Jenis Coping Strategi Coping

Individu menganalisa situasi yang dihadapi hingga memperoleh cara-cara yang diperlukan untuk mengatasi masalah kemanusiaan melakukan tindakan nyata untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 2. Controntatif coping problem focused coping Ciri dari tindakan ini adalah adanya tindakan asertif, yang pada akhitnya seringkali berubah menjadi tindakan agresif untuk merubah situasinya. 3. Seeking social support emotion or problem coping Individu akan berusaha memperoleh informasi atau dukungan emosional dari orang lain. 4. Distancing emotion focused coping Usaha individu untuk menghindar atau menjauhkan diri dari situasi stresful atau usaha dari sudut pandang yang positif. 5. Escape-avoindance emotion focused coping Individu berharap agar permasalahan yang ada segera berakhir atau bertindak secara nyata atau melarikan diri dari permasalahannya tersebut. 6. Possitive repraisal Emotion focused coping Usaha individu untuk mencari sisi positif dari situasi, yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan pribadi yang terkadang dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat rohani religi. 7. Self control emotion focused coping Usaha seseorang untuk mengatur tindakan dan emosi yang berkaitan dengan situasi yang dihadapi. 8. Accepting responsinillity emotion focused coping Pengakuan masalah yang dibuat individu sehingga masalah-masalah itu terjadi.

2.3 Coping Stres

Ada beberapa bagian yang termasuk ke dalam coping stres dalam psikologi positif C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659.

2.3.1 Menceritakan dan Menuliskan Masalah

Peristiwa traumatik sering mengisolasi kehidupan sosial. Tetapi dengan berbicara dengan orang lain lisan atau tulisan tentang pengalaman traumatis, secara otomatis akan membangun hubungan sosial yang lebih luas antara individu. Maka dari itu komunikasi menjadi hal yang penting di bidang kesehatan mental. Dukungan sosial telah dikaitkan dengan kesehatan mental dan fisik, sebagai bentuk pemulihan lebih cepat dari penyakit, walaupun dengan kemungkinan stres yang masih akan terjadi Cf. Holahan et al, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Pentingnya hubungan sosial karena dalam kelompok-kelompok sosial itu sendiri menawarkan tempat untuk tumbuh, melakukan eksperimen sosial, dan perubahan. Dalam studi ditemukan bahwa dukungan sosial adalah cara yang signifikan yang diberikan masyarakat untuk mengubah perilaku mereka ke arah yang lebih sehat Davison, Pennebaker, Dickerson, dalam C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Pengalaman traumatis, kegelisahan dan ketidakpastian individu dapat dikurangi melalui pertukaran interpersonal. Di sisi lain memiliki kepedulian yang sama memberikan suatu kekuatan agar dapat menjadi cermin bagi diri mereka sendiri, serta untuk berbagi pikiran dan perasaan atas kondisi yang dihadapi. Selain itu dengan komunikasi yang baik dapat memfasilitasi hubungan dan ikatan sosial antara individu, sehingga memudahkan integrasi sosial. Seperti sisi mata uang, individu satu dengan yang lain harus saling memahami, harus ada yang menjadi pendengar dalam sebuah pembicaraan. Maka dari itu interaksi harus disinkronkan, namun meskipun demikian masih sering terdapat hambatan dalam berkomunikasi, ketidakmampuan untuk mengungkapkan masalah dengan orang lain menimbulkan masalah dalam berkomunikasi, mungkin karena takut tidak dipahami atau diterima oleh orang lain. Maka dari itu disinilah peran menuliskan masalah dapat dilihat C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Meskipun menulis bukanlah suatu obat mujarab, dan memiliki potensi untuk mengganggu kehidupan. Sebagai contoh, seorang peserta baru-baru ini mengatakan kepada kita bahwa, setelah menulis, dia revaluasi hidupnya dan pernikahannya. Dia kemudian bercerai dengan suaminya dalam 8 tahun usia pernikahan mereka dan dipaksa untuk pindah bersama anak-anaknya ke sebuah apartemen yang jauh lebih kecil. Meskipun dia melaporkan yang lebih bahagia dan sehat karena tulisan, beberapa mungkin berpendapat bahwa menulis memiliki beberapa efek samping yang sangat negatif C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659. Walaupun demikian menulis tentang pengalaman traumatis dapat memiliki manfaat bagi kesehatan secara signifikan, dalam arti individu tersebut didorong untuk memikirkan kesengsaraan dalam hidup mereka, dan bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri C. R. Snyder Shane J. Lopez, 2005: 573-659.

2.3.2 Menemukan Hikmah Dari Masalah