Kendala-kendala dalam Penanaman Modal

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 HO yang dilaksanakan melalui pelayanan satu atap sesuai dengan kewenangan masing-masing di bawah koordinasi bupati walikota kepala daerah kabupaten kota. i. Permohonan penanaman modal baru Pihak yang dapat bertindak sebagai pemohon dalam pengajuan permohonan penanaman modal dalam rangka PMA adalah warga negara asing dan atau badan hukum asing dan atau perusahaan PMA, atau warga negara asing dan atau badan hukum asing dan atau perusahaan PMA bersama dengan warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Permohonan diajukan kepada Menives Kepala BKPM, atau kepala perwakilan RI setempat atau Menives Kepala BKPM, dalam hal permohonan penanaman modal baru berlokasi di dua provinsi atau lebih. Permohonan tersebut diajukan dalam rangkap dua dengan menggunakan Formulir Model IPMA. Kemudian, berdasarkan penilaian terhadap permohonan penanaman modal, Menteri Investasi Kepala BKPM atau Menteri Luar Negeri, dalam hal ini Kepala Perwakilan RI setempat atau gubernur kepala daerah provinsi dalam hal ini Ketua BKPMD setempat mengeluarkan surat persetujuan PMA SP-PMA.

F. Kendala-kendala dalam Penanaman Modal

Meskipun pelaksanaan penanaman modal terus megalami penurunan, namun tidak luput juga dari berbagai kendala yang dihadapi dalam aplikasinya di Indonesia. Hampir semua pihak sepakat bahwa kendala utama yang menghambat penanaman modal adalah masalah infrastruktur yang masih belum memadai. Kendala infrastruktur ini juga menyebabkan penyebaran invesatasi di Indonesia Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 tidak merata 60 Dibandingkan dengan negara-negara lain khsusnya negara tetangga sperti Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam, ternyata untuk memperoleh HGU di negara-negara tersebut lebuh muda dan kompetitif dari segi jangka waktu hingga sampai 150 tahun lamanya. Kendala lain yang sering menjadi tirai pemghalang untuk menanamkan modal di Indonesia adalah masih diragukannya stabilitas keamanan dalam negeri dan kurangnya jaminan kepastian hukum, terutama bagi penanaman modal asing. Kemudian juga menjadi pokok persoalan adalah terbatasnya bidang usaha yang dapat diusahakan atau digarap oleh mereka, dikarenakan adanya pengaturan yang dilakukan mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang dapat dilakukan oleh modal asing . Selain itu, kaitannya dengan pemberian hak guna usaha HGU di Indonesia seringkali pula dinilai terlalu pendek yang menurut ketentuan maksimum 35 tahun dan dapat diperpanjang kembali maksimum 60 tahun lamanya. Oleh investor atau penanam modal dirasakan sangat tidak memadai, apalagi kalau proyek penanaman modal itu berkaitan dengan bidang pertambangan dan energi maupun bidang perkebunan yang tentu saja pengembalian investasinya return on investment sangatlah lambat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenuhi pengembalian investasi tersebut. 61 Faktor yang menjadi pendukung masuknya penanaman modal terutama modal asing seperti kepastian hukum, jaminan keamanan, dan stbilitas politik hingga kini belum bisa terwujudkan. Menurut survey The Political and Ekonomic Risk Consultancy Ltd. PERC, menempatkan Indonesia sebagai negara yang . 60 Aminuddin Ilmar, Op.cit., hal. 190. 61 Ibid., hal. 191. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 memiliki sistim hukum yang paling buruk di ASEAN 62 Selain itu, beberapa faktor yang juga sangat menghambat pelaksanaan penanaman modal di negara Indonesia yaitu seperti premanisme. Premanisme yang menghambat jalannya perusahaan dan menambah biaya usaha semakin menjamur yang merupakan salah satu akibat pengangguran terus meningkat setiap . Nilai merah juga diberikan Transparancy International TI yang menempatkan Indonesia dan Kenya pada perngkat ke-96 dari 102 negara sebagai negara yang paling korup di dunia. Itu diperparah dengan persoalan perpajakan dan ketersediaan infrastruktur tersebut yang kurang memadai, sehingga membuat iklim investasi di Indonesia kurang kondusif. Meskipun sekarang ini telah dikeluarkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 26 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Satu Atap, namun dalam realisasinya masih menimbulkan kerancuan dan birokrasi perizinan yang bukan hanya terjadi di tingkat pusat, terlebih di tingkat daerah. Bahkan dengan pemberlakuan ketentuan tentang otonomi daerah sedikit banyak menimbulkan kekhawatirran investor atau penanam modal khususnya penanaman modal asing, yakni banyaknya peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan ujung-ujungnya menimbulkan biaya ekonomi yang cukup tinggi high cost economy. Kebijakan mengenai keringanan pajak bagi para penanam modal, yang ada pajak semakin tinggi. Belum lagi dengan adanya otonomi daerah, dimana pada pelaksanaannya menimbulkan efek negatif berupa munculnya berbagai jenis pajak dan retribusi daerah yang semakin membebani kegiatan usaha. 62 Suara karya 07 Oktober 2003 Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 tahun. Hambatan lain yang dihadapi oleh para investor dalam menjalakan usahanya adalah banyaknya sengketa perburuhan sebagai konsekuensi dari proses demokratisasi yang instan. Demikian juga masih banyaknya keluhan sekitar ketidakpastian dalam sistim dan praktik di pengadilan. Persoalan semakin rumit karena dengan alasan untuk meningkatkan penerimaan daerah, maka berbagai pungutan melalui peraturan daerah Perda yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Kendala lain yaitu masalah perizinan yang kerap tumpang tindih antara pusat dengan daerah, karena dalam semangat desenttralisasi tidak jarang terdapat area abu-abu, sehingga pusat maupun daerah merasa berhak mengaturnya 63 Bila kondisi ini dibiarkan terus berlarut-larut dapat dipastikan investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Malahan modal yang sudah ditanamkan akan segera ditarik kembali menuju negara lain yang memiliki iklim investasi yang lebih kondusif. Padahal produk domestik bruto suatu negara dapat diperoleh dari kegiatan penanaman modal mencapai 30 dari PDB suatu negara. Sehingga tanpa adanya penanaman modal, proses pertumbuhan perekonomian akan terhambat, atau bahkan perekonomian Indonesia akan semakin terpuruk . 64 Dari pemaparan di atas, maka yang menjadi kendala pelaksanaan penanaman modal, yaitu faktor kepastian hukum, stabilitas politik, infrastruktur, premanisme pungli, banyaknya sengketa buruh, ketidakpastian dalam sistim pengadilan, pengutan-pungutan melalui perda, pajak yang terlalu tinggi, serta masalah periszinan yang selalu tumpang tindi dan berbelit-belit . 65 . 63 Bisnis Indonesia, 01 September 2003. 64 Media Indonesia, 08 September 2003. 65 Bisnis Indonesia, 01 September 2003. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009

