Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
3. Mengumpulkan dan mengolah data kegiatan usaha penanaman modal
dan realisasi proyek penanaman modal skala provinsi atau kabupaten kota; dan
4. Memutakhirkan data dan informasi penanaman modal daerah.
e.
Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal 1.
Membina dan mengawasi pelaksanaan instansi penanaman modal kabupaten kota di bidang sistem informasi penanaman modal;
2. Mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi atas kebijakan dan
perencanaan pengembangan, kerjasama luar negeri, promosi, pemberian pelayanan perizinan, pengendalian pelaksanaan, dan system
informasi penanaman modal skala provinsi dan atau kabupaten kota kepada aparatur pemerintah dan dunia usaha; serta
3. Mengoordinasikan dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan
penanaman modal skala provinsi atau kabupaten kota.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Di Daerah
1. Faktor-faktor yang berpengaruh bagi penanaman modal di daerah
Lingkungan bisnis yang sehat diperlukan untuk menarik investor dalam dan luar negeri. Berbagai survei membuktikan, faktor utama yang mempengaruhi
lingkungan bisnis adalah: tenaga kerja dan produktifitas, perekonomian daerah, infrastruktur fisik, kondisi sosial politik, dan institusi. Survei yang dilakukan oleh
KPPOD pada tahun 2002 menunjukkan bahwa institusi merupakan faktor utama yang menentukan daya tarik investasi di suatu daerah, diikuti oleh kondisi sosial
politik, infrastruktur fisik, kondisi ekonomi daerah dan produktifitas tenaga kerja.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam keadaan normal, potensi ekonomi merupakan faktor utama pertimbangan investasi. Studi terhadap lebih dari 2,000 perusahaan di lebih dari 60
kabupatenkota yang dilakukan oleh LPEM FEUI pada tahun 2000 menemukan bahwa alasan utama di balik peningkatan ketidakpastian usaha yang signifikan
berhubungan dengan masih kurangnya kemampuan pemerintah daerah dalam menciptakan dan mempertahankan iklim bisnis yang menarik
90
Banyak studi menemukan bahwa pelaksanaan otonomi daerah sejak 2001 telah memperburuk iklim investasi di Indonesia. Misalnya oleh Hofman pada
tahun 2003 di Simeru .
91
Selain itu, dengan dalih untuk meningkatkan pendapatan daerah PAD, pemerintah daerah menerapkan beberapa pungutan, pajak, sumbangan sukarela
dan pembatasan-pembatasan yang ditujukan kepada investor dan kegiatan bisnis. Usaha tersebut ternyata mengakibatkan distorsi perdagangan dan tidak sesuai
dengan UU No. 342000. Situasi saat ini menyebabkan lebih banyak . Masih rendahnya pelayanan publik, kurangnya kepastian
hukum, dan berbagai Peraturan Daerah Perda yang tidak “pro-bisnis” diidentifikasi sebagai bukti iklim bisnis yang tidak kondusif. Pelayanan publik
yang dikeluhkan terutama terkait dengan ketidakpastian biaya dan lamanya waktu berurusan dengan perijinan dan birokrasi. Ini diperparah dengan masih
berlanjutnya berbagai pungutan, baik resmi maupun liar, yang harus dibayar perusahaan kepada para petugas, pejabat, dan preman. Alasan utama mengapa
investor masih khawatir untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah ketidakstabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi oleh pemda
maupun pemerintah pusat, perijinan usaha, dan regulasi pasar tenaga kerja.
90
Mudrajad Kuncoro, http:www.mudrajad.comuploadpublications_menanti-iklim- investasi-bisnis.pdf 29 mei2008.
91
Ibid. 29 mei2008.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
kekhawatiran, khususnya di kalangan investor domestik dan asing, Pemerintah Daerah bersikeras akan hak atas kepemilikan saham pelabuhan dan pajak dari
perusahaan asing yang beroperasi di daerah mereka, khususnya perusahaan- perusahaan pertambangan. Fanatisme sektoral mulai bergeser menjadi fanatisme
daerah yang overdosis
92
Dengan demikian sebagai hal yang paling penting, pemerintah daerah perlu mengetahui hal-hal yang sangat berpengaruh dalam investasi. Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi investasi untuk masuk ke daerah antara lain
.
93
a. Stabilitas politik dan perekonomian yang menunjukkan kestabilan yang
mantap baik di tingkat pusat dan daerah; :
b. Kebijakan dan langkah deregulasi dan debirokrasi yang diambil
pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menggairahkan iklim investasi; c.
Pembangunan kawasan industri sebagai pasar yang menopang jelas investasi;
d. Tersedianya sumber daya alam yang berlimpah seperti minyak bumi, gas
alam, bahan tambang, pertanian, perikanan, hasil hutan dan sebagainya; e.
Tersedianya sumber daya manusia dengan keterampilan dan keahlian dengan upah yang kompetitif. Tenaga buruh yang murah namun tidak
memiliki keterampilan bukan lagi menjadi daya tarik investor asing; f.
Iklim moneter yang stabil; dan g.
Kelonggaran yang diberikan pemerintah di berbagai bidang. Misalnya penurunan bea masuk, insentif perpajakan dan sebagainya.
92
Mudrajad Kuncoro, http:www.mudrajad.comuploadpublications_menanti-iklim- investasi-bisnis.pdf 29 mei2008.
93
Rosyidah Rakhmawati, Op.cit., hal. 116.
Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian diharapkan kebijakan pemerintah daerah terhadap investasi akan mampu memberikan kemudahan bagi para penanam modal, karena
investasi dipandang sebagai elemen penting bagi perbaikan ekonomi, khususnya bagi daerah.
2. Upaya-upaya Menarik Investor Menanamkan Modal ke Daerah