Faktor-Faktor Ekonomi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi

127 Konsumsi, Tabungan, dan Investasi Fokus t ,POTVNTJautonomous t VOHTJLPOTVNTJ t Marginal Propensity to Consume t Marginal Propensity to Save MPS Hubungan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan Kurva 6.1 Setiap tambahan pendapatan disposabel Yd akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan sehingga akan menghasilkan persamaan berikut. 1 = MPC + MPS atau MPS = 1 – MPC Dapat disimpulkan bahwa nilai total MPC ditambah MPS sama dengan satu. Pada saat pendapatan disposabel masih rendah, setiap unit tambahan pendapatan sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi. Nilai MPC mendekati satu dan nilai MPS mendekati nol. Hal ini dapat menjelaskan mengapa di negara-negara sedang berkembang kemampuan menabungnya sangat rendah. Adapun di negara-negara maju, nilai MPC-nya semakin kecil dan nilai MPS-nya semakin besar. Hubungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat dilihat pada Kurva 6.1 berikut. - Titik E = titik impas Break Even Point = BEP, yaitu tingkat pendapatan nasional yang seluruhnya dikonsumsi Y = C sehingga S = 0. - Besarnya konsumsi otonom a dapat dicari dengan rumus sebagai berikut. a = APC – MPCY Average Propensity to Consume APC menunjukkan perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dan besarnya pendapatan nasional itu sendiri. Besarnya APC dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Untuk mengetahui lebih jelas hubungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Perhatikan contoh berikut. Contoh 6.1 a. Pendapatan nasional suatu negara pada 2006 sebesar Rp500 miliar dan pada 2002 Rp750 miliar. b. Jumlah konsumsi pada 2006 Rp450 miliar dan konsumsi pada 2002 Rp600 miliar. Diminta: tentukan fungsi konsumsi, fungsi tabungan, Break Even Point BEP, dan gambarkan kurvanya. Tajuk Ekonomi Keynes menyatakan bahwa tingkat konsumsi sekarang seseorang sangat bergantung pada pendapatannya. Adapun model Fisher menyatakan bahwa konsumsi didasarkan pada sumber daya yang diharapkan dapat diperoleh konsumen selama hidupnya. Sumber: Teori Ekonomi Makro, 2003 C, I, S BEP C = a + bY Y = C S = –a + 1 – bY Y –a a Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X 128

4. Efek Multiplier Angka Pengganda

Efek multiplier menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran otonom konsumsi autonomous sebesar satu unit akan mengubah output pendapatan keseimbangan beberapa kali lipat sebesar perubahan pengeluaran otonom. Angka pengganda dapat diberi kode huruf “k”, yang dirumuskan sebagai berikut k = atau k =

5. Inflationary Gap dan Deflationary Gap

J. M. Keynes menjelaskan adanya hubungan saling keterkaitan antara

pendapatan Y, konsumsi C, tabungan S, dan investasi I. Hal ini dapat ditulis menjadi rumus persamaan sebagai berikut Fokus t Break Even Point BEP t Avarage Propensity to Consume t Marginal Propensity to Save t Inflation gap t Deflationary gap t GFLNVMUJQMJFS t BNCBSLVSWB Penyelesaian: b = a = APC – MPCY = = 0,9 – 0,6500 = 0,3500 = 150 fungsi konsumsi C = 150 + 0,6Y t VOHTJUBCVOHBO4oB C : S = –150 + 1 + 0,6Y S = –150 + Y – 0,6Y S = –150 + 0,4Y fungsi tabungannya S = –150 + 0,4Y t Break Even Point Y = C C = 150 + 0,6Y Y = 150 + 0,6Y Y – 0,6Y = 150 0,4Y = 150 Y = 375 Kompetensi Ekonomi Diketahui data perkembangan konsumsi negara A tahun 2005 Rp750 miliar, kemudian tahun 2006 konsumsinya berubah menjadi Rp600 miliar. Adapun besarnya pendapatan nasional negara tersebut tahun 2005 sebesar Rp1.200 miliar, kemudian berubah menjadi Rp1.500 miliar pada tahun 2006. Tentukan fungsi konsumsi, fungsi tabungan, break even point, dan gambarkan kurvanya. CIS E C = 150 + 0,6Y Y = C S = –150 + 0,4Y Y 375 375 150 –150