Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
dua sisi, yaitu
77
Untuk dapat tumbuh dan berkembang peranan atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan di daerah, memerlukan syarat atau elemen-elemen
partisipasi. Kotler menyebutkan beberapa elemen atau prasyarat partisipasi masyarakat yang selalu dijumpai dalam setiap pembangunan, yaitu tujuan cause,
lembaga pengubah change agent, dan sasaran yang akan diubah change : pertama, investasi sebagai bagian dari permintaan agregat dalam
perekonomian akan menentukan besar kecilnya produk domestik bruto PDB. Peningkatan investasi akan meningkatkan permintaan. Dan kedua, dari sisi
penawaran agregat investasi dapat meningkatkan kapasitas produk baik kuantitas maupun kualitas, sehingga meningkatkan daya saing internasional. Dengan
demikian investasi penting dalam perkonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga dalam menyusun white paper pemerintah
harus menempatkan investasi sebagai prioritas dalam membuat setiap kebijakan dalam bidang perekonomian.
Keadaan tersebut tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap proses pembangunan di setiap daerah di negara kita. Melihat kondisi ekonomi itu,
tampaknya kita memang menempatkan investasi sebagai tulang punggung perekonomian di negara kita, sebelum terjadinya krisis ekonomi terjadi. Oleh
karena itu, peranan swasta sebagai investor akan menentukan maju atau tidaknya perekonomian di negara ini, dan tentunya juga terhadap pembangunan
perekonomian di daerah.
3. Peranan Masyarakat dalam Pembangunan di Daerah
77
Ibid. 08 September 2003.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
target
78
. Sedangkan Tjokroamidjojo
79
a. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan
kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. membagi partisipasi menjadi tiga tahapan,
yaitu :
b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan. c.
Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara berkeadilan.
Menurut Charly
80
Dengan adanya keterlibatan secara mental dan emosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan, pelaksanaan, tanggungjawab sampai
pemanfaatan pembangunan akan bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat dan tidak hanya diserap oleh pihak-pihak tertentu saja. Jadi dapat kita lihat di sini
bahwa dalam proses pembangunan di daerah, maka masyarakat tidak hanya sebagai objek daripada pembangunan itu, tetapi lebih dari itu masyarakat juga
menjadi subjek dalam proses pembangunan di daerah. Sebagai objek dari pembangunan di daerah, masyarakat menjadi sasaran utama dalam proses
pembangunan, dimana setiap pelaksanaan pembangunan bertujuan untuk , maka yang dimaksud partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosi seseorang atau sekelompok masyarakat di dalam situasi kelompok yang mendorong yang bersangkutan atas kehendak sendiri kemauan
sendiri menurut kemampuan swadaya yang ada, untuk mengambil bagian dalam pencapaian tujuan bersama dalam pertanggungjawabannya.
78
H.M. Safi’I, M. Si, Startegi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah: Perspektif Teoritik, Malang : Averroes Press, 2007, hal. 104.
79
Ibid., hal. 104.
80
Ibid., hal. 105.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
memnuhi kepentingan masyarakat. Sedangkan sebagai subjek, maka masyarakat itu juga berhak dalam perumusan kebijakan pembangunan di daerah dan menjadi
penentu arah kebijakan pembangunan di daerah. Dalam rangka menampung keinginan masyarakat dalam oembangunan,
ditempuh sistem perencanaan dari bawah ke atas button up. Dalam perencanaan pembangunan partisipatif, tahap yang paling awal dalam rapat koordinasi
pembangunan daerah yang diusulkan pada tingkat yang lebih tinggi dimulai dengan
81
a. Musyawarah Pembangunan Musbang tingkat desa kelurahan. Musbang
desa dipimpin oleh kepala desa atau lurah yang dibimbing oleh camat dan dibantu oleh kepala urusan pembangunan desa. Musyawarah desa ini
menginventarisasi potensi desa, permasalahan-permasalahan desa serta menyusun usulan program dan proyek yang dibiayai swadaya desa,
bantuan pembangunan desa, APBD kabupaten, APBD provinsi dan APBN.
:
b. Temu karya pembangunan tingkat kecamatan yang dipimpin oleh camat
dan dibimbing oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA kabupaten kota dan dibantu oleh kepala kantor
pembangunan desa kabupaten kota yang bersangkutan. Tujuannya adalah membahas rencana program yang telah dihasilkan Musbang di tingkat
desa. c.
Rapat Koordinasi Pembangunan Rakorbang kabupaten. Rapat koordinasi ini membahas hasil temu karya pembangunan tingkat kecamatan yang
81
Ibid., hal. 106.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
dipimpin oleh kepala Bappeda kabupaten. Dalam rapat ini usulan-usulan program dan proyek dilengkapi dengan sumber-sumber dana yang berasal
dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBN, program bantuan pembangunan atau bantuan luar negeri dan sumber dana dari perbankan.
Usulan dari Bappeda kabupatenkota disampaikan kepada gubernur, ketua Bappenas dan menteri dalam negeri.
d. Rapat Koordinasi Pembangunan Rakorbang tingkat provinsi. Hasil
rumusan dari Rakorbang kabupaten kota dan usulan proyek-proyek pembangunan dibahas dengan Biro Pembangunan dan biro Bina
Keuangan, sekretariat wilayah atau provinsi serta Diroktarat Pembangunan Desa Provinsi. Ketua Bappeda provinsi mengkoordinasikan usulan
rencana program dan proyek untuk dibahas dalam Rakorbang provinsi yang dihadiri lembaga vertikal dan Bappeda kabupaten kota.
e. Konsultasi nasional pembangunan. Hasil Rakorbang provinsi diusulkan ke
pemerintah pusat melalui Forum Konsultasi Nasional. Forum ini dipimpin oleh Bappenas dan dihadiri oleh wakil-wakil Bappeda provinsi serta wakil
Depdagri dan departemen teknis tertentu. Hasil forum ini dibahas di Bappenas sebagai masukkan untuk menyusun proyek-proyek yang
dibiayai APBN. Daftar proyek yang telah diajukan dalam buku Satuan Tiga untuk disampaikan kepada DPR sebagai lampiran nota keuangan.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Di Daerah