BAB III TINJAUAN ATAS MASALAH PEMBANGUNAN DAN

PENANAMAN MODAL DI DAERAH A. Penanaman Modal dan Pembangunan Di Daerah Masalah penanaman modal tidak terlepas daripada masalah pembangunan di daerah 66 Selanjutnya, penanaman modal atau investasi secara langsung di sektor riil memiliki peran yang dominan dalam pembangunan perekonomian daerah. Selain kegiatan ini memberikan efek pengganda multiplier pada pertumbuhan pendapatan daerah, penanaman modal dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat di lokalitas dimana investasi tersebut ditanam. Oleh karena itu, penanaman modal secara langsung lebih berpotensi dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah. Penanaman modal yang memiliki ”multipler keterkaitan tinggi” dapat menghasilkan peningkatan lapangan kerja dan perkembangan industri hilir dan industri pasokan. Seluruh rangkaian kegiatan . Penanaman modal sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembangunan di daerah dalam berbagai bidang. Pelaksanaan pembangunan daerah tentu saja tidak terlepas dari ketersediaan dana untuk pembiayaannya. Pembiayaan bagi pelaksanaan pembangunan daerah dituangkan dalam anggaran pembangunan yang termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan anggaran pembangunan yang dikelola oleh instansi vertikal di daerah. Anggaran pembangunan daerah pada umumnya bersumber dari bantuan pemerintah pusat yang terdiri atas bantuan umum atau Dana Alokasi Umum DAU dan bantuan khusus atau Dana Alokasi Khusus DAK. 66 Lincolin Arsyad, Op.cit., hal. 99.