Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pengajar Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Status perkawinan pengajar

ringan, 6,7 stres sedang, 30 stres berat dan sebanyak 43,3 stres sangat berat, dan 16,7 stres bahaya. Dan jika dilihat dari aspek emosional didapatkan bahwa sebanyak 3,3 stres sangat ringan, 6,7 stres sedang, 20 stres berat 50 dan 20 stres bahaya. Data tersebut menunjukkan bahwa dari aspek fisik dan emosional sebagian besar pengajar di Sekolah Al-Ihsan mengalami stres berat dalam mengajar siswa autis. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stempien 2013 yang menjelaskan bahwa pengajar anak dengan kebutuhan khusus memiliki tingkat stres lebih tinggi baik stres fisik maupun kondisi emosi pengajar. Penelitian tersebut dilakukan di Michigan dengan jumlah sampel 116 orang. Penelitian lain yang sejalan dengan hasil tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adera 2010 menjelaskan bahwa didapatkan tingkat stres kerja yang tinggi dan ketidakpuasaan kerja pada pengajar siswa dengan gangguan emosional dan perilaku, penelitian ini dilakukan di Denton, USA dengan jumlah sampel sebanyak 156 pengajar anak dengan kebutuhan khusus. Damayanti dkk 2010 menjelaskan stres yang dirasakan terus-menerus akan membahayakan kesehatan fisik dan emosi seseorang, stres menghasilkan berbagai gejala fisik dan mental yang bervariasi sesuai dengan faktor-faktor situasional masing-masing individu. Dari hasil penelitian ini dampak stres yang didapat jika dilihat dari aspek fisik, pengajar yang mengalami stres sangat berat didapatkan beberapa gejala seperti mudah merasa lesulelah 80, punggung terasa sakit 46,7, r asa sakit yang parah di bagian kepala 33,3, otot di muka, rahang, leher atau bahu terasa kaku 33,3. Sedangkan jika dilihat dari aspek emosional pengajar yang mengalami stres bahaya juga didapatkan beberapa gejala seperti, merasa lelah, tidak bersemangat hidup 83,3, merasa sulit megingat sesuatu 76,7, sulit mengendalikan rasa marah 76,7, merasa sulit bersantai di rumah 70 , merasa sensitif dan mudah tersinggung khawatir dengan masalah yang dihadapi 70 , emosi mudah berubah 63,3, sulit percaya pada orang lain 56,7 , merasa orang lain tidak memahami 56,7 , menghindar dari masalah yang dihadapi 46,7, sering marah pada diri sendiri 46,7 . Gejala yang didapatkan dari hasil penelitian ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Everly dan Girdano 2001 dalam Hendiyansyah, 2010 bahwa stres akan mempunyai dampak pada suasana hati mood, otot kerangka musculoskeletal, dan organ dalam badan viseral. Tanda-tanda distress yang berhubungan suasana hati yaitu menjadi overexcited, cemas, menjadi bingung dan mudah lupa, gelisah, dan gugup. 2 Tanda-tanda distress yang berhubungan otot kerangka yaitu jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk diam, sakit kepala, merasa otot menjadi tegang dan kaku, gagap ketika bicara, leher menjadi kaku. 3 Tanda-tanda distress yang berhubungan organ dalam badan yaitu gangguan pencernaan, jantung berdebar, banyak keringat, tangan berkeringat. Selain itu gejala yang didapatkan dari hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang dijelaskan oleh Hardjana 1994 dalam Widiani 2011 juga mengemukakan gejala-gejala yang terjadi pada saat orang mengalami stres, diantaranya yaitu : g. Gejala fisik yang terjadi pada saat orang mengalami stres antara lain : Sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, insomnia susah tidur, tidur melantur, bangun tidur awal, sakit punggung, terutama dibagian bawah, diare dan radang usus besar, gatal-gatal pada kulit, sulit buang air besarsembelit, urat tegang terutama pada leher dan bahu, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, perubahan selera makan anoreksia, terlalu banyak mengeluarkan keringat, telah atau kehilangan daya energi. h. Gejala emosional stres antara lain : Gelisah atau cemas, sedih, depresi, mudah nangis, suasana hati dan jiwanya berubah-ubah dengan cepat, mudah marah, gugup , harga diri rendah atau merasa tidak nyaman, mudah tersinggung, gampang menyerang atau bermusuhan

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu : 1. Sulitnya mengumpulkan pengajar dalam satu ruangan untuk serempak mengisi kuesioner sehingga suasananya lebih kondusif. 2. Terbatasnya pengajar yang khusus mengajar siswa autis, sehingga sampel yang didapatkan oleh peneliti juga terbatas.