Perumusan Masalah Keaslian Penulisan Tinjauan Pustaka

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 Simeulue. Akan tetapi apakah penanaman modal di daerah kabupaten Simeulue betul-betul berperan dalam proses pembangunan yang sedang dilakukan. Latar belakang di atas menjadi alasan bagi penulis untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan penanaman modal di daerah yaitu “Peranan Penanaman Modal dalam Pembangunan di Daerah Kabupaten Simeulue”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah kabupaten Simeulue dalam upaya mendatangkan investor; 2. Bagaimana pengaruh penanaman modal dalam pembangunan di kabupaten Simeulue; 3. Apa pengaruh penanaman modal terhadap pertumbuhan perekonomian di kabupaten Simeulue; dan 4. Apa perlunya penanaman modal di kabupaten Simeulue.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui secara langsung perkembangan penanaman modal di daerah Kabupaten Simeulue; b. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendatangkan investor ke daerah sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya; Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 c. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal terhadap pembangunan di daerah Kabupaten Simeulue; d. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal terhadap perkembangan perekonomian di daerah Kabupaten Simeulue.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi setiap pembacanya terutama bagi kalangan akademis, dalam memahami dan mendalami berbagai permasalahan hukum di bidang penanaman modal. Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan dan informasi kepada pemrintah daerah mengenai peranan penting penanaman modal dalam meningkatkan pembangunan di daerah dan diharapkan pemerintah daerah serta semua stakeholders yang ada di daerah dapat menyadari betapa pentingnya kerja sama berbagai pihak di daerah untuk mencapai tujuan pembangunan di daerah. Dan pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam membuat setiap kebijakan di daerah terutama mengenai penanaman modal di daerah.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini membahas tentang “Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan di Daerah Kabupaten Simeulue”, dimana judul tersebut belum pernah dibahas di Fakultas Hukum sesuai dengan yang diterangkan dalam out line Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 judul skripsi di Fakultas Hukum tertanggal 29 November 2007 yang menyatakan bahwa judul skripsi ini belum pernah dibahas oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun skripsi ini dengan berbagai referensi yang penulias dapatkan baik dari buku-buku, media cetak dan elektronik, maupun bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis, terminologi penanaman modal dapat berarti inve stor lokal domestict investor, investor asing foreign direct investor, FDI dan penanaman modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing foreign indirect investor, FII. Untuk yang terakhir ini dikenal dengan istilah penanaman modal dalam bentuk portofolio yakni pembelian efek lewat Lembaga Pasar Modal Capital Market 16 . Untuk mengetahui apakah ada perbedaan makna antara penanaman modal dengan investasi dapat kita lihat dalam berbagai pengertian investasi di antaranya 17 Dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan, dijelaskan istilah investasi, penanaman modal digunakan untuk “Penggunaan atau pemakaian sumber-sumber ekonomi untuk produksi barang-barang produsen atau barang- barang konsumen. Dalam arti yang semata-mata bercorak keuangan, investment mungkin berarti penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan dalam : 16 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Bandung : Nuansa Aulia, 2007, hal. 55. 17 Ibid., hal, 55. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 jangka waktu yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dengan maksimum keamanan 18 Dalam kamus hukum ekonomi digunakan termonologi investment, penanaman modal. Investasi berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan investasi berarti pertama, penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan, dan kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam ”. 19 Modal capital adalah uang yang dipakai untuk investasi . Dengan demikian, dari berbagai pengertian investasi seperti yang dikutip di atas, tampak bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antara investasi dengan penanaman modal. Makna dari investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapatkan hasil keuntungan. 20 . Modal dapat juga diartikan sebagai uang atau benda yang ditanamkan dalam suatu usaha yang produktif dan selanjutnya merupakan peranan penting ketikan bank mengadakan analisis kredit terhadap nasabahnya 21 18 Ibid., hal. 56. 19 Ibid., hal. 57. 20 Kunarjo, Glusorium Ekonomi Keuangan dan Pembayaran-pembayaran, Jakarta : UII Press, 2003, hal . 205 21 Aliminsyah Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, Bandung : PT. Citra Adithya Bhakti, 2002, hal . 427. . Sedangkan di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UU PM disebutkan dalam pasal 1 poin 7 bahwa : “Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis”. Selanjutnya, yang dimaksud dengan penanaman modal ialah sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 poin 1 UU PM bahwa : “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”. Sedangkan istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lain dan bahkan suatu negara dengan negara lain. Namun demikian, penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam mengartikan pembangunan. Secara trdisional pembangunan memiliki arti peningkatan secara terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Sedangkan untuk daerah, makna penmbangunan secara tradisional difokuskan pada peningkatan Prodak Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten atau kota 22 “Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang segala sesuatunya dipersiapkan dan dilaksanakan oleh daerah, mulai dari perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawabannya. Dalam kaitan ini daerah memiliki hak otonom”. . Badrul Munir dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Perspektif Otonomi Daerah” menyebutkan pengertian pembangunan daerah, yaitu : 23 Makna daerah dapat kita lihat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam Pasal 1 Poin 6 disebutkan bahwa: “Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum 22 Mudrajad Kuncoro, Opcit. hal : 54 23 Badrul Munir, Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Perspektif Otonomi Daerah, Mataram : Bappeda Propinsi NTB, 2002. Hal. 63. Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Simeulue, 2008. USU Repository © 2009 yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

F. Metode Penelitian