9
pelajaran yang telah diperolehnya di sekolah ditelaah kembali di rumah atau di ruang khusus. Mereka yang bertipe ini lebih menyenangi tempat belajar yang jauh
dari keributan.
d. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar itu
sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya: tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang
dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Dengan demikian, secara umum tujua
n belajar ada tiga jenis yaitu:”1 Untuk mendapatkan pengetahuan, 2 penanaman konsep dan keterampilan, 3
pembentukan sikap”.
11
1. Untuk mendapatkan pengetahuan Kepemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidaka dapat mengembangkan kemampuan bepikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai
pengajar lebih utama. 2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan, yaitu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerakpenampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah keterampilan yang
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press 2011, Cet. 19, h. 26-28.
10
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, dan keterampilan berpkir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir siswa dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, dan ditiru semua perilakunya oleh peserta didik. Dari proses observasi
siswa mugkin juga akan meniru perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi proses yang dapat menumbuhkan penghayatan pada setiap diri siswa untuk
kemudian diamalkan. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan penanaman sikap mentalnlai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
2. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode- metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli, sebelum ia
menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hal ini bukanlah suatu yang
aneh, tapi nyata, dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.