Biografi Pengarang Tinjauan Eksternal

55

2. Lingkungan Sosial Budaya

Habiburrahman El Shirazy dibesarkan di keluarga yang taat menjalani ajaran Islam, bersahaja, dan dilahirkan bukan dari keturunan pengarang. Ayahnya, Saerozi Noor, adalah sebagai seorang mubalig yang pernah belajar bahasa Arab dan kitab kuning di Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak, langsung di bawah asuhan K.H. Muslih bin Abdurrahman. Syaikh Muslih sendiri dikenal sebagai seorang ulama kharismatik dan paling disegani di Jawa Tengah saat itu. 61 Sedangkan ibunya, Siti Rodhiyah, meskipun hanya lulusan madrasah tsanawiyah, sering posonan nyantri khusus pada bulan puasa di beberapa pesantren di Jawa Tengah, seperti di beberapa pesantren di Kaliwungu, Kendal dan di Pesantren Al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta. Habiburrahman El Shirazy juga dibesarkan di lingkungan yang masih memegang teguh tradisi budaya Jawa. Salah satu tradisi di lingkungannya yang sampai hari ini masih dipertahankan adalah tradisi selamatan ulang tahun. 62 Yaitu jika seorang anak kecil berulang tahun, maka orang tuanya akan membuatkan bubur merah atau makanan lengkap dengan lauk-pauknya yang diletakkan di atas tampah yang sebelumnya telah diberi alas daun pisang. Di bawah daun pisang tersebut diletakkan uang recehan yang cukup banyak. Lalu anak-anak sepermainan akan dipanggil untuk makan bersama setelah sebelumnya membaca doa. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa lingkungan sosial budaya pengarang sebagai salah satu unsur ekstrinsik turut mempengaruhi karya yang dihasilkan. Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, Habiburrahman El Shirazy banyak mengangkat kehidupan religius kaum santri dan tradisi Jawa yang kesemuanya itu tidak terlepas dari pengalaman nyata di kehidupannya sehari- hari. 61 Anif Sirsaeba El Shirazy, Fenomena Ayat Ayat Cinta …, h. 47. 62 Anif Sirsaeba El Shirazy, Fenomena Ayat Ayat Cinta …, h. 73. 56

3. Lingkungan Pendidikan

Habiburrahman El Shirazy dibesarkan di lingkungan pendidikan yang identik dengan dunia pesantren. Oleh kedua orang tuanya, ia dan kelima adiknya dikirim untuk nyantri selama beberapa tahun. Selain itu, lingkungan pendidikan tingginya di Universitas Al-Azhar, Kairo, juga berkaitan erat dengan hasil karya yang dihasilkannya. Ayat Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, dua novelnya yang mendapat tanggapan positif dari pembaca, mengangkat tokoh utama mahasiswa di perguruan tinggi tertua di dunia itu. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa lingkungan pendidikan pengarang sebagai salah satu unsur ekstrinsik turut mempengaruhi karya yang dihasilkan. Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, Habiburrahman El Shirazy banyak mengangkat tokoh utama yang pernah belajar di pesantren dan Universitas Al-Azhar. Di antaranya adalah Azzam, Anna dan Furqan.

4. Lingkungan Ekonomi

Habiburrahman El Shirazy selain dikenal sebagai novelis, dai, dosen, dan sutradara, ternyata adalah seorang wirausahawan. Bersama adiknya, Anif Sirsaeba dan budayawan Prie GS, ia mendirikan Pesantren Basmala Indonesia yang berlokasi di Semarang. Pesantren ini memiliki visi membangun kekaryaan dan kewirausahaan. 63 Salah satu bentuk wirausaha yang dikembangkan oleh Pesantren Basmala adalah dengan menghimpun karya-karya para penulis untuk diterbitkan sendiri atau dengan menjalin kemitraan bersama pihak kedua. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa lingkungan ekonomi pengarang turut mempengaruhi karya yang dihasilkan. Kesadaran enterpreneurship sebagaimana yang kini sedang dikembangkan oleh Habiburrahman El Shirazy rupanya menular kepada tokoh Azzam, meskipun tidak sama persis. Berbeda dengan karya-karya sebelumnya, dalam novel Ketika Cinta Bertasbih pengarang menghadirkan Azzam, tokoh utama yang berperan ganda. 63 Lihat “Selayang Pandang tentang Ayat Ayat Cinta dan Embrio Pesantren Basmala Indonesia”, dalam Habiburrahman El Shirazy, Ayat Ayat Cinta, Jakarta: Penerbit Republika, 2008, Cet. XXXI, h. 415. 57 Tidak hanya sebagai mahasiswa Universitas Al-Azhar, melainkan juga sebagai wirausahawan muda pembuat tempe dan bakso.

5. Pandangan Hidup Pengarang

Dalam berkarya, setiap pengarang memiliki pandangan hidup tersendiri. Demikian pula dengan Habiburrahman El Shirazy. Ia memiliki pandangan ideal bahwa “karya itu harus serius, harus bisa dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat, karya itu tidak boleh sekadar karya kosong, tapi mesti bermutu, berkualitas, dan bermuatan misi ‘rahmatan lil ‘alamiin’, karya itu mesti membangun jiwa dan mengandung nilai kebajikan bagi manusia dan kemanusiaan seluruhnya”. 64 Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa dalam menulis karya sastra Habiburrahman El Shirazy memiliki misi ingin memperjuangkan nilai-nilai Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Berdasarkan misi ini dapat dipahami jika dalam banyak karyanya ia kerap menyisipkan nasihat, baik yang berasal dari kisah-kisah di Alquran, maupun dari kisah-kisah pada masa Nabi dan sahabat. Kisah-kisah tersebut disisipkan untuk menggambarkan wajah Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. 64 Anif Sirsaeba El Shirazy, Fenomena Ayat Ayat Cinta …, h. 229-230. 58

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy banyak ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antartokoh, maupun respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Dalam novel ini terdapat dialog seperti percakapan langsung pada umumnya. Namun percakapan ini berbentuk tulisan sehingga lebih mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-ulang. Paragraf dan kalimat dalam sebuah novel merupakan kumpulan ide yang ingin dituangkan oleh pengarang. Interpretasi yang berbeda-beda dapat timbul karena berbedanya kemampuan pembaca untuk melihat lebih dalam. Sehingga terkadang pesan yang disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh pembaca. Oleh sebab itu, paragraf dan kalimat yang jelas akan lebih mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya. Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang pun dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan di balik deskripsi cerita maka dalam skripsi ini penulis akan menyampaikannya dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat. Adapun penjabaran nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy akan penulis paparkan berikut ini: