Disiplin Akhlak terhadap Diri Sendiri

87 Dalam bagian lain, Habiburrahman El Shirazy juga menampilkan gambaran akhlak memelihara kesucian diri, sebagai berikut. “Bue kalau Kak Azzam benar dekat sama Eliana. Terus nanti mau menikahi Eliana, Bue setuju tidak?” “Kalau Eliana itu muslimah. Mau mengaji. Mau menutup aurat dengan baik dan taat pada suami ya ibu setuju saja. Siapa tho yang tidak ingin punya menantu cantik dan kaya seperti Eliana?” “Kalau Eliana tidak mau menutup aurat dengan baik. Terus kalau main film cium-ciuman sama lawan mainnya, bagaimana Bu?” “Wah kalau seperti itu ya lebih baik menikah dengan gadis tetangga yang baik dan salehah. Apa gunanya punya menantu yang suka ciuman sama lelaki lain. Ih, itu tidak bisa menjaga kehormatan namanya.” 49 Pada bagian ini Habiburrahman El Shirazy menggambarkan pendirian ibunda Azzam yang menginginkan memiliki menantu salehah. Yaitu wanita yang bisa menjaga kehormatan dan kesucian dirinya dengan menutup aurat dan taat mengaji.

D. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Dalam memenuhi kewajiban bagi dirinya, Islam juga mengingatkan manusia agar tidak merugikan hak-hak orang lain. Islam melarang manusia untuk berbohong, misalnya, karena akan merugikan orang lain. Semua batasan larangan ini bertujuan melindungi manusia agar tidak mengorbankan hak orang lain. Hendaknya pula manusia saling menghormati dan bekerja sama antara satu dengan yang lain. Kajian akhlak terhadap diri sendiri yang digali dalam novel Ketika Cinta Bertasbih ini mencakup lima hal utama, yaitu: tolong-menolong, rendah hati, pemaafan, penepatan janji, dan pemuliaan tamu.

1. Tolong-menolong

Dalam hidupnya di dunia, manusia tidak terlepas dari pelbagai problematika sosial. Karena ia akan selalu terikat dengan berbagai kebutuhan, baik secara biologis maupun psikologis. Dalam usaha memenuhi kebutuhannya tersebut, 49 Habiburrahman El Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih…, h. 479. 88 manusia tentu akan banyak menemukan berbagai kendala. Oleh karenanya, dalam menjalani kehidupan, diperlukan penerapan akhlak terpuji berupa tolong-menolong. Konsep tolong-menolong menjadi salah satu ajaran Islam. Di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menganjurkan manusia untuk saling menolong. Salah satunya adalah ayat berikut: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” Q.S. al-Mâidah5: 2 50 Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, tampak bahwa Habiburrahman El Shirazy banyak menampilkan konsep pendidikan akhlak terhadap sesama manusia, terutama tentang tolong-menolong. Sebagai gambaran, berikut penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut yang mengetengahkan konsep pendidikan akhlak tentang tolong-menolong. “Sungguh Mas, tolong aku ya. Please tolonglah. Aku janji nanti Mas akan aku kasih hadiah spesial. Please tolong aku. Ini masalah kredibilitasku di hadapan ayahku. Kalau ngurusi ikan bakar saja aku tidak bisa, beliau akan susah percaya pada kredibilitasku mengorganisir sesuatu yang lebih penting. Tolong aku, Mas, please. Aku tahu ini waktunya sangat mepet. Tapi aku yakin Mas bisa. Ayolah please ya?” Eliana meminta dengan nada memelas sambil menangkupkan kedua tangannya di depan hidungnya. Gadis itu benar-benar memelas di hadapan Azzam. Melihat wajah memelas di hadapannya Azzam luluh. Sosok yang sangat tersinggung jika harga dirinya direndahkan itu adalah juga sosok yang paling mudah tersentuh hatinya. “Baiklah akan saya bantu sebisa saya. Tapi sebelum membantu Mbak Eliana, saya ingin hak saya atas apa yang sudah saya kerjakan selama enam hari di sini dibayar. ” Jawab Azzam tenang. “Sekarang?” “Ya, sekarang.” “Apa Mas Khairul tidak percaya padaku?” “Siapa yang tidak percaya? Saya hanya menuntut hak saya.” “Baiklah.” Eliana mengeluarkan dompet dari celana jeansnya. Lalu mengeluarkan lembaran dolar pada Azzam. “Ini tiga ratus dolar. Seperti kesepakatan kita satu harinya lima puluh dolar.” 50 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya…, h. 106.