jumlahnya daripada homoseksual laki-laki. Homoseksual perempuan disebut juga lesbian atau Sapphic atau Sappho Leland Robert Campbell, 1960: 342.
2.5.3 Penyebab Individu Menjadi Homoseksual
Penyebab individu menjadi homoseksual Kartini Kartono, 1989: 248: A. Faktor herediter berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seks;
B. Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi kematangan seksual yang normal;
C. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja;
D. Seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan ibunya, sehingga timbul kebencian atau antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu
muncul dorongan homoseks yang jadi menetap. Penjara-penjara dan asrama-asrama putra, tempat para pemuda dan kaum pria
yang berdiam terpisah dari kaum wanita, banyak menelorkan homoseksual. Juga relasi
heteroseks seks
dengan lawan
jenis yang tidak
memuaskan dan
meninggalkan bekas-bekas
pengalaman yang
traumatis, banyak
mendorong seseorang mencari pengalaman relasi homoseks.
2.5.4 Identitas dan Perilaku Homoseksual
Evolusi seksual Dianne, dkk, 2008: 598 telah menimbulkan penerimaan yang lebih besar terhadap homoseksualitas di Amerika Serikat. Pada 1995, 31 dari
240.082 mahasiswa baru dalam sebuah survey besar menyatakan relasi homoseksual
harusnya dilarang, turun 53 dari 1987 Sax, Astin, Korn, dan Mahoney, 1996. Akan tetapi, remaja yang secara terbuka mengidentifikasin sebagai gay atau lesbian
seringkali merasa terisolasi dalam lingkungan yang memusuhinya dan dapat menjadi subjek prasangka buruk bahkan kekerasan C. J. Petterson, 1995b.
Model usulan perkembangan identitas seksual gay dan lesbian yang tersebar luas adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran akan ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama dimulai pada usia 8 sampai 11 tahun
2. Perilaku seksual satu jenis kelamin usia 12 sampai 15 tahun 3. Identifikasi sebagai gay dan lesbian usia 15 sampai 18 tahun
4. Membuka diri kepada orang lain usia 17 sampai 19 tahun 5. Membangun relasi satu jenis kelamin yang romantis.
Akan tetapi model ini tidak dapat secara akurat merefleksikan pengalaman pria homoseksual yang lebih muda, banyak diantara mereka yang lebih bebas untuk
membuka identitasnya dibandingkan zaman dahulu; juga pengalaman wanita lesbian dan biseksual, yang perkembangan identitas seksualnya lebih lambat dan fleksibel
dibandingkan dengan pria homoseksual; dan dari pengalaman minoritas etnis, di mana komunitas dan kultur tradisional dapat mendukung keyakinan religius yang
kuat atau peran gender, yang mengarah kepada konflik internal dan keluarga Diamond, 1998; 2000; Dube Savin-William, 1999.
2.5.5 Ekspresi Homoseksual Laki-Laki Gay
Ekspresi homoseksualitas ada tiga, yaitu Kartini Kartono, 1989: 248: