Tujuan Pendidikan Akhlak Konsep Pendidikan Akhlak

21 b. Metode Pembiasaan Pembiasaan menurut M.D. Dahlan, seperti dikutip oleh Hery Noer Aly, merupakan “proses penanaman kebiasaan. Sedang kebiasaan habit ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform dan hampir-hampir otomatis hampir tidak disadari oleh pelakunya”. 31 Pembiasaan tersebut dapat dilakukan untuk membiasakan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir. Pembiasaan ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam melakukannya. Karena seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melakukannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan sesuatu yang telah dibiasakan dan akhirnya menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan akan tetap berlangsung sampai tua. c. Metode Memberi Nasihat ‘Abdurrahmân an-Nahlâwî, sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan nasihat adalah “penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat”. 32 Dalam metode memberi nasihat ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan umat. Di antaranya dengan menggunakan kisah-kisah Qurani, baik kisah nabawi maupun umat terdahulu yang banyak mengandung pelajaran yang dapat dipetik. d. Metode Motivasi dan Intimidasi Metode motivasi dan intimidasi dalam bahasa Arab disebut uslûb at- tarġîb wa at-tarhîb. “Tarġîb berasal dari kata kerja raġġaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Kemudian kata ini diubah menjadi kata benda tarġîb yang bermakna suatu harapan untuk memperoleh 31 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam …, h. 134. 32 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam …, h. 190. 22 kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan yang mendorong seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk memperolehnya”. 33 Metode motivasi akan sangat efektif apabila dalam penyampaiannya pendidik menggunakan bahasa yang menarik dan bisa meyakinkan pendengar. Oleh karena itu hendaknya pendidik bisa meyakinkan peserta didiknya ketika menggunakan metode ini. Namun sebaliknya, apabila bahasa yang digunakan kurang meyakinkan maka peserta didik akan malas memperhatikannya. Sedangkan metode tarhîb berasal dari kata rahhaba yang berarti “menakut-nakuti atau mengancam. Menakut-nakuti dan mengancam di sini sebagai reaksi bila peserta didik melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang Allah, atau akibat lengah dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah”. 34 Metode intimidasi atau hukuman baru bisa digunakan apabila metode- metode lain seperti nasihat, petunjuk dan bimbingan tidak berhasil untuk mewujudkan tujuan. e. Metode ‘Ibrah Secara sederhana, ‘ibrah berarti merenungkan dan memikirkan. Dalam arti umum dapat diartikan dengan “mengambil pelajaran dari setiap peristiwa ”. ‘Abdurrahmân an-Nahlâwî mendefinisikan ‘ibrah sebagai “suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk mengetahui intisari dari suatu peristiwa yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan, ditimang- timang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati untuk tunduk kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku berpikir sosial yang sesuai ”. 35 f. Metode Kisah Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar mengambil pelajaran dari kejadian di masa lampau. Apabila kejadian 33 Syahidin, Metode Pendidikan Qurani …, h. 121. 34 Syahidin, Metode Pendidikan Qurani …, h. 121. 35 ‘Abdurrahmân an-Nahlâwî, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, Cet. II, h. 289.