Sumber Daya Manusia Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi

11 Masalah Manusia di Bidang Ekonomi 1. Barang Apa What yang Harus Diproduksi? Bagi pemerintah atau produsen, masalah ekonomi pertama yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? Dalam hubungannya dengan masalah tersebut, pemerintah atau produsen harus memerhatikan barang apa dan berapa banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat dan apakah telah tersedia sumber daya untuk menghasilkan barang tersebut. Apakah akan memproduksi lebih banyak rumah sangat sederhana atau rumah real estate dalam jumlah sedikit? Apakah lebih baik memproduksi lebih banyak pusat pertokoan, seperti Supermarket, Supermall, dan Hypermarket atau lebih sedikit pasar-pasar tradisional? Atau apakah akan memproduksi lebih sedikit barang-barang konsumsi seperti roti dan lebih banyak memproduksi barang-barang produksi seperti pabrik roti yang dapat menyediakan roti yang lebih banyak untuk masa yang akan datang? 2. Bagaimana How Barang Harus Diproduksi? Masalah ekonomi berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah bagaimana how barang tersebut harus diproduksi. Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi barang tersebut, dengan menggunakan komposisi sumber daya faktor-faktor produksi apa saja dan dengan menggunakan teknik produksi yang bagaimana. Sebagai contoh, pemerintah memutuskan untuk memproduksi padi lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras secara swadaya pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, siapa yang akan memproduksi? Apakah pemerintah, swasta, atau perseorangan? Faktor faktor produksi apa saja yang akan digunakan? Apakah teknik produksi yang digunakan melibatkan pemakaian alat-alat pertanian modern traktor dan mesin pembasmi hama ataukah dilakukan secara tradisional bajak, cangkul, dan semprotan hama? Selanjutnya, apakah produksi akan dilakukan secara massal yang padat modal atau padat karya? 3. Untuk Siapa for Whom Barang Harus Diproduksi? Permasalahan berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah untuk siapa for whom barang itu diproduksi? Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari barang tersebut. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, jika hanya dinikmati sebagian anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat. Dengan adanya ketiga masalah pokok ekonomi tersebut, setiap manusia dituntut untuk menentukan pilihan atau keputusan dalam mempergunakan sumber daya atau faktor produksi sehingga dapat mencari alternatif dalam menghadapi sumber daya yang langka. Sumber: Tempo, 12 November 2006 Pertanyaan barang apa yang harus diproduksi dalam ekonomi dapat diatasi dengan mengetahui segmentasi pasar dan konsumen yang akan dituju. Misalnya usaha kecil dan menengah seperti pengrajin ini memiliki konsumen- konsumen di luar negeri. Gambar 1.11 Diskusikanlah 1.1 Setelah Anda memahami materi tersebut, tugas Anda adalah sebagai berikut. 1. Buatlah kelompok belajar maksimal 3 orang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Kemudian, carilah perusahaan kecil atau perusahaan besar yang ada di sekitar lingkungan Anda. 2. Lakukanlah wawancara dengan pemilik perusahaan atau dengan pekerjanya mengenai kegiatan ekonomi yang dilakukan. 3. Identifikasi barang apa yang diproduksi, bagaimana memproduksi, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Hasilnya dipresentasikan di kelas. Selanjutnya, dikumpulkan kepada BapakIbu guru Anda minggu depan. Sumber: Tempo, 19 Maret 2006 Dalam memproduksi barang harus menggunakan cara yang memaksimumkan keuntungan. Gambar 1.12 Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X 12 Sumber: Tempo, 23–29 Januari 2006 Liputan Ekonomi Economic Report Biaya oportunitas adalah suatu keputusan didasarkan pada apa yang harus dikesampingkan alternatif terbaik berikutnya sebagai hasil keputusan. Keputusan apapun yang melibatkan pilihan antara dua atau lebih memiliki biaya oportunitas. The opportunity cost of a decision is based on what must be given up the next best alternative as a result of the decision. Any decision that involves a choice between two or more options has an opportunity cost.

D. Biaya Oportunitas

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap masyarakat dapat berbeda dalam hal siapa yang menentukan pilihan dan bagaimana pilihan tersebut ditentukan. Hal ini akan bergantung pada sistem perekonomian yang dianut oleh suatu masyarakat. Walaupun demikian, kebutuhan untuk memilih berlaku umum untuk semua masyarakat. Jika kelangkaan mengharuskan adanya kebutuhan memilih, pilihan secara tidak langsung menandakan adanya biaya. Artinya, keputusan untuk memproduksi sesuatu lebih banyak memerlukan keputusan untuk memproduksi sesuatu yang lain lebih sedikit. Lebih sedikitnya memproduksi sesuatu yang lain dianggap sebagai biaya memproduksi sesuatu lebih banyak. Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan biaya oportunitas. Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa biaya oportunitas dari suatu keputusan terjadi karena melakukan pilihan terhadap barang langka dengan mengorbankan barang lain. Biaya oportunitasnya adalah nilai dari barang atau jasa yang dilepaskan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Lipsey mengartikan biaya oportunitas adalah biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu, yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan untuk tujuan lain. Dengan kata lain, diukur dengan satuan barang lain yang seharusnya bisa diperoleh. Berdasarkan konsep biaya oportunitas tersebut, bahwa dalam menentukan pilihan banyak sekali kelangkaan memaksa seseorang untuk mengorbankan aktivitas alternatifnya. Hal tersebut menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Misalnya, Paula adalah lulusan sarjana ekonomi. Di samping sarjana ekonomi, Paula juga ahli pemrograman komputer. Sebagai ahli pemrograman komputer, Paula telah digaji sebesar Rp2.000.000,00 per bulannya. Namun, naluri kewanitaan Paula memutuskan untuk menjadi dosen di suatu perguruan tinggi negeri. Dengan keputusannya tersebut, Paula telah kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan sebagai seorang ahli pemrograman komputer. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari bekerja sebagai ahli pemrograman komputer merupakan biaya oportunitas. Contoh lain, setelah lulus SMA Beti memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi negeri, tetapi Beti memutuskan untuk bekerja sehingga ia akan mendapat gaji per bulan sebesar Rp1.000.000,00. Jika ia kuliah, diperlukan biaya untuk SPP, buku-buku, tugas, uang kos, pakaian, dan biaya lainnya yang semuanya berjumlah Rp1.500.000,00 per bulan. Jadi, opportunity cost Beti untuk melanjutkan kuliah adalah sebesar Rp12.000.000,00 gaji bekerja selama satu tahun. Jika tidak bekerja dan melanjutkan kuliah, biaya yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp18.000.000,00 biaya kuliah. Keputusan seorang individu untuk bekerja juga berhubungan dengan sejauhmana ia bersedia mengalokasikan waktu untuk bekerja dan tidak bekerja.Opportunity cost biaya kesempatan dari bekerja adalah hilangnya waktu untuk tidak bekerja leisure time yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Misalnya, berkumpul dengan keluarga, belanja, bersenang-senang, sebaliknya biaya oportunitas dari tidak bekerja adalah hilangnya pendapatan. Kompetensi Ekonomi Diskusikan dengan teman sembangku Anda. Bagaimanakah sikap Anda jika dihadapkan pada dua pilihan, yaitu melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi atau memutuskan untuk bekerja? Petani yang bekerja di sawah sebenarnya memiliki kesempatan untuk bekerja di bidang lain, seperti bekerja sebagai nelayan, berburu, atau di pasar. Gambar 1.13