19
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa, metode diskusi dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,
meningkatkan prestasi
belajar, meningkatkan
hubungan antar
teman, meningkatkan pemahaman materi pelajaran dan menjadi penentu keefektifan
pembelajaran. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah: 1. Ratna Dewi Rahman
dalam penelitian: “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam PAI di SMPN I Prambon Sidoarjo. ”Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran agama islam di SMPN I Prambon ternyata dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa khususnya siswa kelas VIIA. Respon siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode diskusi sangat antusias
dan bersemangat. Adapun bentuk motivasi yang digunakan oleh guru PAI untuk mempertahankan minat para peserta didik terhadap bahan pelajaran
yang diberikan adalah dengan cara memberi angka atau pujian ”
32
. 2. Marzuki
dalam penelitian:” Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Menerapkan Metode
Diskusi Kelompok.”Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi
belajar. Dari sekian banyak metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa lebih baik digunakan metode diskusi kelompok,
khususnya untuk materi yang membutuhkan pengetahuan konsep, sehingga sesama siswa mampu memecahkan masalah
33
. 3.
Nur Alina Rakhmawati dalam penelitian:”Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja
Siswa LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bentuk Pangkat dan Akar Kelas X Semester I SMAN I Karang Anyar
Demak Tahun Pelajaran 20102011”. Hasil penelitian menunjakkan bahwa
32
Ratna Dewi Rahman
,
Pe erapa Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI di SMPN I Prambon Sidoarjo
.
33
Marzuki, Me i gkatka Prestasi Belajar De ga Me erapka Metode Diskusi Kelo pok .
20
meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar yang semula pada siklus I didapat prosentase sebesar 61,88, dengan kualifikasi penilaian sedang
dan pada siklus II meningkat menjadi 75,13 dengan kualifikasi penilaian tinggi
34
. Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya motivasi
belajar menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan belajar dan gairah belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi
pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta kerampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupnnya di masyarakat.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan antara komponen dalam
pembelajaran. Untuk itu penulis mengajukan hipotesis
tindakan, bahwa “Akan ada peningkatan motivasi belajar jika menggunakan metode diskusi pada mata
pelajaran IPS di MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang.
34
Nur Ali a Rah awati,”Penerapan Model Pembelajaran Quantum Theaching Dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja SiswaLKS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada ateri
Bentuk Pangkat dan Akar Kelas X Semester I SMAN I Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 20102011
21
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini
menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan
kompetensi profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang
terjadi pada siswa
1
. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap
praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari asfek interaksinya dalam proses
pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukannya menjadi lebih
berkualitas dan lebih efektif
2
. Dalam tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktik pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena, setelah meneliti kegiatannya sendiri di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik yamg sistimatik mengenai kegiatan
yang selama ini dilakukan dalam proses pembelajaran. Barangkali selama ini guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara rutin saja tanpa tahu apakah
kegiatan yang dilakukannya itu berkualitas dan efektif atau tidak. Dimana letak kelemahan-kelemahan kegiatan yang selama ini dilakukan juga tidak diketahui
dengan jelas. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, guru secara perlahan dapat membuktikan dan mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran
atau suatu metode pembelajaran yang secara teoritis dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas, dan apakah dapat meningkatkan efektifitas hasil
1
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Wacana Prima,2009, Cet.1,h.4
2
Ibid.