Pengendalian Penyakit Ayam Ras Petelur

20 dilakukan secara intensif maka kecil kemungkinan ayam terserang penyakit Rasyaf, 1998;194. Secara umum, penyakit yang menyerang ayam ras petelur disebabkan oleh mikro organisme, seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan parasit. 1. Penyakit karena bakteri Penyakit yang disebabkan oleh bakteri banyak menyerang ayam ras petelur dan unggas lainnya. Penyakit bakteri ini mudah diobati dengan antibiotika. a. Penyakit berak putih, penyebab penyakit berak putih adalah salmonella pullorum. Penyakit ini sering juga menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang cukup tinggi. b. Fowl Typhoid, penyakit fowl typhoid disebabkan oleh salmonella gallinarum. Sasaran yang sering diserangnya adalah ayam remaja dan dewasa. Tanda spesifik penyakit ini adalah ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan. Pengobatannya dengan antibiotik atau preparat sulfa. c. Paratthyphoid, penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri dari genus salmonella. Biasanya penyakit ini jarang menyerang ayam di bawah umur satu bulan. Pengobatannya dengan preparat sulfa atau obat sejenisnya. d. Kolera, penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja. penyebabnya penyakit ini adalah pasteurella multocida. Pada serangan 21 yang serius pial ayam akan membesar. Penyakit ini juga mudah diobati dengan antibiotika, misalnya tetrassiklin atau streptomisin. e. Coreza atau pilek ayam, coreza merupakan penyakit ayam yang cukup seperti halnya pilek pada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa penyakit ini berasal dari virus. Penyakit ini menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam. Ayam terkena penyakit ini menunjukan tanda- tanda seperti yang terserang pilek. Ayam yang terkena penyakit ini dapat dikendalikan dengan antibiotika atau preparat sulfa. f. CRD, merupakan penyakit ayam pada yang juga populer di Indonesia. Penyakit pernapasan ini banyak menyerang anak ayam dan juga menyerang ayam remaja. Pencegahan dan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan antibiotika, misalnya dengan menggunakan spiramisin dan tilosin. 2. Penyakit Karena Jamur Penyakit ini terjadi karena ada jamur atu sejenisnya yang merusak bahan makanan. Makanan yang terkena jamur mengeluarkan zat yang dapat menimbulkan racun kemudian racun tersebut dimakan ayam. a. Gizzerosin, penyakit muntah darah hitam penyakit ini dengan ciri utama kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebabnya adalah racun dalam tepung ikan, tepung ikan menimbulkan penyakit. Penyakit ini sebagai akibat dari pemanasan bahan makanan yang menguraikan salah satu asam amino sehingga menjadi racun. 22 b. Racun dari bungkil kacang, bungkil kacang dan bungkil kelapa merangsang pertumbuhan jamur dari group aspergillus. racun yang dikeluarkan sanggat berbahaya bagi ayam. Untuk menghindari racun ini dalam ransum digunakan antioksidan. Penyakit asal jamur toksin populer di Indonesia yang merupakan negara tropis lembab.

2.4.4. Tenaga Kerja Peternakan Ayam Ras Petelur

Rasyaf 1989;19 menyatakan bahwa peternakan ayam ras petelur sebenarnya bukan padat karya dan juga tidak selalu padat modal. Peternakan ayam ras petelur mempunyai kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat ada tugas khusus seperti vaksinasi. Oleh karena itu, disuatu peternakan dikenal beberapa jenis tenaga antara lain: tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, tenaga kerja harian lepas dan kontrak. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tenaga kerja pada peternakan ayam ras petelur yang dikelola secara manual tanpa alat-alat otomatis untuk 2.000 ekor ayam ras petelur mampu dipelihara oleh satu pria orang dewasa. Bila mempergunakan alat otomatis pemberian pakan dan air minum secara otomatis maka untuk 6.000 ekor cukup satu orang pria dewasa sebagai tenaga kandang yang melakukan tugas sehari-hari di kandang. Di samping itu perlu tenaga kerja bantu umum untuk vaksinasi, pengaturan pakan dan kegiatan lainnya. 23

2.5. Penelitian Terdahulu

Hasil penellitian Muhamad Agus Sutopo 2008 tentang analisis pendapatan usahatani pembesaran ayam buras dengan pemberian jamu. Berdasarkan hasil dari pembahasan yang dilakukukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa biaya produksi perperiode pemeliharaan dalam usahatani pembesaran ayam buras P4S Eka Jaya terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 2.553.833,25 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 44.752.816,13. Biaya tersebut dikelompokan menjadi biaya tunai yang dikeluarkan dalam pembesaran ayam buras sebesar Rp. 40.406.316,13 dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp. 6.900.333,25. dengan demikian biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 47.076.649,38. Pendapatan yang diperoleh dari hasil pembesaran ayam buras P4S Eka Jaya dalam satu priode pemeliharaan yaitu pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 18.631.683,87 pendapatan atas biaya total sebesar Rp. 12.076.350,62. Nilai Rasio penerimaan RC rasio atas biaya total yang diperoleh P4S Eka Jaya adalah 1,26 dan Nilai Rasio penerimaan RC rasio atas biaya tunai adalah 1,46. dengan memiliki nilai RC rasio atas biaya total 1,26 dan nilai RC rasio atas biaya tunai 1,46 maka setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga penerimaan lebih dari satu rupiah. Dengan demikian usahatani pembesaran ayam buras yang dilakukan P4S Eka Jaya menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Titik pulang pokok break event point produksi adalah 1.840,94. Titik pulang pokok break event point harga per ekor pada usahatani pembesaran ayam buras adalah Rp 20.612,92.