itu tak ubahnya sebagai layar yang menutupi makhluk-makhluk hidup termasuk manusia. Lalu Dia mengantarkan mereka kepada ketenangan, kemudian tidur. Sesungguhnya malam itu merupakan kekuasaan yang memaksakan kehendaknya. Sebagaimana siang yang juga merupakan kekuasaan yang memaksakan kehendaknya kepada semua makhluk hidup. Yang terdahulu untuk tidur, dan yang terakhir untuk bangun. Yang tedahulu adalah mati kecil, karena dalam waktu tidur itu Allah memegang jiwa manusia kemudian dilepaskannya di wkatu dia bangun di siang hari, agar ia dapat bekerja, dan disempurnaknnya ajalnya yang telah di tentukan Nya. Allah berfirman dalam Q.S ayat Al- An’am ayat 60 : Artinya: “Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah di tentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali ”. An- Naba’ ayat 9-11 Ayat 9: Artinya: “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,” Dan Kami jadikan tidurmu pada malam hari untuk beristirahat dari kesibukan pekerjaan pada siang hari, agar mengahasilkan berbagai-bagai mata pencaharian, supaya dengan istirahat waktu tidur itu, dapat mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan pekerjaanmu pada keesokan harinya. Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu kekuatan akan merosot sehingga tidak dapat melangsungkan tugas sehari-hari. Ayat 10: Artinya : “Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian[1546],” [1546]. Malam itu disebut sebagai pakaian karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia. Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Maksudnya malam itu gelap menutupi permukaan bumi sebagaimana pakaian menutup tubuh manusia. Hal itu berarti bahwa malam itu berfungsi sebagai pakaian bagi manusia yang dapat menutupi aurat manusia di waktu tidur dari pandangan orang-orang yang mungkin melihatnya. Demikian pula sebagai pakaian, maka gelap malam itu dapat melindungi dan menyembunyikan seseorang yang tidur dari bahaya atau musuh yang sedang mengancam. Ayat 11: Artinya: “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,” Dan kami jadikan siang untuk berusaha dan mencari rezeki yang diperlukan dalam kehidupan dan untuk hidup bermasyarakat. Begitulah Allah memberikan umat islam nikmat begitu luar biasanya dan ajaran islam yang sangat menganjurkan kepada manusia agar menggunakan waktu dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Manusia dianjurkan untuk senantiasa hidup dengan penuh keteraturan dan keseimbangan. Namun tidak semua sektor pekerjaan yang mampu menerapkan firman Allah SWT tersebut dengan beberapa alasan, dan terkadang ada sesuatu pekerjaan tertentu yang menuntut pekerjanya untuk bekerja pada waktu malam, misalnya pekerja-pekerja di Rumah Sakit. Keinginan akan hasil produksi yang maksimal mengharuskan suatu perusahaan atau instansi yang memperkerjakan tenaga kerja melakukan kerja bergilir Shift Work pagi, siang, dan malam yang mengharuskan karyawan dipekerjakan 24 jam dengan penjadwalan atau rotasi tertentu Astrand, 1986. Colligan et al 1997 menyebutkan bahwa efek yang ditimbulkan dari shift kerja yaitu efek dalam waktu singkat maupun efek dalam jangka waktu yang lama. Efek kerja shift dalam waktu singkat terdiri dari perubahan irama sirkadian, terganggunya pola tidur dan gangguan psikososial. Sedangkan efek untuk jangka panjang yaitu gangguan pencernaan dan gangguan jantung. Kuswadji 1997 dalam penelitiannya mengenai pengaturan kerja pekerja shift dijelaskan bahwa terdapat beberapa gangguan kesehatan yang dirasakan oleh pekerja shift salah satunya adalah 80 akan mengalami kelelahan. Pheasant 1991 menyatakan bahwa para pekerja di sektor industri pada negara berkembang menggunakan shift kerja antara 15 dan 30. Setiap sistem shift memiliki keuntungan dan kerugian. Dari sistem tersebut dapat menimbulkan akibat pada kenyamanan, kesehatan, kehidupan sosial, dan performance kerja. Pada penelitian yang dilakukan Yusri 2006, menunjukkan bahwa pekerja pada shift malam mengalami kelelahan tingkat sedang yaitu sebesar 53,3, sedangkan pekerja pada shift pagi sebanyak 33,3 mengalami kelelahan sedang. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kerja shift dengan kejadian kelelahan dengan p value = 0,000. Penelitian lain oleh Tarigan 2006, diketahui bahwa pekerja merasa sangat lelah paling banyak pada pekerja shift malam yaitu sebesar 50. Pada hasil uji statistik menunjukkan bahwa shift kerja berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja. Ketika bekerja shift merupakan keharusan dan tidak bisa memilih, maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar tetap sehat. Diantaranya, usahakan untuk cukup tidur agar kualitas tidur terjaga. Olahraga teratur juga sangat dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh. Beberapa teknik relaksasi juga dipercaya akan menurunkan beban mental dan tingkat stress. Pilih teknik relaksasi yang paling mudah seperti mendengarkan musik yang menenangkan, bersosialisasi dengan teman, atau menekuni hobi. Selain itu, tentunya dianjurkan pula untuk mengkonsumsi diet yang sehat.

2.2.8 Keadaan yang Monoton