Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penghargaan bagi kelompok yang menang dalam permainan bisik berantai. Kemudian guru memberikan LKS pada setiap kelompok. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen, pada siswa terdapat perkembangan menyimak dari pertemuan sebelumnya. Siswa sangat antusias dan memiliki dorongan tersendiri untuk bertanggung jawab secara individu dan juga kelompoknya. Sedangkan perlakuan kedua pada kelompok kontrol hampir sama dengan kelompok eksperimen saat penyampaian materi, hanya saja kelompok kontrol tidak menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Tampak kejenuhan sikap pada para siswa pun terlihat karna hanya diberikan atau disuguhkan metode ceramahkonvensional saja. Guru menyebutkan pantun dengan suara nyaring dan siswa diperintahkan guru untuk menyimak dan menyebutkan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar. Kemudian guru juga memberikan contoh cara penulisan pantun dan diperintahkan untuk membuat pantun hasil karya sendiri. Setelah siswa diberikan materi, siswa diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen. c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 18 Mei 2015 untuk perlakuan ketiga kelompok eksperimen, siswa diberi stimulus kembali mengenai pantun untuk melatih daya ingat siswa. Pada kegiatan inti siswa diperintahkan untuk menyusun pantun acak secara benat dan tepat, lalu menuliskan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar berdasarkan susunannya. Pada metode bisik berantai pertemuan ketiga ini, menggunakan media video lagu pantun anak-anak. Setiap kelompok diperintahkan untuk menyimak lagu pantun tersebut. Dan kemudian ditulis kembali di kertas selembar sebagai bahan untuk permainan bisik berantai menyimak pantun pada masing-masing kelompoknya. Setelah melakukan permainan ini, siswa diberikan LKS mengenai materi yang sudah diajarkan. Pada pertemuan ketiga ini di kelas eksperimen, siswa mengalami perkembangan yang baik pada proses menyimak pantun. Setiap siswa secara tidak langsung belajar berkerja sama, bertanggung jawab, teliti dan percaya diri. Sedangkan pada perlakuan ketiga kelompok kontrol hampir sama dengan kelompok eksperimen dengan memberikan stimulus pertanyaan mengenai pantun. Dan guru menerapkan metode konvensional. Adapun kegiatannya dibuatnya kelompok masing- masing, kemudian memerintahkan siswa untuk menyusun pantun acak dan menuliskan kembali pantun tersebut. Lalu guru memberikan soal lisan dengan menyebutkan pantun anak dan memerintahkan siswa untuk menuliskan kembali di buku tulis masing-masing. Kemudian dibuat kelompok kemudian siswa diberikan LKS. d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2015 untuk perlakuan keempat kelompok eksperimen, guru masih menerapkan metode bisik berantai dalam menyimak pantun, sebagaimana langkah metode bisik berantai sebelumnya. Hanya saja isi indikator pantun dan media saja yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada pertemuan ini siswa mendengarkan guru menjelaskan nilai yang terkandung dalam pantun dan kosakata baku atau tidak baku yang terdapat dalam pantun. Setelah itu siswa kembali mendengarkan atau menyimak lagu pantun anak untuk menajdi bahan permainan bahasa bisik berantai dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian guru memerintahkan siswa mencari informasi mengenai nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut dan kosakata baku yang digunakan pada pantun tersebut. Pada pertemuan terakhir ini siswa sudah terlihat mengalami peningkatan kemampuan menyimaknya terutama pada menyimak pantun. Kemudian di akhir pembelajaran siswa diberikan LKS perkelompok. Sedangkan pada perlakuan keempat kelompok kontrol, guru masih menggunakan metode konvensional tidak menggunakan metode bisik berantai. Siswa semakin nampak jenuh pada pembelajaran pantun yang sangat monoton, yang hanya mendengarkan penjelasan guru dan melakukan pembelajaran tanpa ada metode kreatif untuk menyimak pantun. Adapun kegiatan intinya siswa kelompok kontrol sama halnya dengan siswa kelompok eksperimen yang diperintahkan mencari informasi mengenai nilai yang terkandung dalam pantun dan kosakata baku pada pantun tersebut. Hanya saja yang berbeda dari segi metode dan media. Kemudian siswa diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen. Dari perlakuan yang telah diberikan peneliti kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai mampu membantu siswa dalam menyimak dan melatih daya ingat siswa pada pembelajaran pantun. Selain itu, metode permainan bahasa bisik berantai dapat merangsang otak siswa untuk mengingat dan mengahapal karna secara tidak langsung siswa sedang belajar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Siswa pun menjadi lebih fokus dan antusias saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Berbeda dengan kelompok kontrol tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Siswa pada kelompok ini terlihat kurang semangat dan jenuh mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut bisa dilihat dari sikapnya dan hasil pembelajaran saat di kelas. Meskipun begitu, diantara kedua kelompok tersebut ada siswa yang sudah bagus dalam daya ingatnya dan juga ada yang lemah dan harus diberi motivasi lebih saat belajar. Setelah mendapat perlakuan, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan posttest. Soal posttest yang diberikan sama dengan pretest, yaitu tes menyimak pantun. Bentuk soal posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu siswa diberikan kertas jawaban tanpa diberikan kertas soal. Kertas soal dipegang oleh guru, siswa hanya menyimak soal yang dibacakan oleh guru dan kemudian menjawabnya pada kertas jawaban. Posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak pantun pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. Hasilnya kedua kelompok mengalami peningkatan rata-rata. Namun, kelompok eksperimen memperoleh rata-rata posttest lebih tinggi daripada rata- rata posttest yang diperoleh kelompok kontrol.

D. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan beberapa kendala yang cukup berarti. Kendala-kendala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa yang memiliki kognitif yang rendah merasakan beban pada proses pembelajaran 2. Peneliti kurang mampu mengondisikan kelas saat proses belajar pantun metode bisik berantai dilaksanakan. 3. Peneliti masih belum memahami kondisi psikologi setiap siswa. 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa metode permainan bahasa bisik berantai berpengaruh terhadap keterampilan menyimak pantun kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata hasil pretest-posttest kelas eskperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 65,68. Sementara itu, rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 58,96 sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 84,76 sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu 72,36. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada skor data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 0,05, t hitung 5,774 t tabel 1,991. yang berarti hipotesis alternatif Ha diterima dan hipotesis nol H ditolak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran bagi: 1. Siswa, ditekankan lebih konsentrasi saat proses belajar terutama pada pembelajaran menyimak materi pantun. 2. Guru, sebaiknya menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk menarik perhatian siswa, salah satunya dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyimak pantun. 3. Sekolah, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan metode permainan bahasa bisik berantai pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menyimak pantun siswa, khususnya 68 pada kelas IV dan juga pihak sekolah hendaknya melakukan pengawasan dan perhatian lebih kepada siswa dan guru-guru demi mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. 4. Peneliti, sebagai agen ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan menyimak pantun siswa dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Di samping itu perlu adanya penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai pada menyimak jenis lainnya. 69 DAFTAR PUSTAKA A.S, Nadjua. Intisari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya : Triana Media, tanpa tahun. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Cet. Ke-9. Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Gawa, Jhon. Kebijakan dalam 1001 Pantun, Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2007. Hamruni. Strategi Pembelajaran. Depok, Sleman, Yogyakarta: Insan Madani, 2012. Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Rosda Karya, 2011, cet. 3. Kamus Bahasa Indonesia. Citra Media Press, 2008. Kartono, Faridah. Halidjah, Siti. “Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Berbisik Berantai di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh ” Artikel Penelitian pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013. Nurhasanah, “Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Bicara Siswa Kelas III SDN 39 Sungai Kakap ”. Artikel Ilmiah, 2013. Rachmawati, Yani. Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana, 2010, Cet. 1, Raharja, Bintang Angkasa Putra. Berbalas Pantun. Jakarta: Permata Equator Media, 2008, cet. 1. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. Ke-6. Saddhono, Kundharu. Slamet, St. Y. Berbahasa Indonesia, Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, 2010. Slameto, Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Ed. Rev., Cet. 5., Subana, M. Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2011, cet. III. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Ke-11. Sugiarsih, Septia. “Permainan Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ”, Makalah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-15. Sujiono, Yuliani Nuraiani. Sujiono, Bambang. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta : PT Indeks, 2010. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Sutikno, Sobry. Metode Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica, 2014. Tarigan, Djago dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2013. Tarigan, Henry Guntur. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1979. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Pedoman Pendirian Sekolah dari SD Sampai Universitas. Jakarta; CV. Tamita Utama, 2004 . Y, Budinuryanta. Kasuriyanta, Koermen, Imam. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka, 2008.

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

Pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV : Penelitian quasi eksperimen di SD Putra Jaya Depok

0 7 156

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI PADA ANAK KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Kelompok B Di TK Bakti I Gagaksipat Boyolali Tahun 2013/2014.

0 4 11

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK BAKTI I Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Kelompok B Di TK Bakti I Gagaksipat Boyolali Tahun 2013/2014.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN PERMAINAN BISIK BERANTAI SISWA KELAS 2 SD NEGERI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN PERMAINAN BISIK BERANTAI SISWA KELAS 2 SD NEGERI NGROMBO 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN.

0 0 16

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN PERMAINAN BISIK BERANTAI SISWA KELAS 2 SD NEGERI NGROMBO 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN.

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN KERETA API CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS 3B SDN 4 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 14