Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan sumbernya, maka penanaman modal dapat dibagi dua, yaitu Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri
PMDN
26
. Pembagian bentuk penanaman modal ini juga sesuai dengan pembagian penanaman modal yang dikenal dalam undang-undang penanaman
modal No. 25 2007. Akan tetapi, selain pembagian penanaman modal yang dikenal UU No. 25 2007 tentang Penanaman Modal tersebut, kegiatan
penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu investasi langsung direct investment atau penanaman modal jangka panjang, dan
investasi tidak langsung indirect investment atau portofolio investment
27
Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat 1 UU No. 25 2007 maka penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang
.
1. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN
Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 pada poin 9 dinyatakan bahwa : “Modal dalam negeri
adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak
berbadan hukum”. Sedangkan yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri dirumuskan dalam Pasal 1 poin 2 yang menyebutkan bahwa :
“Penanama
n
Modal dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri”.
26
I. G. Rai Widjaya, Penanaman Modal: Pedoman, Prosedur Mendirikan dan Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka PMA dan PMDN, Jakarta : Pradnya Paramita, 2005,
hal. 28.
27
Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal : Tinjauan terhdap Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Jakarta : PT. Raharja
Grafindo Persada, 2007, hal. 11
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
berbentuk badan hukum, atau usaha perseorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penanaman modal asing wajib dalam bentuk
perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang,
sebagaimana yang sebutkan dalam Pasal 5 ayat 2.
2. Penanaman Modal Asing PMA
` Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 hanya
menekankan penanaman modal asing pada penanaman modal secara langsung dan tidak termasuk penanaman modal modal yang secara tidak langsung. Akan tetapi
dengan keluarnya UU No. 25 Tahun 2007, penanaman modal asing semakin diperluas. Hal ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
langkah lebih baik untuk menciptakan kemajuan penanaman modal khsusnya penanaman modal asing. Oleh karena itu, dalam undang-undang penanaman
modal No. 25 Tahun 2007 lebih membuka lebar kegiatan penanaman modal asing sebagai upaya memperbaiki iklim investasi yang lebih baik.
Pasal 1 poin 3 disebutkan Bahwa : “Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal
dalam negeri”. Sedangkan yang dimaksud dengan modal asing sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 poin 8 adalah “Modal asing adalah modal yang
dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh
modalnya dimiliki oleh pihak asing”.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
Dari rumusan di atas, kita dapat melihat bahwa ada hal-hal baru yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 yang dianggap dapat meningkatkan iklim
yang lebih kondusif bagi masuknya modal asing. Dalam UU No. 25 2007 kita lihat bahwa yang termasuk penanaman modal asing tidak hanya penanaman
modal yang secara langsung akan tetapi juga termasuk portofolio Investment. Begitu juga halnya dengan pengertian modal asing, tidak hanya berupa modal
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 2 UU PMA, akan tetapi lebih dari itu seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 poin 8 UU PM bahwa yang termasuk
modal adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia
yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
3. Investasi Langsung Direct Investment