4. Pilihlah permainan yang melibatkan banyak siswa. 5. Pilihlah permainan yang sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa.
6. Jangan melaksanakan permainan pada awal pelajaran pada saat siswa dalam keadaan segar.
7. Guru betul-betul bertindak sebagai pengelola permainan: yaitu bersikap riang, lincah, tegas, dan tidak memihak.
31
Dalam artikel Nurhasanah yang berjudul “penggunaan metode permainan
bahasa untuk meningkatkan kemampuan bicara ”, Ari Kusmiatun mengemukakan
ada beberapa permainan bahasa yang dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai metode untuk pembelajaran bahasa, terutama pada pembelajaran keterampilan
menyimak sebagai berikut bahwa permainan bahasa menyimak, tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan menyimak anak. Beberapa
bentuknya antara lain: Dengar-Ucap; Dengar- Tiru; Dengar-Gaya; Pesan Berantai; Dengar Cerita, dan sebagainya.
32
Subana dan Sunarti menjelaskan dalam bu kunya “strategi belajar mengajar
Bahasa Indonesia”, bahwasanya menjelaskan N.F. Maskey dalam language teaching analysis mengenai language games membagi permainan bahasa dalam
empat jenis: 1. Permainan mendengarkan listening games
2. Permainan berbicara speaking games 3. Permainan membaca reading games
4. Permainan menulis writing games. Pembahasan mengenai metode permainan bahasa akan dibahas lebih
dalam lagi pada pembahasan berikutnya mengenai metode permainan bahasa bisik berantai.
31
Ibid., h. 209
32
Nurhasanah, Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk meningkatkan kemampuan bicara siswa kelas III SDN 39 Sungai Kakap, Artikel Ilmiah, 2013, h.6
D. Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai 1. Pengertian bisik berantai
Permainan berbisik yaitu guru membisikkan suatu pesan atau informasi kepada siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan atau
informasi itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya secara berantai. Siswa terakhir
menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
33
Dalam artikel penelitian Faridah, Suprawoto menerangkan dalam suatu permainan mendengar berantai atau berbisik berantai adalah
permainan menyampaikan informasi dengan cara berbisik dari siswa satu kesiswa lainnya dengan cepat dan cermat. Pemain pertama
menerima informasi dari guru, kemudian menyampaikan kepada pemain kedua, demikian juga seterusnya. Pemain terakhir kemudian
menyampaikan kepada guru kembali atau menulis informasi tersebut dipapan tulis.
34
2. Langkah- langkah permainan bahasa bisik berantai
a. Guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan langkah- langkah berbisik berantai.
b. Siswa dalam kelompok diatur dengan berderet atau berbaris ke samping atau ke belakang.
c. Guru memutar tape recorder tentang cerita anak atau materi lain. d. Setiap kelompok menuliskan kembali pesan yang didengar dalam
satu paragraf atau ungkapan. e. Setelah posisi siswa sesuai dengan yang diharapkan, guru memanggil
siswa perwakilan kelompok untuk membisikkan satu paragraf yang telah dibuat.
33
Budinuryanta Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta : Universitas Terbuka, 2008, h. 9.29 -9.30
34
Faridah Kartono, Siti Halidjah,
“
Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Berbisik Berantai di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh
” Artikel Penelitian pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 8
f. Siswa menerima informasi tersebut dan membisikan informasi
tersebut kepada temannya. g. Secara berantai siswa membisikan informasi tersebut.
h. Siswa menuliskan hasil dari bisikan temannya dan seterusnya. i.
Guru dapat mengulang beberapa informasi yang berbeda kedalam satu kelompok secara bertahap.
j. Penilaian dapat dilakukan dengan menghitung beberapa tingkat
kesalahan yang diperbuat oleh kelompok tersebut. k. Dan lakukan hal seperti diatas pada kelompok-kelompok berikutnya.
l. Kelompok yang mendapat nilai terbaik diberikan penghargaan oleh
guru.
35
Menurut pendapat lain mengenai langkah-langkah permainan bahasa bisik berantai yaitu pendapat Subana dan Sunarti sebagai berikut:
a. Bagi kelas dalam regu-regu lalu bentuk lingkaran. b. Bisikkan sebuah kalimat pendek kepada seseorang siswa pada tiap
regu. c. Ia harus membisikkannya lagi kepada teman di sebelahnya.
d. Siswa terakhir harus mengatakan dengan keras kepada guru. e. Regu yang berhasil mengucapkan kalimat yang benar ialah
pemenangnya.
36
3. Kelebihan dan Kekurangan Adapun kelebihan dan kekurangan permaian berbisik berantai ialah:
a. Kelebihannya yaitu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, melatih empat keterampilan bahasa, menarik minat
siswa dalam pembelajaran, menimbulkan rasa bahagia, tanpa beban
35
Ibid.
36
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2011, cet. III, h. 209
dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan rasa kerja sama antarsiswa.
b. Kekurangannya yaitu menimbulkan situasi kelas yang ramai atau riuh, memerlukan waktu yang cukup lama, menimbulkan siswa yang
terlalu aktif, menimbulkan interaksi siswa dan guru yang kurang kondusif .
37
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ani Yulianti Rahayu. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menyimak Usia Dini melalui Permainan Pesan Berantai pada taman kanak-kanak Aisyiah
7 Jl. Sindang Sirna no.7 Kecamatan Karang Setra Kota Bandung Tahun Pelajaran 20142015. Universitas Pendidikan Indonesia. Metode
penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas PTK, berdasarkan penelitian dilakukan tiga siklus dan berdasarkan hasil
penelitiannya setelah dilakukannya metode pesan berantai yang digunakan mengalami peningkatan yaitu persentase kemampuan menyimak kategori
belum berkembang 0, mulai berkembang 25, dan berkembang sangat baik 75. Artinya metode pesan berantai untuk meningkatkan
keterampilan menyimak berhasil. Perbedaan penelitian Ani Yulianti Rahayu dengan skripsi ini adalah dari
segi metode penelitiannya. Ani Yulianti Rahayu menggunakan metode PTK dalam penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan metode
eksperimen semu quasi eksperiment dan penulis pun memfokuskan materi pantun sebagai bahan mataeri yang difokuskan untuk keterampilan
menyimak siswa. 2. Royanih. 2014. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penerapan
Metode Permainan Bisik Berantai pada Siswa Kelas III MI Ath-
37
Faridah Kartono, Siti Halidjah, op.cit., hlm. 9
Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 20132014. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Berdasarkan hasil tes siklus I siswa
mengalami peningkatan dari hasil tes prasiklus sebesar 51.96 menjadi 59.83. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,58 terjadi peningkatan
sebesar 22.23 dari siklus I yaitu dari 71.79 menjadi 79.58 dengan persentase 75.57 . Jadi, kemampuan menyimak melalui penerapan metode
permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres meningkat sebesar 7,79.
Pada dasarnya, penelitian Royanih, penelitian sebelumnya, dan penulis memiliki persamaan penggunaan metode, yaitu sama-sama menggunakan
metode permainan bahasa bisik berantai. Perbedaan penelitian Royanih dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan materi keterampilan
menyimak yang diajarkan dan pengambilan sampel dalam penelitian. Royanih meneliti hanya keterampilan menyimak dalam melakukan
penelitian keterampilan menyimak pada kelas III di MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat. Sementara penulis meneliti keterampilan
menyimak pantun pada kelas IV SDN Bekasi Jaya II. 3. Nunung Hidayah. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui
Metode Permainan Bahasa Tipe Bisik Berantai pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Pamijahan Bogor tahun ajaran 20122013. Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Negri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini nunung menyimpulkan pada Siklus I dam II bahwa
metode permainan bahasa bisik berantai ini pada peningkatan menulis puisi pada siswa sangat efektif dan mengalami peningkatan. Siswa jadi
lebih berminat dalam membuat puisi. Guru pun lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK Penelitian
Tindakan Kelas karna berhubungan dengan peningkatan pendidikan maka digunakanlah metode penelitian tersebut.
Perbedaan penelitian Nunung Hidayah dengan skripsi ini adalah dari pemilihan jenis keterampilan bahasanya, metode penelitian, pengambilan
sample penelitian dan jenjang pendidikan yang dipilih sebagai tempat penelitian. Nunung Hidayah memilih keterampilan menulis puisi dalam
penelitiannya pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Pamijahan Bogor dan menggunakan metode penelitian PTK. Sedangkan penulis memilih
keterampilan menyimak pantun dalam melakukan penelitian pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II dengan menggunakan metode penelitian
quasi eksperimen.
F. Kerangka Berpikir
Belajar Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan meningkatkan kemampuan
pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan dengan kurikulum bahasa bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke
dalam empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa memuaskan. Pembelajaran
yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode konvensional, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam
pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara
apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi metode pembelajaran maupun media.