8 Disediakan fasilitas rekreasi, waktu reaksi dan istirahat dilaksanakan secara
baik. 9
Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya. 10
Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di malam
hari, tenaga baru pindahan. 11
Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba dan obat berbahaya.
2.4 Pelayanan Gizi Rumah Sakit
2.4.1 Pengertian PGRS
Pelayanan Gizi Rumah Sakit PGRS adalah pelayanan yang diberikan untuk mencapai pelayanan gizi yang optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi orang sakit, baik
untuk kebutuhan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan ataupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien rawat inap dan berobat jalan
Dep.Kes RI, 1993. Berdasarkan mekanisme kerja pelayanan gizi di Rumah Sakit, maka kegiatan
PGRS dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yaitu: kegiatan pengadaan dan penyediaan makanan bagi orang sakit dan atau petugas, pelayanan gizi ruang rawat inap,
penyuluhankonsultasi dan rujukan gizi serta kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan. Pengelompokkan kegiatan tersebut berbeda untuk setiap kelas Rumah Sakit
tergantung dari besar instalasi gizi, luas pelayanan kesehatan yang diberikan serta beban kerja yang ditetapkan.
2.4.2 Ketenagaan
Menurut Depkes RI 2007, tenaga profesi gizi adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan gizi D1 gizi dan D4 gizi serta S1S2 gizi yang berpengalaman di
bidang penyelenggaraan makanan. Tenaga profesi non-gizi adalah tenaga profesi lain yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan penyelenggaraan makanan seperti akuntan,
perhotelan, administrasi, teknik, dsb. Sedangkan tenaga pelaksanaan teknis meliputi tenaga dengan latar belakang pendidikan tataboga SMKK, SMASMP, dan sebagainya.
2.4.3 Kegiatan Penyelenggaraan Makanan
Menurut Depkes RI 2007, penyelenggaraan makanan dibagi tiga, yaitu swakelola, outsourching, dan kombinasi. Swakelola artinya sistem penyelenggaraaan
makanan yang dilakukan menggunakan seluruh sumber daya yang disediakan oleh institusi tersebut begitu juga pengelolaan dan kebijakan yang berjalan di dalam insitusi.
Outsourching yaitu sistem yang memanfaatkan perusahaan jasa boga atau catering untuk penyelenggaraan makanan. Sistem kombinasi merupakan perpaduan antara
swakelola dan out-sourching dipilih sebagai upaya memaksimalkan sumberdaya yang ada dengan segala keterbatasannya dimana sebagian jenis makanan dikelola oleh pihak
jasaboga atau catering.
2.4.4 Kegiatan Pengadaan dan Penyiapan Makanan