Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
124
A. Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pengeluaran konsumsi pada dasarnya terdiri atas konsumsi rumah tangga pemerintah, rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan rumah
tangga luar negeri. Sebelum krisis ekonomi, sekitar tahun 1996, dari total pengeluaran agregat, pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi
terbesar, mencapai sekitar 60. Itulah sebabnya konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh yang besar terhadap stabilitas perekonomian.
1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi
Banyak faktor yang memengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari faktor ekonomi
maupun faktor yang berasal dari nonekonomi.
a. Faktor-Faktor Ekonomi
Faktor-faktor ekonomi yang memengaruhi konsumsi di antaranya sebagai berikut.
1 Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga
untuk membeli aneka kebutuhan untuk dikonsumsi menjadi semakin besar. Contohnya, jika pendapatan seseorang masih sangat rendah, biasanya beras
yang dipilih adalah beras kelas rendah atau menengah. Lauknya pun hanya ikan asin yang murahan. Akan tetapi, ketika penghasilan seseorang meningkat,
beras yang dipilih menjadi beras kelas satu, misalnya beras Cianjur, dan ikan asin diganti dengan daging ayam. Dengan demikian hubungan pendapatan
dengan konsumsi adalah positif. Artinya, jika pendapatan naik maka keinginan untuk konsumsipun akan meningkat. Demikian sebaliknya.
2 Kekayaan Rumah Tangga
Kekayaan rumah tangga dapat berupa kekayaan riil misalnya rumah, tanah, dan mobil dan finansial misalnya deposito berjangka, saham, dan
surat-surat berharga. Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi seseorang karena menambah pendapatan disposabel. Hubungan
antara kekayaan dan konsumsi adalah positif. Artinya, semakin banyak kekayaan seseorang maka konsumsinya akan meningkat. Demikian sebaliknya.
Sumber: Tempo, 8 Februari 2004
Kompetensi Ekonomi
Salah satu yang memengaruhi tingkat konsumsi yaitu
pendapatan. Menurut pendapat Anda, apakah yang akan terjadi,
jika seseorang tidak memiliki pendapatan tetap, terhadap
konsumsinya? Berikan alasannya.
Salah satu faktor yang memengaruhi tingkat
konsumsi adalah kekayaan riil.
Gambar 6.1
125
Konsumsi, Tabungan, dan Investasi
3 Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi seseorang, baik dilihat dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang
maupun keluarga yang kekurangan uang. Bagi mereka yang memiliki banyak uang, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan keinginan untuk
menyimpan uang di bank lebih menguntungkan, daripada dihabiskan untuk konsumsi. Jika tingkat bunga rendah, yang terjadi adalah sebaliknya.
Dengan demikian hubungan tingkat bunga dengan konsumsi adalah negatif. Artinya, jika tingkat bunga naik maka konsumsi akan turun.
Demikian sebaliknya.
4 Perkiraan tentang Masa Depan
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa leluasa untuk melakukan konsumsi, karenanya pengeluaran
konsumsi cenderung meningkat.
b. Faktor-Faktor Demografi Kependudukan
Selain faktor-faktor ekonomi di atas, tingkat konsumsi dapat juga dipengaruhi faktor nonekonomi kependudukan. Faktor-faktor demografi
yang memengaruhi tingkat konsumsi di antaranya sebagai berikut.
1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang mendiami suatu negara akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan, tingkat
kosumsi dilihat dari semua pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah, dan rumah tangga konsumen.
2 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi, di antaranya usia, pendidikan, dan wilayah. Semakin banyak penduduk
yang berusia kerja atau usia produktif 15-64 tahun, semakin besar tingkat konsumsi, terutama jika sebagian besar dari mereka mendapat kesempatan
kerja yang tinggi, dengan upah yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga semakin tinggi. Pada
saat seseorang berpendidikan tinggi, kebutuhan hidupnya semakin banyak. Semakin banyak penduduk yang tinggal di perkotaan urban, pengeluaran
konsumsi juga semakin tinggi. Umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.
2. Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi
John Maynard Keynes menjelaskan bahwa tingkat konsumsi sangat
dipengaruhi oleh pendapatan disposabel. Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak bergantung tingkat pendapatan. Artinya,
tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonom atau
autonomous consumption. Jika pendapatan disposabel meningkat, konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak
sebesar peningkatan pendapatan disposabel.
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara besarnya pendapatan nasional dan besarnya konsumsi.
Rumus fungsi konsumsi adalah sebagai berikut. C = a + bYd
Komposisi penduduk dan jumlah penduduk dapat
menentukan tingkat konsumsi dan tabungan.
Gambar 6.2
Sumber: Tempo, 8 Februari 2004
Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
126
a = konsumsi autonomous, besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol.
b = koefisien konsumsi yang merupakan tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh tambahan pendapatan b=
, b disebut MPC = Marginal Propensity to Consume.
Kecenderungan mengonsumsi marjinal Marginal Propensity to Consume adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan
bertambah jika pendapatan disposabel Yd bertambah satu unit. Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada tambahan
pendapatan disposabel sehingga angka MPC tidak akan lebih besar daripada satu serta angka MPC juga tidak mungkin negatif, karena itu 0 MPC
1. Besarnya MPC menunjukkan kemiringan slope kurva konsumsi. Orang kali pertama yang mengenalkan konsep MPC yaitu J.M. Keynes,
dalam menentukan besarnya MPC Keynes, mendasarkan teorinya pada fundamental phsycological law, hukum ini menyatakan sebagai berikut.
a. Jika pendapatan konsumen berubah, pengeluaran konsumsi konsumen
akan berubah searah. Artinya, jika pendapatan naik konsumsi ikut naik. Hal ini berakibat pada tanda nilai MPC yang positif. MPC
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
MPC = = perubahan tingkat konsumsi
= perubahan tingkat pendapatan b. Jika pengeluaran konsumen berubah, perubahan pengeluaran
konsumsi lebih kecil daripada perubahan pendapatan itu sendiri maka nilai MPC 1.
3. Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Fungsi tabungan
menunjukkan besarnya pendapatan nasional yang digunakan untuk tabungan saving. Dengan demikian, fungsi tabungan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Y = C + S S = Y – a + bY
S = –a + Y – bY S = Y – C
S = Y – a – bY S = –a + 1 – bY
Y = pendapatan C = konsumsi
S = tabungan
Jadi, rumus fungsi tabungan adalah S = –a + 1 – bYd
1-b = kecenderungan menabung Marginal Propensity to Save MPS merupakan tambahan tabungan yang diakibatkan oleh tambahan
pendapatan. 1-b = MPS =
Tajuk Ekonomi
Keynes membuat tiga asumsi mengenai fungsi konsumsi,
yang didasarkan pada introspeksi dan observasi
kausal. Pertama, kecenderungan mengonsumsi marjinal jumlah
yang dikonsumsi dari setiap tambahan pendapatan adalah
antara nol dan satu. Kedua, rasio konsumsi terhadap pendapatan
yang disebut kecenderungan mengonsumsi rata-rata turun
ketika, pendapatan naik. Ketiga, pendapatan merupakan
determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak
memiliki peran penting.
Sumber: Teori Ekonomi Makro, 2003
Fungsi konsumsi adalah hubungan antara tingkat pendapatan dalam
satu perekonomian dan jumlah rencana rumah tangga untuk
melakukan konsumsi, dengan asumsi faktor lain tetap konstan.
Consumption function is the relationship between the level of
income in an economy and the amount households plan to spend on
consumption, other things constant.
Sumber: www.wikipedia.org
Liputan Ekonomi Economic Report
127
Konsumsi, Tabungan, dan Investasi
Fokus
t ,POTVNTJautonomous
t VOHTJLPOTVNTJ
t Marginal Propensity to
Consume t
Marginal Propensity to Save MPS
Hubungan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan