Faktor yang Mempengaruhi Stres

kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk mengatasi potensi ancaman dan bahaya. Menurut teori ini, seseorang baru mengalami stres sebagai reaksi setelah penilaian diberikan Hasan, 2008 Selain penelitian Lazarus yang mengkaji stres dari segi penilaian pribadi, para ilmuwan juga mengadakan penelitian yang lebih berorientasi pada stresor yang dihadapi seseorang secara objektif. Beberapa peneliti melihat stresor sebagai suatu yang dinamik, yang dihasilkan secara episodik, dan berlangsung terus-menerus atau menetap. Sementara itu, peneliti yang lain mengkaji stres sebagai suatu yang statik, yang terjadi pada suatu peristiwa yang tersendiri Hasan, 2008

9. Pengaruh Stres pada Kesehatan

Penelitian yang mencoba melihat bagaimana stres mempengaruhi fungsi fisologis seseorang memiliki sejarah yang cukup panjang. Ilmuwan muslim, seperti yang dilakukan oleh Al-Razi 841-926 M dalam Hasan, 2008 dan Ibnu Sina 980-1037 M dalam Hasan, 2008, telah mengobati pasien-pasien psikosomatik, dan memanfaatkan stimulus psikologis untuk mengobati penyakit fisik pasiennya. Dalam buku Al-Qanun, Ibnu Sina 980-1037 M, dalam Hasan, 2008 juga menyatakan bagaimana denyut nadi seseorang bervariasi terhadap kondisi fisik yang dialaminya. Dia menyatakan bahwa denyut nadi orang yang marah kuat, tinggi, cepat, dan teratur. Untuk kebahagiaan, denyut rata-rata cukup kuat tetapi pelan dan tidak teratur. Namun dalam kesedihan denyut rata-rata rendah, lemah, tidak teratur dan pelan. Sementara denyut untuk perasaan ketakutan yaitu cepat, bergetar dan tidak teratur Hasan, 2008. Pada awal tahun 1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang bagaimana respon individu terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan. Respon individu terhadap stresor disebutnya sebagai stres kritikal critical stres, dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan tempur atau lari fight-or-flight response pada individu yang mengalami stres. Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat mencolok : tekanan darah meningkat, rata-rata detak jantung dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah naik, tangan berkeringat, otot menjadi tegang Hasan, 2008. Lazarus 1994 dalam Slamet 2003 ada 4 jenis penyakit yang diduga berkaitan dengan emosi yang menimbulkan keadaan tidak senang distressing : emosi marah, iri, cemburu, cemas, bersalah, malu, sedih dan berharap. Friedman dan Roseman 1993 telah melakukan penelitian terhadap penderita penyakit jantung koroner. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner lebih banyak berhubungan dengan stres kerja, dan kurang mampunyai seseorang dalam mengolah kemarahan. Emosi yang tidak menyenangkan tersebut dapat menimbulkan penyesuaian maladaptif seperti merokok, makan banyak, dan lain- lain dan memacu produksi hormon-hormon yang mempunyai daya kuat dan dapat meningkatkan penyebab primer dari penyumbatan arteri meningkatkan low density blood cholesterolLDL. Selanjutnya emosi ini dapat mengakibatkan produksi hormon yang menurunkan jumlah sel daya tahan tubuh limfosit. Ini yang memungkinkan terjadinya penyakit infeksi. Walaupun begitu, belum ada jawaban yang pasti tentang fungsi tubuh mana hormon, sistem, dan-lain yang dipengaruhi oleh emosi Lazarus, 1994 dalam Slamet, 2003. Selye 1956 dalam Hasan, 2008 yang kemudian juga mengadakan penelitian model biologis yang melihat akibat stres pada kondisi fisiologis seseorang. Ia meneliti tentang bagaimana tubuh manusia ketika melakukan respon terhadap