6. 63-67
6 16,67
Jumlah 36
100
Dari hasil penelitian di atas, didapat bahwa hasil belajar IPS masih rendah dengan rata-rata 52,6 median 53,5 modus 50,8, nilai minimum 38
dan nilai maksimum 67. Dari data tersebut maka nilai hasil belajar siswa belum mencapai nilai KKM sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa ini
disebabkan karena malu bertanya, kurangnya tehnik mengajar yang disampaikan guru dalam pembelajaran IPS. Setelah berdialog langsung
dengan guru mata pelajaran IPS diperoleh kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan PTK dengan judul peningkatan hasil belajar IPS siswa pada
pokok bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya melalui metode “Role Playing” di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu. Dan
guru IPS bersedia menjadi kolabulatornya saat peneliti melakukan tindakan pembelajaran.
Materi yang akan dijadikan bahan ajar dalam tindakan penelitian adalah Standar Kompetensi SK: Memahami sejarah, kenampakan alam
dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupatenkota dan provinsi dan Kompetensi Dasar KD: Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
setempat kabupatenkota, provinsi. Pemilihan materi tersebut, selain dari usulan dari guru IPS
kolabolator, juga hasil pretest yang ternyata seluruh siswa memiliki nilai yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM dikarenakan
siswa masih malu dan gugup.
5. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Pada tindakan pembelajaran siklus I sub pokok bahasan pembelajaran adalah drama pendek yang disampaikan dalam dua kali pertemuan 4 x 35
menit. Adapun indikator yang hendak dicapai adalah: 1.
Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika 2.
Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya
3. Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan
budaya setempat 4.
Memberikan contoh cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat setempat
5. Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan
budaya di masyarakat 6.
Menunjukkan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui peta
7. Bermain peran sesuai dengan naskah drama
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan kelas tempat penelitian, membuat RPP dengan
penggunaan Metode bermain peran Role Playing, mendiskusikan RPP dengan kolabolator, menyiapkan materi ajar untuk setiap
pertemuan, menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya, dan menyiapkan
soal akhir siklus I. Naskah drama yang dibuat dan dijadikan sebagai media utama dalam proses pembelajaran pada siklus I dibagikan
kepada setiap siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit. Kegiatan dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 29 April 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 6 Mei
2013. Rencana pelaksanaan Pembelajaran RPP siklus I dapat dilihat pada lampiran:
1. Pertemuan Pertama Senin, 29 April 2013
Pertemuan pertama siklus I diaksanakan pada hari Senin 29 April. PBM dilaksanakan dari pukul 08.25 s.d 09.35 Wib.
Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah drama pendek.
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 36 orang semua hadir. Kegiatan diawali dengan membuka kegiatan
pembelajaran yang meliputi pengkondisian kelas, berdoa, absensi, apersepsi dan pemberian motivasi.
Kegiatan ini diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penjelasan singkat tentang materi yang menjadi
pokok pembahasan, menjelaskan kegiatan pembelajaran dengan bermain peran dan menjelaskan tentang sistem penilian secara
individu dan kelompok secara reward. Kemudian setiap kelompok
diberikan kesempatan
untuk memerankan
perananannya sesuai dengan karakter dalam naskah drama. Selama siswa belajar bersama dalam tim, guru memantau,
memberi arahan, bimbingan dan penjelasan khususnya kepada siswa yang terlihat masih kesulitan dalam pembelajaran. Sekitar
10 menit sebelum pelajaran berakhir, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Dan sebagai
penutup pembelajaran guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk lebih memberanikan diri untuk berekspresi ketika
bermain peran karena akan diadakan tes kemampuan bermain peran dan penilaian individu pada pertemuan yang akan datang,
kemudian memberikan naskah drama yang berbeda dengan yang tadi dipelajari kepada siswa sesuai dengan kelompoknya.
Pada pertemuan pertama ini terlihat sebagian besar siswa masih kurang memahami langkah-langkah pembelajaran yang
disampaikan, sehingga ketika mereka dipinta untuk bermain peran masih banyak siswa yang nampak ragu, dan gugup ketika
bermain peran. pada saat belajar bersama kelompoknya masih tampak dominasi dari siswa-siswa tertentu siswa yang lebih
pintar sehingga siswa yang kemampuannya dibawah rata-rata menjadi kurang aktif. Namun demikian secara umum kondisi