Instrument Data Kuantitatif Tehnik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini akan digunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sebagai alat ukur skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakan nya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket questionnaire, daftar isian, inventori, dan lain-lain. Meskipun dalam percakapan sehari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur afektif Saifuddin Azwar, 2000: 3. Dalam skala model likert ini, skor akhir subjek adalah skor total dari jawaban pada setiap pernyataan. Terdapat empat jawaban alternatif, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Subjek diminta memilih derajat ketidak setujuan untuk setiap pernyataan. Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada setiap item dalam penelitian ini adalah berdasarkan norma pada table di bawah ini. Tabel 3.1 Bobot Nilai Skala Skala Favorable Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4 Peneliti juga membuat skala berdasarkan aspek yang berhubungan dengan dukungan sosial dan coping stress yang dikhususkan pada positif coping. Skala dukungan sosial terdiri dari dimensi : Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya umpan balik, penegasan, Dukungan perhargaan : terjadi lewat ungkapan hormat penghargaan positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya menambah penghargaan diri, Dukungan instrumental : mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang member pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stres, Dukungan informatif : mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, atau umpan balik. Table 3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Dukungan Emosional Ungkapan empati 8, 32 14, 26 Kepedulian 9, 31 7, 22 Perhatian terhadap orang yang 1 19, 28 bersangkutan misalnya umpan balik, penegasan Dukungan Perhargaan Ungkapan hormat penghargaan positif untuk orang tersebut 18, 33 6, 23 Dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu 13, 34 5,24 Perbandingan positif orang tersebut dengan orang lain 2, 25 17 Dukungan Instrumental Mencakup bantuan langsung 3, 27 12 Dukungan Informatif Memberi nasihat 4, 11 15 Petunjuk-petunjuk 10, 29 21, 35 Saran-saran, atau umpan balik. 16 20, 30 Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai total menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka dukungan sosial subjek semakin positif dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka semakin negatif dukungan sosial yang mereka peroleh. Adapun skala tentang coping stres yang dikhususkan kepada skala positif coping diklasifikasikan sebagai berikut: Menceritakan dan menuliskan masalah mencakup berbicara dengan orang lain secara lisan atau tulisan tentang pengalaman traumatis. Menemukan hikmah dari masalah mencakup perubahan atau pertumbuhan dari jalan kehidupan yang baik, pengalaman yang datang dan pergi menjadikan manusia lebih baik dari hari ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan pengetahuan adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Mengambil respon yang positif ketika kehilangan mencakup penemuan makna dalam setiap masalah dan kembali bangkit diatas pengalaman yang pahit. Yang juga berarti merasionalkan segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai pengalaman dari sebuah peristiwa kehilangan serta mendorong dan memudahkan terjadinya proses atau pertumbuhan atau perubahan kearah yang positif. Mencari kebermaknaan dalam hidup mencakup kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan kebutuhan bernilai, kebutuhan untuk dipercaya, kebutuhan akan harga diri. Humor mencakup ungkapan emosi melalui tertawa. Melakukan meditasi mencakup religious dan filosofis dari spiritualitas ketimuran. Mendekatkan diri kepada Tuhan Kerohanian mencakup Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpegangan, serta berdoa. Tabel 3.3 Blue Print Skala Coping Stres Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Menceritakan dan menuliskan masalah tentang pengalaman traumatis. Berbicara dengan orang lain secara lisan 10, 35 19 Berbicara dengan orang lain secara tulisan 3 20 Menemukan hikmah dari masalah Menjadikan masalah sebagai pengalaman yang datang dan pergi menjadikan manusia lebih baik dari hari ke hari 1 12, 24 Menjadikan masalah sebagai suatu yang menimbulkan keyakinan yang baru 2 32 Menjadikan masalah sebagai suatu pengetahuan yang penting dalam hidup 4 11 Mengambil respon yang positif Merasionalkan segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai pengalaman dari sebuah peristiwa 5, 29 22, 30 kehilangan serta mendorong dan memudahkan terjadinya proses atau pertumbuhan atau perubahan kearah yang positif Mencari kebermaknaan dalam hidup Kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan 6 13, 31 Kebutuhan bernilai 7 23 Kebutuhan untuk dipercaya 8 14, 33 Kebutuhan akan harga diri 9 21 Humor Ungkapan emosi melalui tertawa. 15, 34 25 Meditasi Religious dan filosofis dari spiritualitas ketimuran 16 28 Mendekatkan diri kepada Tuhan Kerohanian Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpegangan 17 27 Berdoa. 18 26 Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan dinilai total menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka coping stres subjek semakin baik. Dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka semakin buruk pula coping stresnya.

3.4 Tehnik Analisis Data Statistik

Ada kalanya seorang peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi antara satu variable dengan variable lain. Derajat hubungan yang terjadi dinamakan korelasi Moh. Nazir, 2005: 450. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa tehnik analisis data. Pertama, tehnik analisis data menggunakan tehnik korelasi. Jika nilai-nilai suatu variable naik sedangkan nilai-nilai variable lain menurun, maka kedua variable tersebut mempunyai korelasi negatif. Sebaliknya, jika nilai-nilai suatu variable naik diikuti pula dengan naiknya nilai variable lain atau menurunnya suaru variable diikuti dengan menurunnya variable lain, kedua variable tersebut mempunyai korelasi positif. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variable diukur dengan indeks korelasi yang disebut koefisien korelasi Moh. Nazir, 2005: 450. Tehnik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik korelasi tunggal, yang mana digunakan untuk menggambarkan taraf dan arah hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat S. Sulistiyono, 2006: 111-112, rumus korelasi tunggal yang digunakan adalah rumus korelasi tunggal Karl Pearson dan penghitungannya menggunakan program spss versi.16 yaitu: Rumus korelasi Karl Pearson: ࢘ ࢞࢟ = ∑ ܠܡ ඥ∑ ࢞ ૛ ∑ ࢟ ૛ Metode analisis kedua adalah metode analisis regresi linear sederhana, dimana persamaan matematik pada regresi linear sederhana adalah: Y = a + bX Untuk menemukan harga A dan B dapat digunakan rumus sebagai berikut: ࢇ ൌ ∑ ܡሻሺ∑ ܠሻ ૛ – ∑ ܠሻሺ ∑ ܠܡሻ ࡺ ∑ ࢞ ૛Ȃ ∑ ࢞ሻ ૛ ࢈ ൌ ۼǤ ∑ ܠܡ െ ሺ∑ ܠ ૛ – ∑ ܠሻሺ ∑ ܠܡሻ ࡺ ∑ ࢞ ૛Ȃ ∑ ࢞ሻ ૛ Metode analisis ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear ganda, analisis regresi linear ganda ini mampu untuk menggarap pertautan antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat, atau lebih variabel prediktor, dengan persamaan garis regresi: N prediktor : Y = a + b i X i + b 2 X 2 +….+b n X n