Menceritakan dan Menuliskan Masalah

Selain itu dengan komunikasi yang baik dapat memfasilitasi hubungan dan ikatan sosial antara individu, sehingga memudahkan integrasi sosial. Seperti sisi mata uang, individu satu dengan yang lain harus saling memahami, harus ada yang menjadi pendengar dalam sebuah pembicaraan. Maka dari itu interaksi harus disinkronkan, namun meskipun demikian masih sering terdapat hambatan dalam berkomunikasi, ketidakmampuan untuk mengungkapkan masalah dengan orang lain menimbulkan masalah dalam berkomunikasi, mungkin karena takut tidak dipahami atau diterima oleh orang lain. Maka dari itu disinilah peran menuliskan masalah dapat dilihat C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Meskipun menulis bukanlah suatu obat mujarab, dan memiliki potensi untuk mengganggu kehidupan. Sebagai contoh, seorang peserta baru-baru ini mengatakan kepada kita bahwa, setelah menulis, dia revaluasi hidupnya dan pernikahannya. Dia kemudian bercerai dengan suaminya dalam 8 tahun usia pernikahan mereka dan dipaksa untuk pindah bersama anak-anaknya ke sebuah apartemen yang jauh lebih kecil. Meskipun dia melaporkan yang lebih bahagia dan sehat karena tulisan, beberapa mungkin berpendapat bahwa menulis memiliki beberapa efek samping yang sangat negatif C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Walaupun demikian menulis tentang pengalaman traumatis dapat memiliki manfaat bagi kesehatan secara signifikan, dalam arti individu tersebut didorong untuk memikirkan kesengsaraan dalam hidup mereka, dan bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659.

2.3.2 Menemukan Hikmah Dari Masalah

Menemukan manfaat memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik dan psikologis, dan hal itu berhubungan dengan teori adaptasi kognitif yang bekerja ketika ada bahaya dilingkungan sekitar Janoff Bulman, 1992 Taylor, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659, pertumbuhan setelah traumatik Tedeschi Calhoun, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659, pertumbuhan psikologis Epel, McEwen Ickovics, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Menurut Snyder dan McCullough 2000 menemukan manfaat dari masalah tergantung pada kekuatan manusia itu sendiri, dan dorongan itu sampai memunculkan apa yang ada dalam paradigm psikologi positif C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Menurut Lazarus dan Folkman dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659 menemukan hikmah dalam setiap masalah termasuk ke dalam emotion focused coping. Sebagai contoh perubahan atau pertumbuhan adalah sebuah jalan kehidupan yang baik, pengalaman yang datang dan pergi menjadikan manusia lebih baik dari hari ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan pengetahuan adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Teori coping ini membedakan antara perilaku adaptif yang alami, kepercayaan, dan strategi coping. Meskipun tidak semua peneliti dan teori menyetejui bahwa “segala sesuatu mengenai coping adalah pilihan yang disengaja” Haan, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Dari perspektif ini ditemukan bukti bahwa pencarian hikmah dari suatu masalah adalah sebuah coping individu C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659.

2.3.3 Mengambil Respon Yang Positif Ketika Kehilangan