usus besar, gatal-gatal pada kulit, sulit buang air besarsembelit, urat tegang terutama pada leher dan bahu, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi atau
serangan jantung, perubahan selera makan anoreksia, terlalu banyak mengeluarkan keringat, telah atau kehilangan daya energi.
h. Gejala emosional stres antara lain : Gelisah atau cemas, sedih, depresi, mudah nangis, suasana hati dan jiwanya
berubah-ubah dengan cepat, mudah marah, gugup , harga diri rendah atau merasa tidak nyaman, mudah tersinggung, gampang menyerang atau
bermusuhan
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu :
1. Sulitnya mengumpulkan pengajar dalam satu ruangan untuk serempak mengisi kuesioner sehingga suasananya lebih kondusif.
2. Terbatasnya pengajar yang khusus mengajar siswa autis, sehingga sampel yang didapatkan oleh peneliti juga terbatas.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran tingkat stres dilihat dari aspek fisik dan emosional pada pengajar anak autis di Sekolah Khusus Al-Ihsan dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tingkat stres pada pengajar di
Sekolah Khusus Al-Ihsan dari aspek fisik yang paling banyak muncul adalah tingkat stres sangat berat 43,3, dan dari aspek emosional yang paling
banyak muncul juga tingkat stres sangat berat 50. 2. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa gambaran tingkat stres dilihat dari aspek
fisik dan emosional pada pengajar di Sekolah Khusus Al-Ihsan berada pada tingkat stres sangat berat menurut hasil pengukuran menggunakan kuesioner
indikator stres. 3. Berdasarkan jenis kelamin pada pengajar di Sekolah Khusus Al-Ihsan yaitu
jumlah pengajar perempuan dilihat dari aspek fisik lebih banyak 52,4 mengalami stres, sedangkan dilihat dari aspek emosional pengajar dengan jenis
kelamin perempuan 61,9 juga lebih banyak mengalami stres. 4. Berdasarkan usia pengajar, dilihat dari aspek fisik pengajar usia 36-50 56,2
tahun lebih banyak mengalami stres, sedangkan dilihat dari aspek emosional bahwa pengajar dengan usia 36-50 tahun lebih banyak 62,5 mengalami
stres. 5. Berdasarkan tingkat pendidikan, pengajar dengan tingkat pendidikan S1 lebih
banyak mengalami stres baik dilihat dari aspek fisik 46,2 dan emosional 50.
6. Berdasarkan status perkawinan, pengajar dengan status perkawinan menikah lebih banyak mengalami stres baik dilihat dari aspek fisik 50 dan emosional
60.