Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling pertimbangan,
terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau perorangan peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan
pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Purposive sampling akan baik hasilnya di tangan seorang ahli yang mengenal populasi dan dapat segera
mengertahui lokasi masalah-masalah yang khas. Purposive sampling sering dinamakan sampling non peluang karena pada waktu sampel diambil dari populasi,
peluang tidak diikutsertakan. Ketelitian dan kerepresentatifan sampel non peluang tidak dapat ditaksir dan akibatnya tidak mungkin menggeneralisasikan hasil sampel
terhadap populasi dengan derajat keyakinan tertentu. Meskipun demikian, sampling non peluang masih digunakan mengingat keperluan praktis dan sering dikehendaki
kesimpulan yang sementara dan kasar Sudjana, 1975: 168-169.
3.2.3 Karakteristik Sample
Adapun karakteristik sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Homoseksual yang dimaksud adalah homoseksual laki-laki gay dan memiliki
aktivitas seksual dengan jenis kelamin yang sama dan berlangsung dalam waktu yang lama Sarason, 1999: 217.
2. Rentangan umur sample adalah usia remaja akhir antara 18-22 tahun. karena pada rentang usia remaja akhir tersebut memiliki cirri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan seperti ketertarikan terhadap lawan jenis yang sangat kuat, kelenjar-kelenjar seks yang tetap bekerja bukan saja berpengaruh pada
penyempurnaan tubuh melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan- kehidupan psikis, moral, dan sosial remaja itu sendiri. serta pada masa remaja
akhir ini merupakan awal dari perkembangan pribadi, sosial, dan moral yang berasal dari pemikiran diri sendiri.
3. Sample berdomisili di Jakarta.
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data yaitu,
Kuesioner. Isi dari kuesioner adalah pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut bisa saja
berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh responden sendiri Moh. Nazir, 2005: 203. Di dalam kuesioner
yang akan dibagikan kepada responden terdapat dua skala, yaitu skala dukungan sosial dan skala coping stres, dan kedua skala itu menggunakan skala model Likert,
di mana skala ini memilih item-item yang mempunyai distribusi yang baik, yang dipilih dari hal-hal yang ingin diketahui. Skala model Likert menggunakan ukuran
ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking tetapi tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala
Moh. Nazir, 2005: 338-339.
3.3.1 Instrument Data Kuantitatif