Bidang usaha yang terbuka

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 managing director juga prusedur-prosedur yang terjadi dalam perusahaan joint venture berlangsung di luar pengetahuan partner lokalnya. Untuk itu, tidak mengherankan bila dari asal mulanya di dalam suatu perjanjian usaha kerja sama joint venture kedudukan pihak asing jauh lebih kuat dibandingkan dengan pihak pemodal nasional, oleh karena itu tidak dipunyainya bargaining position yang memadai.

D. Bidang Usaha Penanaman Modal

Setiap pengaplikasian penanaman modal khususnya penanaman modal asing selalu berkaitan dengan bidang usaha penanaman modal. Dalam UU PM No. 25 Tahun 2007, mengenai bidang-bidang usaha penanaman modal diatur dalam Pasal 12, yang kemudian dijabarkan melalui Peraturan Presiden Perpres No. 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal sebagai peraturan pelaksana dari UU PM No. 25 2007. Dari ketentuan peraturan-peraturan mengenai bidang usaha penanaman modal tersebut, maka dapat kita lihat bahwa pada dasarnya bidang usaha penanaman modal terdiri atas bidang usaha yang terbuka, bidang usaha yang tertutup atau tertutup mutlak dan bidang usaha yang terbuka dengan persayaratan 51 Mengenai bidang-bidang usaha penanaman modal diatur dalam Pasal 12 UU PM No. 25 2007. Dalam ayat 1 disebutkan bahwa semua bidang usaha atau .

1. Bidang usaha yang terbuka

51 Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hal. 133. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Kemudian dalam penjelasannya diterangkan bahwa bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui peraturan presiden disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standar klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu klasifikasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI danatau Internasional Standard for Industrial Classification ISIC. Ini merupakan prinsip utama yang dianut oleh legislator dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah membuka seluas-luasnya bidang usaha bagi penanaman modal. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan penanaman modal di Indonesia. Namun demikian, menurut Dhaniswara K. Harjono bahwa sesungguhnya pengaturan yang sangat luas ini sangat kurang memberikan kepastian hukum dan tidak melindungi perekonomian rakyat dan merupakan liberalisme yang berlebihan 52 Dari ketentuan tersebut terlihat kecendrungan bahwa bidang usaha yang tertutup semakin berkurang dan terbatas jumlahnya, hanya berkaitan dengan bidang perthanan dan keamanan, sedangkan bidang saluran telekomunikasi tidak termasuk di dalamnya. Untuk menentukan bidang usaha yang tertutup, terbuka atau terbuka dengan persyaratan sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden sebagaimana yang diatur dalam Pasal 12 ayat 4 yang menyatakan : “Kriteria dan persyaratan bidang usaha. yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan . 52 Ibid., hal. 134. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masingmasing akan diatur dengan Peraturan Presiden”.

2. Bidang usaha yang tertutup mutlak