Cita-cita Tinggi Akhlak terhadap Diri Sendiri

83 makhluk yang mendapat gelar khalifah Allah di muka bumi. Dengan giat belajar, seseorang sesungguhnya telah meneladani karakter Nabi Adam dalam masa pertama penciptaan manusia. Sebab Allah telah mengajarkan Nabi Adam berbagai ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di dunia. Konsep giat belajar ini dapat dikaji dari berbagai ayat Alquran, salah satunya dalam ayat berikut: “Wahai orang-orang yang beriman Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” Q.S. al-Mujâdalah58: 11 43 Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, tampak bahwa Habiburrahman El Shirazy banyak menampilkan konsep pendidikan akhlak tentang giat belajar. Sebagai gambaran, berikut penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut yang mengetengahkan konsep pendidikan akhlak tentang giat belajar. Azzam tidak malu untuk belajar pada orang yang seusia dengannya. Ia sudah dua tahun belajar pada imam masjid yang berasal dari pelosok desa di Mesir utara itu. Tinggal satu juz lagi. Ia memang minta waktu khusus. Biasanya hanya setelah Subuh. Ia menjelaskan kepada Adil satu bulan lagi pulang. Adil Ramadhan siap mengajarnya secara intensif. Beliau berharap sebelum Azzam pulang, belajarnya membaca Al-Quran dengan disiplin qira’ah riwayat Imam Hafs bisa khatam. Qira’ah riwayat Imam Hafs adalah qira’ah yang lazim dipakai di dunia Islam termasuk di Indonesia. Azzam belajar dengan penuh semangat. Ia ingin khatam. Ia merasa prestasi akademisnya yang tidak cukup cemerlang harus ditutup dengan menuntaskan ilmu paling pokok dalam Islam. Yaitu ilmu membaca Al- Quran dengan baik dan benar. Dengan ilmu itu ia bisa mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan benar, tidak asal-asalan. Adapun ilmu untuk memahami Al-Quran, ia telah mendapatkannya dari kampus Al-Azhar. 44 43 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya…, h. 543. 44 Habiburrahman El Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih…, h. 307-308. 84 Pada bagian ini Habiburrahman El Shirazy menampilkan sosok Azzam yang gigih dalam belajar membaca Alquran. Hal ini terbukti dengan kesediaan dirinya untuk menyisihkan waktu demi belajar intensif pada Adil Ramadhan. Selain itu, semangat belajar pula yang membuatnya tidak merasa malu untuk belajar pada Adil Ramadhan, seorang imam masjid yang seusia dengannya. Semangat belajar sebagaimana yang ditunjukkan tokoh Azzam sangat perlu untuk terus dikembangkan di kalangan peserta didik. Sebab tanpa semangat belajar yang tinggi, sukar untuk bisa meraih prestasi gemilang.

4. Disiplin

Disiplin secara sederhana merupakan sikap patuh dan tepat waktu, dari jadwal dan ketentuan yang telah berlaku. Sikap disiplin ini sangat berkaitan dengan watak kepemimpinan dan tanggung jawab. Seseorang yang terbiasa disiplin, cenderung akan lebih mudah dalam mengatur waktu dan program. Target atau tujuan dari pekerjaan yang sudah dirancang akan lebih mudah tercapai secara optimal. Konsep disiplin ini dapat dikaji dalam banyak ayat Alquran, salah satunya adalah dalam Surat at-Taubah ayat 41 sebagai berikut. “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Q.S. at-Taubah9: 41 45 Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, tampak bahwa Habiburrahman El Shirazy banyak menampilkan konsep pendidikan akhlak terhadap diri sendiri, terutama tentang disiplin. Sebagai gambaran, berikut penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut yang mengetengahkan konsep pendidikan akhlak tentang disiplin. 45 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya…, h. 194. 85 Azzam terus membuat bola demi bola dan memasukkannya ke dalam air panas. Kepalanya sudah terasa panas. Matanya telah merah. Tubuhnya telah minta istirahat. Tapi malam itu juga harus selesai. Ia tidak boleh kalah oleh matanya yang merah. Ia harus disiplin. Jika tidak, besok pagi pekerjaannya akan menumpuk, dan akibatnya bisa berantakan. Tapi jika ia tetap teguh, disiplin, dan menyelesaikan pekerjaan yang harus selesai malam itu, maka semua akan lebih mudah. Pekerjaan-pekerjaannya yang lain akan selesai pada waktunya. Memang, satu disiplin akan mendatangkan disiplin yang lain. Itu yang ia rasakan. 46 Pada bagian ini Habiburrahman El Shirazy menggambarkan kedisiplinan yang dilakukan oleh Azzam. Dengan disiplin, ia bisa menyelesaikan segala urusannya dengan baik. Pekerjaannya tidak akan menumpuk, sehingga waktunya tidak akan terbuang dengan sia-sia. Akhlak disiplin yang diperankan oleh Azzam ini patut untuk diteladani. Karena disiplin adalah perbuatan yang baik, meskipun selalu terasa berat untuk mengamalkannya. Seseorang perlu dipaksa untuk menerapkan disiplin pada dirinya. Pemaksaan ini bertujuan untuk membiasakan tubuh melakukan aktivitas secara teratur. Bila sudah terbiasa, maka tidak akan terasa berat lagi untuk melakukannya.

5. Pemeliharaan Kesucian Diri

Memelihara kesucian diri termasuk dalam rangkaian perilaku akhlak yang dituntut untuk dimiliki oleh manusia menurut ajaran Islam. Menjaga kesucian dan kehormatan diri hendaknya dilakukan setiap waktu. Dengan penjagaan diri yang ketat, maka status kesucian akan dapat selalu dipertahankan oleh setiap individu. Konsep memelihara kesucian diri dapat dilihat dalam Alquran, salah satunya dalam ayat berikut: “… Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang- orang yang bersih.” Q.S. at-Taubah9: 108 47 46 Habiburrahman El Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih…, h. 175. 47 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya…, h. 204.