Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

C. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Memi Malihah dengan judul pengaruh model guided inquiry inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kimia menggunakan inkuiri terbimbing lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional. 33 2. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Ummi Kalsum dengan judul penerapan model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa di SMA Triguna Utama, Ciputat menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa semakin meningkat pada siklus I dan II. 34 3. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Puspita Sari dengan judul pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing guided inkuiri terhadap keterampilan proses sains, menunjukkan bahwa t hitung t tabel , maka Ho ditolak. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains. 35 4. Penelitian yang dilakukan oleh Remziye ERGÜL dkk. di Universitas Uludag Turkey dengan judul the effects of inquiry-based science teaching on elementary school students’ science process skills and science process skills and science attitudes, menunjukkan bahwa nilai- nilai kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol berdasarkan nilai rata-rata, baik kelas 4-6 dan kelas 7-8 memiliki keterampilan proses dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Hasil dari 33 Memi Malihah, Pengaruh Model Guided Inquiry Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi , Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2012. 34 Ummi Kalsum, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2010. 35 Endah Puspita Sari, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains, Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2011. penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian serupa sebelumnya dilakukan. 36 5. Penelitian yang dilakukan oleh Elliot P. Douglas dengan judul use of guided inquiry as an active learning technique in e ngineering , menunjukkan bahwa survei dan data wawancara, ditemukan bahwa siswa memang mengakui manfaat pembelajaran menjadi aktif, tetapi mereka merasa tidak nyaman tanpa adanya keterbukaan dalam penyediaan jawaban yang sebenarnya. 37

D. Hipoteis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi t hitung t tabel . H a : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi t hitung t tabel . 36 Remziye ERGÜL dkk., The Effects of Inquiry-based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Process Skills and Science Attitudes. Uludag University, Turkey, 2011. 37 Elliot P. Douglas, Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique In Engineering , Universitas of Florida, USA, 2009. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di kelas XI Semester Ganjil pada tanggal 11 November 2013 sampai dengan 21 November 2013 bertempat di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Jl. Raya Serang Km. 14,5 Cikupa Tangerang.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau penelitian semu. Tujuannya untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. 1 Dalam penelitian ini terdapat kelompok kontrol, namun fungsi dari kelompok tersebut tidak dapat berperan penuh dalam mengontrol kelompok eksperimen. Kelompok kontrol hanya digunakan sebagai pembanding hasil yang diperoleh dari kelompok eksperimen.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu karekteristik saja, atau diambil dengan dipasangkandijodohkan. 2 Dua kelompok dipilih berdasarkan nilai akademik, perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing diberikan kepada kelompok eksperimen. 1 Zainal Arifin, Model Penelitian Eksperimen, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 74. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. 8. h. 207.