akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas dengan angka yang sama. Namun apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30
biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Cronbach mengatakan mengenai koefisien validitas yang memuaskan yaitu “yang tertinggi yang dapat anda peroleh”.
Hal ini dipertegas lagi olehnya dalam kaitan dengan fungsi tes untuk memprediksi hasil suatu prosedur seleksi. Dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar 0,30
sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan Saifuddin Azwar, 2000: 103.
3.4.1.2 Teknik Uji Reliabilitas
Borg dan Gall dalam Tedjo, 2007: 189 mendefinisikan: “Reliability…is the level of internal consistency or stability of the measuring devices over time.”
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi atau stabilitas sarana pengukuran sejalan dengan waktu. Bruce W. Tuckman mendefinisikan “Reliability is defined as
consistency of a test score over items and over time…” kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa, antara instrument dan skor pengujian terdapat hubungan yang
erat untuk menentukan reliabilitas pengujian. Tedjo, 2007: 189. Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliable akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan
skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh factor error kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliable tentu
tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu Saifuddin Azwar, 2008: 83.
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xy
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00 berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang
mencapai r
xy
= 1,00 tidak pernah dijumpai. Adapun untuk menghitung reliabilitas dari skala dukungan sosial dengan
coping stres ini dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Alpha Cronbach, yaitu dalam pengolahannya, penghitungan reliabilitas ini menggunakan
program komputer khusus untuk penghitungan data penelitian yaitu program perangkat lunak SPSS 16.00.
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan
.
Pada tahap persiapan ini peneliti memulainya dengan obsevasi partisipan, lalu setelah terlihat fenomena yang dapat dijadikan masalah dalam penelitian, peneliti
merumuskan masalah dan menentukan variable yang akan diteliti. Kemudian peneliti mencari serta menyusun teori, menentukan lokasi penelitian, membuat dua
instrument atau alat ukur penelitian berupa kuesioner berisi skala dukungan sosial dan skala strategi coping, dan beberapa tambahan lain seperti menyusun daftar
pertanyaan untuk wawancara guna melengkapi data-data yang diperlukan.
Selain itu pula peneliti juga melakukan pendekatan personal kepada subjek penelitian untuk mengetahui sejauh mana masalah dalam penelitian ini berhubungan
dengan kehidupan subjek penelitian itu sendiri.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap kedua ini, peneliti mulai menentukan sampel penelitian dari populasi yang ada, peneliti menggunakan tehnik purposive sampling untuk
mengambil sampel penelitian. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek homoseksual di Jakarta untuk
mengisi kuesioner yang berisi skala penelitian. Setelah itu melaksanakan
pengambilan data dengan memberikan kuesioner yang berisi skala yang telah disiapkan kepada subjek penelitian.
3.5.3 Tahap Pengolahan Data
Pada tahap terakhir ini, peneliti melakukan scoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh subjek penelitian, kemudian menghitung dan membuat tabulasi data
yang dioperoleh. Selanjutnya peneliti membuat tabel data, dan terakhir melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN