1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. 4. Memiliki
kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
g. Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS adalah pada upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Warga
negara yang baik berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan diantara masyarakat sehingga terjalin persatuan dan keutuhan bangsa.
Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaaan. Baik itu perbedaan
pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Bersikap terbuka dan senantiasa memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya. Karena dari bersikap terbuka akan membawa siswa kepada sikap
arif selanjutnya yakni toleransi, toleransi dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang menganggap dan mengakui adanya eksistensi hal lain yang
selain dari dalam dirinya. Dari sikap toleransi ini akan menggiring siswa kepada sikap bijaksana berikutnya yakni pluralis. Sikap Pluralis dapat
diartikan sebagai suatu sikap yang tidak hanya mengakui eksistensi hal lain selain dari dirinya tetapi juga mampu bekerjasama dengan hal yang
berbeda tersebut sehingga mencapai kesepakatan dalam keberagaman. Oleh karena itu pembelajaran IPS diharuskan mampu melatih
siswa agar dapat membangun sikap yang demikian. Sehingga dapat
penulis simpulkan bahwa mata pelajaran IPS memiliki tanggung jawab moral tersendiri dibandingkan mata pelajaran lainnya dalam membangun
dan melatih siswa agar berkepribadian dan berkarakter sesuai yang diamanatkan UUD 1945.
h. Ruang Lingkup Pelajaran IPS di SD
Ruang lingkup mata pelajaran IPS ajar di tingkat SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
Pada jenjang Sekolah Dasar, penyajian IPS dilakukan secara terpadu karena perspektif siswa pada usia SD lebih tendentif pada hal-hal
yang bersifat konkrit dan utuh. Barulah Pada jenjang pendidikan berikutnya diperkenalkan cabang-cabang IPS yakni geografi, sejarah,
ekonomi, akuntansi, sosiologi, antropologi dan budaya. Akan tetapi walaupun cabang-cabang dari IPS tersebut telah
berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, dalam pengkajiannya tetap saja tidak memisahkan secara ketat Antara masing-masing mata pelajaran
tersebut, ini semua dikarenakan mata pelajaran IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yang saling berkaitan satu dengan
lainnya karena memang IPS dirumuskan berdasarkan realitas kehidupan.
i. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Sebagai Materi Pada Mata
Pelajaran IPS SD
Mata pelajaran IPS sebagai ilmu sosial yang erat sekali hubungannya dengan kehidupan sosial merupakan wahana untuk
mengenal, menerima dan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara
kesatuan yang memiliki padat penduduk, banyak pulau, beragam suku,
adat istiadat bahasa daerah yang berbeda satu sama lain. Keragaman Pluralitas ini sangat rentan terjadi disintegrasi jika tidak ada pondasi
yang memersatukan keragaman tersebut. Karena itu muncullah Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika mengandung arti yang sangat dalam. Bhina yang berarti beda, Tunggal yang berarti satu dan Ika yang berarti itu.
Jadi, Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu. Kalimat Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan
empu Tantular.
26
Dengan lahirnya semboyan ini diharapkan mampu dijadikan Pedoman hidup warga Negara Republik Indonesia dalam menjaga
persatuan dan kesatuan Negara. Siswa diharapkan mampu mengenal, menerima dan memahami beragam macam ras, suku bangsa, bahasa dan
budaya yang dimiliki oleh Indonesia demi terwujudnya persatuan bangsa. Tercapainya pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang
pentingnya persatuan dan kesatuan Negara sangat bergantung kepada aspek pendidikan. Pendidikan dianggap berperan penting dalam
membentuk karakter bangsa. Penanaman pemahaman tentang kekayaan bangsa yang multikulral ini harus ditanam sedini mungkin kepada siswa.
Diharapkan peserta didik mampu memahami bahwa negara ini kaya. Kaya akan suku bangsa, bahasa daerah, kearofan lokal, adat istiadat dan
budaya. Berangkat dari pluralitas budaya dan pengandaian pendidikan
konstruktifisme constructivism maka dalam pengelolaan pendidikan harus berangkat dari suatu keyakinan bahwa setiap warga masyarakat
memiliki konstruks mengenai identitas budaya yang mereka pilih. Dengan demikian maka pendidikan harus membuka pengakuan dan
keterbukaan bagi masyarakat untuk mengekspresikan simbol dan lambang-lambang partikularitas budaya mereka. Hanley 2004
26
Redaksi Bukuné, Undang-Undang Dasar 1945 Perubahannya, Jakarta: Bukuné, 2010, h. 46.