Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja

6.3.6 Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja

Beban Kerja merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja, baik fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja Depkes, 1991. Beban Kerja adalah beban fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini harus ada keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar tidak terjadi hambatan maupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan Depkes, 2003: MD-3. Berdasarkan tabel 5.10, didapatkan hasil bahwa dari 10 responden yang memiliki beban kerja sedang yaitu sebanyak 8 orang 80 sebagian besar mengalami kelelahan berat, 2 orang 20 mengalami kelelahan kerja sedang. sedangkan dari 22 responden yang memiliki beban kerja ringan yaitu sebanyak 9 orang 40,9 sebagian besar mengalami kelelahan berat, 7 orang 31,8 mengalami kelelahan kerja sedang dan 6 orang 27,3 mengalami kelelahan kerja ringan. Tidak sejalan dengan penelitian mengenai beban kerja dengan kelelahan kerja yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pekerja yang mengalami kelelahan kerja lebih banyak pada pekerja dengan beban kerja berat yaitu sebanyak 41 orang 60,3. Berdasarkan hasil secara persentase menunjukkan bahwa responden yang memiliki beban kerja sedang lebih banyak mengalami kelelahan berat dibandingkan dengan responden yang memiliki beban kerja ringan. Hal ini mungkin disebabkan oleh masa kerja dan shift kerja yang dijalani oleh responden. Semakin panjanglama masa kerja karyawan, beban kerja karyawan pula semakin berat untuk kemudian mengalami kelelahan kerja berat begitupun sebaliknya. Tidak hanya itu, karyawan juga di hadapkan oleh beban kerja yang semakin berat. Sehingga karyawan sebagian besar mengalami kelelahan kerja berat. Hal ini terlihat pada karyawan dengan shift kerja malam sebagian besar memiliki beban kerja sedang 66,7. Kemudian karyawan dengan shift kerja pagi sebagian besar memiliki beban kerja sedang sebesar 66,7, dan karyawan dengan shift kerja siang sebagian besar memiliki beban kerja sedang 27,3. Selain itu mungkin juga dipengaruhi oleh responden dengan beban kerja berat memiliki beban kerja tidak hanya secara fisik namun juga beban kerja secara mental yaitu beban tugas dan tanggung jawab yang tidak di teliti oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,035 , artinya pada α = 5 dapat disimpulkan bahwa beban kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan kelelahan kerja. Tidak sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida 2008 pada pekerja pembuatan tahu, berdasarkan hasil uji statistik yang disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan tingkat kelelahan dengan nilai pvalue = 0,001. Handayani 2005 dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa rata-rata denyut nadi kerja yaitu 127,98 denyutmenit. Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara beban kerja dengan tingkat kelelahan p=0,004. Setiap beban kerja harus sesuai dengan kemampuan fisik, kemampuan kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seseorang tenaga kerja dapat digunakan untuk menentukkan berapa lama orang tersebut dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kerja yang bersangkutan. Semakin berat beban kerja yang diterima, maka semakin pendek waktu pekerja untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti Tarwaka, et al, 2004. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik, mental, atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum, mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa optimal bagi seseorang. Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat Depnaker, 1990. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya kelelahan kerja karena beban kerja yaitu dapat dilakukan pembagian tugas dengan menyesuaikan kemampuan fisik dan kapasitas kerja yang dapat diterima masing-masing karyawan dalam melakukan aktifitas kerja agar hasil kerja yang dicapai dapat maksimal. Selain itu merotasi karyawan yang melakukan aktifitasbeban kerja lebih berat dan memiliki masa kerja lama ke bagian kerja yang aktifitasbeban kerja yang lebih ringan. Sebaiknya karyawan yang melakukan aktifitasbeban kerja lebih ringan dan memiliki masa kerja baru ke bagian kerja yang aktifitasbeban kerja nya lebih berat.

6.3.7 Hubungan Antara Risiko Ergonomi dengan Kelelahan Kerja