d. Banyak siswa yang kurang menyukai simulasi bermain peran
sehingga menjadi tidak efektif. Adapun kelemahan metode bermain peran Role Playing menurut
tim LPP-SDM sebagai berikut: a.
Pengalaman yang diperoleh dari simulasi tidak selalu tepat dan sempurna.
b. Pelaksanaan simulasi sering kali menjadi kaku dan tidak jarang
hanya dijadikan sebagai alat hiburan. c.
Menuntut hubungan yang akrab, fleksibel dan demokratis.
33
Dari beberapa kelemahan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode bermain peran relatif membutuhkan waktu yang banyak,
bergantung pada aktifitas siswa dan jika siswa tidak memahami maka bermain peran tidak akan efektif.
f. Langkah-langkah dan Persiapan Role Playing
Berhasil atau tidaknya penerapan metode Role Playing yang digunakan di dalam proses pembelajaran tergantung pada persepsi siswa
agar berperan sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan sepenuh hati tanpa rasa malu sedikitpun.
Hamzah B. Uno mengeneralisaikan prosedur langkah-langkah dalam bermain peran atas 9 langkah, yaitu:
1. Pemanasan warming up
Langkah pertama pemanasan, yakni guru memperkenalkan kepada siswa apa itu Role Playing
2. Pemilihan peran
Langkah kedua memilh peran, guru menentukan siapa yang akan memainkan peran dan mengelompokannya sebagai kelompok
pemain drama. Kemudian guru membahas materi apa yang akan diperankan setiap pemain.
3. Menyiapkan pengamatan observation
33
Ibid, h. 125.
Dalam hal ini guru memohon kepada guru pamong atau bisa juga menunjuk siswa agar ikut serta melakukan pengamatan dan
mengelompokannya menjadi kelompok observer. 4.
Menata panggung Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa bagaimana peran
itu akan dimainkan dan apa saja kebutuhan yang akan diperlukan dalam mempraktikan bermain peran.
5. Memainkan peran
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Usahakan berakting seakan-akan hal itu adalah
kejadian nyata. 6.
Diskusi dan evaluasi Guru
meminta siswa
dalam kelompok
observer untuk
mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan permainan peran yang sudah diperankan oleh siswa dari kelompok
pemain peran dan melakukan evaluasi dengan mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Memainkan ulang peran
Setelah diskusi dan evaluasi selasai, dilanjutkan ke langkah ketujuh yakni memainkan ulang drama atau memainkan peran yg kedua.
Seharusnya, pada permainan peran yang kedua ini akan lebih baik. 8.
Diskusi dan evaluasi kedua Dalam diskusi dan evaluasi yang kedua ini harus lebih baik dari
Diskusi dan evaluasi yang pertama. 9.
Berbagi pengalaman dan kesimpulan. Siswa diajak berbagi pengalaman tentang tema permainan peran
yang telah dilakukan dan membuat kesimpulan.
34
Senada dengan pendapat Uno, Agar proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode bermain peran tidak mengalami
34
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Jakart: PT.bumi aksara, 2007, h. 25.